NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Nada Si Gadis Pincang

Takdir Cinta Nada Si Gadis Pincang

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Beda Usia
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: elis_konkon

Kisah tentang seorang gadis sederhana yang bernama Nada Ayuni. Ia biasa di panggil Nada. Ya,sesuai dengan namanya. Hidupnya bak seperti tangga nada kadang merdu dan kadang sumbang.

Kekurangan pada fisiknya tak membuatnya berkecil hati. Ia selalu menjalani hari-harinya dengan penuh suka cita. Demi sang adik, ia rela membanting tulang menjadi tulang punggung keluarga.

Bekerja serabutan sana sini pun akan di lakoninya. Demi menghasilkan pundi-pundi uang dan juga demi cita-citanya untuk menyekolahkan sang adik, tak ingin adiknya bernasib sama seperti dirinya yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Nada hanya sampai lulus SMA.

Kehidupannya mulai berubah ketika ia mengenal seorang pemuda tampan dari keluarga kaya yang selalu menghina dan merendahkannya yang kerap memanggilnya si gadis pincang.

Dan juga hadirnya seorang pria dewasa yang akan merubah takdir hidupnya.

Akankah takdir cinta Nada akan berakhir indah dan bahagia? yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elis_konkon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Cemburu

Pagi telah menyingsing, sang surya telah bersinar terang. Sesosok gadis muda mulai menggeliatkan tubuh di balik selimut tebalnya.

"Huah...nyamannya!Eh, kok rasanya ada yang aneh ya?tapi, apa?" Nada menggaruk-garuk kepalanya yang memang terasa gatal.

Nada terlonjak kaget ketika mengingat apa yang telah terjadi semalam. Ia mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar yang tampak begitu luas. Netranya menangkap sosok laki-laki tengah meringkuk di atas sebuah sofa yang hanya pas di tubuh kekarnya.

"Kapan dia pindah ke sofa itu?ah, masa bodo' lah." Nada beranjak turun dari atas tempat tidur kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Reynar terbangun merasakan panggilan alam di pagi hari. Ia pun bangkit dan melangkah terburu-buru menuju ke kamar mandi.

Kriett

Nada yang tengah berendam menikmati aromatherapy yang terasa sangat nyaman dan menenangkan.Tiba-tiba saja ia terjingkat kaget melihat Reynar yang dengan cueknya pipis di closet dan tentu saja Nada dengan jelas dapat melihat penampakan sesuatu yang membuatnya bergidik ngeri dan malu secara bersamaan.

"Aaaaa...!"

"Ya tuhan, sorry...aku kira tidak ada orang, lagi pula kenapa tidak di kunci sih?" Berkata dengan santainya.

Mendengar suara melengking dan begitu memekikkan telinganya, refleks ia tersadar dan segera menutup kembali alat tempurnya.

"Mas...tolong keluar sekarang! kenapa malah bengong? Nada masih menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya namun, ia mengintip dari sela-sela jemarinya.

Reynar mengerutkan alisnya menatap penuh selidik pada gadisnya.

"Ehem...kenapa kamu masih menutup wajahmu itu? percuma kalau kamu juga masih berusaha mengintip dari sela-sela jemarimu itu."

"Eh, enggak-enggak kok, mas! saya tidak melihat apa-apa. Sumpah...!"

"Loh–memangnya aku bilang apa? aku tidak bilang kalau kamu tadi sempat melihat senjataku milikku,kan?"

Reynar malah semakin mengernai Nada yang wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Ti–tidak kok, mas.Mana berani saya melihat itu mas yang...eh, pokoknya saya tidak melihatnya dengan jelas kok,mas.Jangan khawatir!"

Nada tidak menyadari akan perkataannya itu yang malah membongkar kebohongannya sendiri. Itu berati bahwa gadis itu melihatnya.

"Oh, ya?tidak jelas? itu berarti kamu memang melihatnya,bukan?"

Reynar melangkah mendekati Nada yang masih berendam di bathtub, beruntung tubuh polosnya terlindungi dengan busa sabun yang membumbung di permukaan bathtub.

"Mas–mau apa?" Nada semakin menenggelamkan tubuhnya yang menyembul hanya bagian kepala dan lehernya saja.

"Kamu tuang semua ya sabun di botol yang ini? itu kan aroma kesukaanku? " Reynar meraih botol sabun yang tergeletak di dekat bathtub yang ternyata memang telah kosong tak ada isinya.

"Maaf mas, itu tadi saya tidak sengaja menuang semuanya kedalam bathtub. Nanti pasti saya akan ganti,mas."

"Jadi, tolong mas keluar ya! saya mau mandi dulu."

"Hmm...baiklah, kamu memang harus menggantinya!"

Reynar segera beranjak keluar dari dalam kamar mandi.Setelah itu ia melangkah keluar kamar menuju ke lantai bawah.

Seperti biasa,di dapur telah ada dua orang pelayan yang tengah memasak sarapan pagi untuknya.

"Selamat pagi tuan Reynar.Apa ada yang anda inginkan?"

"Tolong buatkan menu sarapan untuk dua orang,ya!"

"Baik tuan!"

Reynar membuka kulkas dan menuangkan.segelas air putih.setelah meminumnya ia pun kembali beranjak naik ke lantai atas.

Kriett

"Loh, kamu belum berpakaian juga? apa menungguku untuk membantumu berganti pakaian?"

"Heh, tidak! bukan itu maksud saya tapi, itu...saya bingung karena tidak bisa menemukan.pakaian dalam wanita sama sekali?" Tertunduk malu.

"Oh, itu? tunggulah sebentar lagi Johan akan membawakan apa yang ingin kau kenakan itu!"

Nada pun mengangguk lalu melangkah menuju ke sofa dan mendudukkan bokongnya di sana mengutak atik ponselnya.Ia mengirimkan pesan pada sang adik.

📩 "Sekar, mungkin kakak akan pulang sedikit telat.Kamu nanti lansung berangkat sekolah saja,ya!"

"Kamu sedang chattingan dengan siapa?" Reynar menghampiri Nada dan duduk di sebelahnya.Refleks Nada menggeser posisi duduknya agak menjauh. Hal itu membuat Reynar tak suka.

"Kenapa kamu menghindariku? geser lagi lebih dekat ke sini, kamu kira aku ini virus apa, yang harus di jauhi!?"

Dengan ragu-ragu dan perasaan was-was gadis itu pun menuruti perintah dari laki-laki yang kelak akan segera menjadi suaminya.

"I–iya,mas.Maaf!"

"Mengapa kamu malah meminta maaf? lebaran masih lama, bukan?"

"Ish...ini orang bisa-bisa berkelakar di suasana seperti ini? tidak tahu apa dia kalau jantungku berdegup tak tenang."

"Mas Reynar ternyata bisa bercanda juga ya?" Nada menyengir kaku.

"Tentu saja bisa, aku ini juga kan masih golongan manusia bukan batu yang keraa dan kaku!"

Suasana hening sejenak, kemudian tanpa di sengaja mereka saling menoleh dan menatap satu sama lain. Muncul debaran aneh yang yang di rasakan oleh ke duanya. Terutama Nada yang menjadi salah tingkah karena di tatap begitu lekat oleh mata elang milik Reynar yang membuatnya meleleh seketika.

Tanpa di sadari wajah mereka kini semakin mendekat dan Reynar memiringkan wajahnya bersiap untuk mencium Nada, hingga suara ketukkan pintu menginterupsi kegiatan uwu-uwu mereka. Reynar sangat kesal dan merutuki si pengganggu.

"s***! siapa sih yang berani-beraninya mengganggu kesenanganku?"

Nada baru saja akan melangkah untuk membukakan pintunya. Namun langsung di cegah oleh Reynar.

"Kamu duduk dan diam saja di sini!biar aku yang membukakan pintunya."

ceklek

kriett

"Ada apa,hah? oh, kamu Johan. Mana barang yang aku minta?"

"Selamat pagi Tuan. oh, ini barang yang anda minta. Maaf jika saya menganggu kegiatan anda!"

"Iya– tentu saja, itu karena kamu itu datang di saat yang tidak tepat?" Menatap tajam Johan.

"Mana? berikan barang itu padaku!"

"Ini, tuan. Maaf, kalau saya telah mengganggu anda!"

Johan jadi salah tingkah dan langsung pamit undur diri sebelum kena semprot kembali.

"Kalau begitu, saya pamit undur diri,Tuan! saya akan menuju ke kantor."

"Tunggu!"

Mendengar seruan atasannya itu, Johan pun menghentikan langkahnya dan berbalik kembali mendekat.

"Iya, apa ada lagi yang harus saya kerjakan,Tuan?"

"Tunggulah, dan makanlah di sini! pasti kamu belum sarapan,bukan?"

"Baik, Tuan!"

Johan pun mengangguk dan menghela nafas lega karena tadi mengira ia akan kena marah karena tanpa sengaja mengganggu atasannya tersebut.

"Ini, barang kramat yang ingin kau kenakan! Cepatlah berpakaian, kita akan langsung kembali ke mansion utama!"

Menyerahkan sebuah paper bag pada Nada, ia melongok isinya sekilas yang ternyata sepasang dalaman untuk perempuan.

"Loh, kamu mau kemana?"

Reynar mengernyit melihat Nada yang malah masuk ke dalam kamar mandi.

"Mau mengenakan ini lah, mas. Masa' saya akan mengenakannya di hadapan mas Rey?"

"Kamu barusan memanggilku apa?coba ulangi?" menarik sudut bibirnya tersenyum samar.

"Eh, maksudnya saya akan mengganti pakaian di kamar mandi saja. Tidak mungkin kan saya akan mengenakan ini jika ada mas Reynar di sini?"

"Hh...dasar gadis licin, pintar sekali mengelak kamu ya?lihat saja nanti, aku akan membuatmu tak akan bisa berkutik lagi!"

"Ekhem...ya,sudah. aku mau mandi, kau berpakaian lah di sini saja!" Bergegas masuk ke kamar mandi.

Lima belas menit kemudian mereka turun dan menuju ke meja makan.

"Selamat pagi nona Nada!" Johan menyapa dan tersenyum ramah pada calon istri dari boss nya.

"Selamat pagi, Tuan Johan!" Membalas dengan senyuman tak kalah ramahnya.

Reynar melirik tak suka akan interaksi keduanya.

"Ehem...Ayo, kita langsung sarapan saja! tidak usah pakai acara ramah tamah segala?"

"Ada apa sih dengannya? memangnya tidak boleh apa bersikap ramah pada orang lain?masa' sih dia cemburu?"

"Baik Tuan!" Johan jadi merasa tak enak hati, ia melirik sekilas pada Nada.

"Nona Nada memang sangat cantik, pantas saja Tuan Reynar begitu tergila-gila padanya!"

"Jaga pandanganmu,Johan!"

Bersambung

1
Denni Siahaan
semoga aja gak disia siakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!