Gairah Sang Mantan

Berjuang untuk di hatimu

Di kala ku harus berkorban

'Tuk dapatkan cintamu

'Tuk dapatkan hatimu seutuhnya

Bertahan untuk di hatimu..

Di kala ku harus mengalah

Ku ingin engkau tahu

Kuharap kau mengerti cintaku

Inilah caraku mencintai dirimu

Sampai kau tak ragukan cintaku

Ku tak akan berubah hingga akhir waktu

Sampai kau bahagia

Notifikasi ponselku berbunyi, kulihat ada Direct Messager di akun sosmedku . Ku buka lalu ku baca , siapa yang mengirim pesan tidak ku kenal, saat ku buka akunnya terkunci, bahkan foto profil pun tidak ada.

Aneh.. Di saat aku galau dengan semua sikap sahabatku, sekarang malah muncul pesan yang tidak ku ketahui siapa orangnya.

Semua serba kebetulan..

Dari Nomor Randra yang sebelumnya tidak aktif tiba tiba ada jejak aktif kembali.

Silvi tiba tiba memberikan kabar tentang Randra. Bahkan siska pun membahasnya..

Aku mulai gusar.. Bagaimana jika yang mengirim pesan adalah Randra ? Bagaimana jika suatu saat nanti Dia datang kembali, sikap apa yang akan aku tunjukan padanya?

Bagaimana jika dia tau kebenaran tentang Raina , anak yang bahkan tidak pernah dia duga tumbuh di rahimku?

Marah ? Iyaaa aku masih sangat Marah jika ingat dia pergi begitu saja, meninggalkan aku tanpa penjelasan .

' Apakah kamu tau ? Aku sangat menderita selama ini..

Sibuk Menata hati ,

Melarikan diri dari keramaian,

 Menyendiri dalam kesunyian,

Menangis dalam kegelapan malam,

Aku tidak menyesali pertemuan kita..

Karna dari situ, aku menemukan kebahagiaan baru yaitu Raina..

Memang benar kata orang..

Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan..

Ku pandangi wajah Raina yang tertidur lelap di sampingku..

Ku belai wajah mungilnya, Aku tertawa seketika betapa Takdir sangat sayang padaku..

Sosok Wajah yang bahkan sangat ingin ku lupakan, malah muncul kembali dalam versi kecilnya..

Yaa... wajah Raina adalah Duplicate versi kecil Ayahnya.

Aku bangun dari tidurku.. Dengan menyemangati diri sendiri, ku buang rasa Galau yang menyelimutiku saat ini .

" Sudah tidak akan ada lagi kata Galau untuk kebahagiakan Raina"

" Semangat hidupku saat ini hanya Raina, aku berjuang juga untuk Raina "

" Doakan Bunda Agar bisa membuatmu menjadi anak yang selalu bahagia nak" ucapku sambil mengecup kening Raina

Aku keluar kamar.. Ku temui ibu yang sedang memasak di dapur

"ibu... "

" hmmm? Tunggu sebentar nak setelah ini selesai" jawab ibu tanpa menolehku

" Bu.. Kalau aku mau kerja lagi gimana menurut ibu ? " tanyaku

ibu menolehku, dan mematikan kompornya, mendekatiku dan duduk di depanku

" terserah kamu.. Tapi nanti yaa.. Setelah Raina lulus Asi-nya.. Tunggu dia berusia 6 bulan " sambil mengusap lenganku

" Aku ingin kerja bu.. Aku Ingin membantu ibu .. Kebutuhan anak semakin besar maka semakin mahal.. Tapi aku juga gak tega meninggalkan Raina.. "

"kan ada ibu yang menjaga Raina.. tapi meskipun kamu tidak kerja keluar, kita sudah ada pendapatan dari toko, dan juga dari uang sewa rumah yang di kota P, kamu gak usah terlalu pikirkan masalah ini mey.. Fokus pada Raina saja untuk saat ini.. "

" tapi bu.."

"Sudah.. Masalah kerja nanti kita bicarakan lagi, jika kamu sudah siap ya tinggal lakukan saja.. Masalah menjaga Raina akan jadi tanggung jawab ibu jika kamu memutuskan untuk bekerja lagi..

" baiklah bu.. Terima kasih untuk perhatian ibu... ucapku seraya memeluknya. Ia membalas pelukanku dengan sayang. Aku berjanji akan bwrusqha membahagiakan ibu dan juga Anakku.