NovelToon NovelToon
The One Who Give Me Butterflies Feeling

The One Who Give Me Butterflies Feeling

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cerita cinta dari masa remaja saat SMU hingga dewasa.
Bagaimana proses pendewasaan terbentuk karena mengenal cinta.
Cinta itu seperti permen dengan berbagai rasa, manis, asam, juga rasa mint yang kadang terasa pedas tapi menyegarkan.

Aku membuat cerita ini tidak dalam bentuk panjang, tidak banyak drama dan bertele-tele.
Cerita fiksi yang berdasarkan detail kebenaran.

Semoga kalian menyukainya.
Full of love from me,
Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Putus

Aku sudah menjadi mahasiswi di salah satu universitas swasta di Bandung. Meski aku memiliki keluarga di Bandung, tapi aku memilih menyewa kost tidak jauh dari kampusku.

Sungguh hubungan jarak jauh sangatlah berat. Apa mungkin karena aku dan Danny masih remaja, jadi kami sering berpikir irasional, dan terbawa emosi juga rasa ego yang tinggi dari kami masing-masing.

Di akhir hubungan kami, Danny semakin cemburuan. Apa dia bersikap seperti itu karena disisi Danny juga ada cewek lain yang mendekatinya, jadi dalam hatinya mulai masuk perempuan lain. Entahlah aku tidak pernah tau jawabannya.

Saat itu Danny pun sedang didekati oleh teman kuliahnya. Apa karena dia memang berkewarganegaraan Australia, lahir dan besar disana, jadi memiliki kebiasaan yang berbeda dengan orang Indonesia. Menurutku cewek ini terlalu berani saat melakukan pendekatan ke Danny. Bahkan dia berani muncul dihadapanku saat Danny sedang video call denganku di area kampus.

Memang sih, cewek ini hanya bertegur sapa dan memperkenalkan diri saja, tapi itu sangat menggangguku.

Kali ini aku yang sering memulai pertengkaran dengan Danny, aku akui aku cemburu. Tapi tidak mengakui ke Danny kalau aku sebenarnya cemburu, aku hanya berkilah kalau cewek ini tidak sopan dan tidak tau kebiasaan orang Indonesia, dan Danny membiarkan hal itu terjadi.

Komunikasi kami semakin memburuk.

Hingga akhirnya aku dengar dari Rio melalui Dian, bahwa Danny berselingkuh. Si cewek penganggu ini keluar dari kamar apartemen Danny di pagi hari.

Kebetulan Danny sudah 1 mingguan hanya bertukar pesan denganku melalui WA saja dan tidak ada video call atau zoom dengan alasan kesibukan, dan waktunya tidak ada yang pas. Setelah kutelusuri ternyata Rio juga mendengar kabar bukan dari Danny langsung, tetapi temannya mereka yang lain, yang berteman dekat dengan salah satu penghuni apartemen lainnya. Ya apartemen Danny memiliki 3 kamar, Danny menyewanya barengan dengan teman-teman yang 1 jurusan dengannya.

Aku sungguh sangat marah, dan menolak semua panggilan yang masuk dari Danny. Terakhir aku menjelaskan melalui WA bahwa aku tidak bisa menerima kejadian itu. Dan Danny menjelaskan itu hanya salah paham, dan menuntut menjelaskannya melalui video call atau zoom.

Setelah 1 minggu aku menolak penjelasan Danny, akhirnya malam itu aku menerima panggilan dari Danny. Dia menjelaskan bahwa benar perempuan itu baru pulang di pagi hari, tapi tidak tidur dikamarnya.

Danny sedang demam, jadi perempuan itu membawakan Danny makan malam. Dalam penjelasan Danny, dia mengingatnya bahwa sudah meminta cewek itu pulang setelah mengantar makanan, dan mengingat bahwa cewek itu juga sudah pulang setelah meletakkan makanan di kamar Danny. Mungkin di pagi hari salah satu penghuni apartemen, membukakan pintu untuk cewek itu mengantarkan makanan untuk sarapan. Dan penghuni kamar lainnya melihatnya keluar dari kamar Danny saat cewek itu pamit pulang.

Entah bagaimana gossip yang beredar di antara teman-teman SMU Danny yang bersekolah disana kalau Danny juga mulai menaruh hati dengan cewek itu. Bahkan ada gossip yang mengatakan bahwa ada yang melihat Danny dicium dipipi oleh perempuan itu.

Tentu saja Danny menyanggah semua gossip itu, mengatakan itu hanyalah gossip bukan kenyataan.

Yah kata pepatah tidak ada asap kalau tidak ada api bukan. Entah apa kenyataannya, yang jelas aku tidak terima ada gossip seperti itu. Bagaimana jika itu benar, bagaimana bisa Danny membiarkan cewek lain menciumnya.

Dalam pertengkaran kami saat itu, kami saling berteriak, lalu aku terdiam dan menangis. Mendengarku menangis, Danny meminta waktu untuk kami istirahat sebentar lalu menunggu waktu yang tepat untuk berbicara baik-baik.

Selama 1 minggu kami menunda pertengkaran kami, dan berkomunikasi seadanya. Dalam 1 hari hanya kata kata singkat yang kami ucapkan satu sama lain. Hanya sekedar bertegur sapa lalu melanjutkan hari-hari kami berlalu. Di weekend berikutnya kami sepakat untuk berbicara baik-baik, berjanji untuk tidak saling berteriak lagi.

Dia menjelaskan kenapa menurutku Danny sekarang lebih cemburuan. Ternyata diluar Ivan ada kejadian lain yang membuatnya tidak suka, dan aku memang melewatkan cerita itu ke Danny karena bagiku itu hanya peristiwa yang memang sangat tidak penting jadi untuk apa aku ceritakan.

Setelah kejadian Ivan, memang ada anak kuliahan yang mendekatiku, salah satu sepupu temanku yang mengaku suka melihatku saat dia menjemput sepupunya pulang sekolah. Lalu dia mengatakan suka padaku, ingin berkenalan lebih lanjut. Lalu aku menolak dan menjelaskan aku sudah memiliki pacar. Ya, kemudian cowok itu pergi berlalu begitu saja dalam waktu singkat. Jadi menurutku itu tidak penting, hanya karena cowok itu meminta berkenalan lalu aku menolaknya dan dia pergi, selesai sudah ceritanya.

Tapi ternyata Danny mengetahuinya, karena anak kuliahan itu adalah kenalan jauh kakak Danny. Lalu kakak Danny menceritakannya kepada Danny. Aku tidak menyadari kalau Danny pernah sekilas bertanya soal itu, karena bagiku itu angin lalu jadi aku menjawab sekenanya saja, dan melupakannya.

Bagi Danny aku berusaha menutupinya, dan berbohong soal itu. Itulah sebabnya dia jadi lebih cemburuan daripada biasanya.

Dari sisi aku, aku tidak percaya Danny tidak membuka hatinya untuk cewek lain, bagiku Danny memberi celah buat perempuan lain mendekatinya. Apa bedanya dengan selingkuh, kalau begitu.

Bagi aku dan Danny saat itu, kami masing-masing telah berubah. Kami juga tidak memiliki solusi yang kuat untuk pertengkaran kami saat itu, lalu menyadari akan ada pertengkaran-pertengkaran lain setelah ini.

Kami terdiam cukup lama, aku akhirnya sambil menangis aku meminta putus saja. Bagiku saat itu untuk apa kami melanjutkan hubungan ini, jika aku selalu menangis. Aku merasa mungkin kami akan lebih bahagia jika kami mengakhirinya. Meski dalam hati aku ingin berkata lain, aku ingin berkata : "Berjanjilah Dann, kamu akan setia dan menunjukkannya, maka aku akan melupakan dan memaafkan semua pertengkaran ini". Tetapi Danny hanya terdiam mendengar permintaan putusku.

Lalu aku berkata: "Dann jangan diam saja, apa perasaan kamu udah berubah Dann?".

Tetapi Danny hanya diam, dan meminta melanjutkan pembicaraan ini besok lagi.

Saat Danny berkata seperti itu, aku berkata dalam hati, kalau perasaanku belum berubah Dann, aku masih mencintaimu sama seperti awal kita jadian. Aku ingin berteriak dan berkata, tidak bisakah kita membangun kembali hubungan ini. Tidak bisakah kamu berkata bahwa kamu masih mencintaiku. Kenapa hanya diam saja.

Setelah video call itu terputus, aku menangis sejadi jadinya. Untung aku sedang sendiri di rumah selama weekend ini. Teman-teman kostku sedang ada acara dikampus dari pagi hingga malam. Jadi mereka tidak akan melihat mataku yang sembab besok hari.

Selama menangis aku bertanya tanya kenapa Danny hanya terdiam saja, apa itu artinya keputusanku benar untuk meminta putus. Karena diam berarti memang benar kalau Danny mulai membuka hatinya untuk perempuan lain bukan. Aku sempat berpikir bahwa besok, aku akan memintanya untuk tetap bersamaku saja, memintanya berjanji untuk tetap mencintaiku, tapi apa itu hal yang benar untuk dilakukan. Tapi tidak tau bagaimana caranya untuk melepaskan Danny, aku yakin aku tidak akan bisa melupakannya. Aku terus menangis sampai tertidur.

Aku bangun telat, dan tidak bernafsu untuk makan, jadi aku melewatkan sarapan dan hanya mengisi perutku dengan kue disiang harinya. Saat sore aku mengisi perutku dengan bakso, yang lewat depan rumah kost. Saat malam Danny melakukan panggilan video call lagi.

Benarkah mataku tidak salah melihat bukan, sepertinya Danny juga menangis.

Akhhh sepertinya mataku membohongiku, mungkin karena mataku bengkak karena seharian menangis jadi aku salah mengira.

"Fann, aku tadinya nungguin liburan berikutnya buat kita ketemuan, aku kangen kamu Fan". Danny memulai pembicaraannya.

Aku hanya bisa diam dan menunggu kata-katanya yang berikutnya. Dalam hati aku juga berkata, dia hanya mengatakan kangen, tidak ada kata-kata sayang, tidak ada kata cinta. Lalu aku memikirkan kembali pemikiranku tadi malam, berarti kalau aku memintanya untuk tinggal pun tidak akan berarti apa-apa, dan mungkin dia akan tetap tinggal hanya karena tidak tau harus berkata apa dan pada akhirnya kami akan tetap putus juga.

Danny lalu melanjutkan pembicaraannya: "Kalau kamu mau putus, baiklah kita putus aja sekarang"

Aku terdiam mendengarnya, ingin rasanya berteriak "Gak aku ga mau putus, kamu yang menyebabkan aku bilang begitu, bukan aku".

Tapi kali ini giliran aku yang terdiam dan tidak berkata apa apa.

Danny terdiam juga beberapa saat, lalu berkata lagi: "Terima kasih Fann udah pernah jadi bagian hidup aku, entah kamu percaya atau tidak, kamu orang pertama yang membuat aku tau artinya cinta". "Ya mungkin kamu ga percaya sama kata kataku barusan karena aku memang pernah jadian sebelum kamu, tapi aku dulu tidak pernah mencitai Bella sedalam cinta aku sama kamu".

Selama Danny berkata itu, air mataku jatuh lagi, padahal aku sudah berusaha keras untuk tidak menangis. Dalam hati aku berkata, kamu cinta pertamaku Dann, tapi mendengar kata Bella dan kata dulu, membuat air mata yang sudah aku tahan jatuh juga.

Apa itu artinya cintanya sudah tidak sedalam itu lagi.

Danny berkata lagi : "Maafin aku yang membuat kamu nangis seperti sekarang, mungkin inilah saatnya aku melepasmu, jangan nangis lagi ya Fann".

Aku berusaha mengatur emosiku, mengurangi tangisanku. Lalu setelah mereda aku berkata: "Ya Dann, terima kasih juga dan maaf karena aku suka marah akhir-akhir ini, semoga kamu bahagia Dann".

"Aku juga mengharapkan kamu bahagia Fann, jangan nangis lagi ok". Itulah kata-kata terakhir Danny yang kuingat.

Lalu kami memutuskan pembicaraan kami. Dan aku kembali menangis sampai tertidur.

Hari Senin teman-teman kost ku mengetahui aku putus dengan Danny, karena mataku yang bengkak, aku juga malu datang ke kampus jadi memutuskan untuk bolos saja. Beberapa hari kemudian teman-teman dekatku tau semua soal putusnya aku dan Danny. Aku memutuskan menginap di kost Nadia selama 2 hari. Lalu hari berikutnya aku kembali ke kamarku dan membereskan semua barang yang ada kenangan antara aku dan Danny, memasukkan semuanya ke dus lalu kuletakkan di atas lemari bajuku.

Selama 1 minggu aku tidak bernafsu makan, jadi aku sering telat makan. Kalaupun aku makan, karena sedang tidak bernafsu aku hanya makan makanan berupa jajanan. Jadi asam lambungku kena. Untungnya sudah akhir semester aku pulang ke rumah sepupuku, selama sakit, aku menginap dirumahnya.

Hari-hari aku lalui seadanya, lalu aku bertekad untuk melupakan Danny, aku tidak bisa terus menerus menangis. Satu satunya jalan adalah melupakan Danny. Entah bagaimana caranya.

1
Jayrbr
Jiwa saya terkoyak!
fien: terima kasih kakak 🥰
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Terima kasih banget thor!
fien: waahhh seneng banget dengernya. nantikan bab selanjutnya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!