NovelToon NovelToon
Tanah Bangsawan

Tanah Bangsawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: lunar crimson

Kahisyana jatuh hati pada Carlio seorang bangsawan Belanda dari keluarga Fredinand, seorang penjajah yang menjajah bangsanya ratusan tahun. Kahisyana berusaha mengelak dan meninggalkan cintanya, namun takdir terasa selalu mengembalikannya pada Carlio.

Di samping itu, ia adalah wanita kuat yang selalu berusaha meninggikan derajat wanita, menjadi seorang relawan sebagai guru melawan protes dari pihak penjajah dan pihak bangsanya sendiri. Akankah Kahisyana berhasil atas dirinya dan bangsanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lunar crimson, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

018 — Adik Pocco

“Bagaimana kita akan menunggu bahwa berita rumah singgah ternyaman serdadu, dihancurkan oleh komandonya sendiri,” celoteh Glenio, sembari menyantap makanan miliknya lebih dahulu.

Jeffrien dan Carlio saling memandang, seperti berbicara lewat pergerakan mata. Keduanya memilih diam, tak peduli dengan ucapan Glenio. Mereka sendiri yang akan tersulut jika menanggapi ucapan Glenio.

Mereka bertiga menjalin hubungan sejak mereka kecil, ditempatkan di sekolah yang sama kecuali Glenio yang memiliki jarak lebih tua dari mereka. Jeffrien tak bisa membantah, memang sedari dulu sifat Carlio dan Glenio begitu timpang. Biasanya dirinya akan menjadi penengah, namun hanya Carlio yang mau menghargainya sedangkan Glenio tetap bersih kukuh jika dia benar tidak menerima bantahan.

“Kalian terkena syndrom apa sebenarnya? Mengapa bisa kalian berdua terpincut dengan gadis pribumi rendahan yang tak jelas asal usulnya,” protes Glenio dengan nada remeh.

Carlio membanting sendok tidak terima. “Apa mau aku rontokkan seluruh gigimu?” gertak Carlio. Jeffrien menenangkan dirinya terlebih dahulu agar tidak mudah tersulut, ia menepuk lengan sahabatnya meminta untuk bersabar.

“Bahkan sifatmu seperti anak kecil yang harus ditepuk-tepuk lalu dibujuk terlebih dahulu,” ujar Glenio lagi berusaha tidak peduli.

“Kahisyana? Gadis kotor yang telah terjamah pria berkali-kali?” sulut Glenio.

Carlio beranjak dari duduknya, menghampiri Glenio yang berdecih tak suka. Jeffrien semakin was-was kepada Carlio, mengikuti sahabatnya berdiri di belakang. Takut-takut lelaki itu meluapkan emosinya tak kenal siapa orangnya.

“Kenapa kau begitu mencampuri urusanku?” tanya Carlio. Pria lebih tua darinya itu bangkit, menatap tak kalah sinis.

“Kenapa? Kau tersinggung dengan ucapanku untuk gadis jalang milikmu itu?”

BUGHH!!

Carlio membogem mentah rahang Glenio hingga lelaki itu tersungkur, matanya kini terlihat tersulut. Carlio datang menghampiri Glenio yang kini kembali bangkit, namun hal itu segera dicegah oleh Jeffrien yang lama lama kesal melihat pertikaian mereka.

“Kalian tau diri, ini rumahku jangan sampai anakku melihat pertikaian kalian!!“ teriak Jeffrien lantang menggema di sudut ruang makan.

Glenio berdecih, meninggalkan ruang Jeffrien dan Carlio. Lelaki itu memilih pergi, bibirnya berteriak bersumpah serapah. Jeffrien menghela napasnya panjang lalu pergi meninggalkan Carlio sendiri tanpa pamit berhubung ia mempunyai tugas kemiliterannya, begitupun Carlio yang mengusap wajahnya kasar.

“Tolong jaga Pocco,” pinta Jeffrien. Carlio mau tak mau dengan lesu mengangguki permintaan sahabatnya.

Kakak beradik itu hubungannya semakin renggang, memang mereka tidak pernah seperti ini sebelumnya. Apa karena Carlio terlalu serius menanggapi? Tidak, baginya kakaknya itu begitu keterlaluan.

Tap

tap.

Carlio menatap ke arah anak tangga, gadisnya berdiri di sana sembari menyunggingkan senyum dan Pocco yang tampak takut-takut menatap Carlio.

Carlio melangkahkan kaki, menyusul Kahis. Gadis itu ragu untuk menapak pada anak tangga karena kondisi kakinya yang terkadang terasa seperti sengatan hingga akhirnya Carlio tepat di hadapannya. “Ingin aku gendong?” tawar Carlio, Kahis menatap Pocco.

“Pocco saja, dia ingin digendong olehmu,” ujar Kahis. Anak kecil itu membulatkan matanya tak percaya pada Kahis, kapan dirinya berkata seperti itu?

Pocco langsung berlari terbirit-birit menuruni anak tangga, ia sangat takut dengan lelaki besar itu. “Hati-hati, sayang.” ujar Kahis sembari tertawa kecil melihat kegemasan Pocco.

Lelaki itu memandang Kahis dengan bibir cemberut, gadis itu lalu membenarkan poni Carlio yang berantakan. “Gendonggg,” rengek Kahis memintanya pada Carlio.

Lelaki itu mengangguki tetapi masih tetap diam, membopong Kahis ala bridal style lalu mendudukannya di sofa ruangan tengah bersama Pocco yang telah menunggu. Anak kecil itu beranjak menghampiri Kahis, lalu duduk di pangkuannya.

Carlio mendaratkan bokongnya tepat di sebelah mereka berdua, menatap heran interaksi Kahis dan Pocco yang langsung dekat. “Kenapa tampaknya kalian telah mengenal satu sama lain? Bukankah kalian pertama bertemu di malam tadi?” tanya Carlio penasaran, menaikkan alisnya penasaran.

“Sebelumnya aku sudah bertemu Pocco, ya’kan sayang?” tanya Kahis manja hingga bocah kecil itu menganggukinya dengan cengiran lalu memeluk Kahis.

“Apa bibi mau jadi Mommy Pocco?” sergap Pocco membuat Kahis dan Carlio saling menatap satu sama lain, gadis itu mengelus surai Pocco lembut.

“Kenapa tidak? Panggil aku Mommy,” pinta Kahis membuat kedua orang di dekatnya sama sama tak percaya, Pocco kegirangan dan lelaki bertubuh besar itu menatap Kahis cemberut.

“Mommy,” panggil Pocco sembari mengerjapkan matanya, Kahis mengecup sekilas kening Pocco.

“Ini Daddy,” ujar Kahis sembari menunjuk Carlio yang tak percaya lagi, hatinya kini kegirangan lalu menyengir melambaikan tangannya pada Pocco. Bocah itu mendengus menatap Carlio.

“Dia hanyalah paman galak,” tuding Pocco membuat Kahis tertawa terpingkal-pingkal, Carlio menambahkan wajah cemberutnya berkali-kali.

Namun, wajah cemberutnya itu langsung menghilang Carlio baru saja menemukan ide yang amat cemerlang. “Pocco, apa kau tidak ingin mempunyai adik?” tanya Carlio menaik - turunkan alisnya menawarkan.

Gadis itu langsung tersontak, memukul lengan Carlio pelan dan sedikit tertawa. “Mau, berikan pada Pocco sekarang!” pinta Pocco memaksa kepada Carlio, dua manusia yang beranjak dewasa itu saling menatap dan menggaruk pelipis.

“Tunggu saja ya, Daddy juga sedang memintanya pada Mommy,” ujar Carlio lalu melirik Kahis dengan pipi memerah seperti tomat, lelaki itu kemudian mengerlingkan mata sebelahnya.

“Tidak mau, Pocco maunya sekarang!”

Keduanya sama-sama dilanda kebingungan, Carlio tidak ada hentinya diberikan cubitan kecil oleh Kahis. Mereka berdua menghadapi rengekan Pocco yang menjadi-jadi hingga bocah kecil itu meraung dengan sangat keras.

“Kalian berbohooong!” teriak Pocco.

Di sisi lain Jeffrien tengah menghadap Jendral utama. Walaupun wajahnya itu tampak santai, tapi buliran keringat sebesar biji jagung tak berhenti untuk keluar membasahi wajah santainya. Cemas.

“Apa kau tau peristiwa tadi malam, Jef? Mengapa kau tidak ada di sana? Ke mana kau semalaman meninggalkan kewajibanmu? Satu kesalahan. Yang kedua, mereka yang ada di sana melapor bahwa kau ikut terlibat dalam peristiwa itu. Hal gila apa yang sedang kau lakukan?” tanya Jendral menatap garang Jeffrien hingga lelaki itu kicep.

“Saya tidak tau apa-apa, Jendral.” balas Jeffrien ragu. Orang di depannya menatap Jeffrien intens dan skeptis.

“Bisakah kau bergerak lebih pelan? Bagaimana jika kau tertangkap?” tanyanya dengan kesal.

“Bagaimana bisa pelan? Bukankah itu cukup genting?” tanya Jeffrien kembali, pria yang memasuki kepala empat itu berdecak sesaat.

“Aku memberhentikan dirimu sementara, kali ini aku tidak bisa membantumu,” ujar pria itu. Jeffrien menganggukkan kepala, menerima semuanya.

“Jika kau bukan ponakanku, akan aku cabut jabatanmu,” ancam pria itu lalu tertawa terbahak-bahak. Kini ia bangkit ingin keluar, namun menyempatkan berdiri di samping Jeffrien.

“Apa kau telah menemukan pengganti? Syukurlah kau bergerak satu langkah lebih dari diriku,” gumamnya melirik Jeffrien dan dengan entengnya ia bersiul meninggalkan Jeffrien yang menggelengkan kepalanya sedikit frustasi menghadapi tingkah pamannya.

1
Yi Yid
siapa ini? carlio kh
Zizi
smngt kak up nya🌹🌹
lunariesse van der hourver: terima kasih semangat juga 💗💗💗
total 1 replies
hazelsgn
p
Ikhsan
bagus kak,keren
Ikhsan: sama sama kak
lunariesse van der hourver: terimakasih
total 2 replies
Bilqies
gak kurang sih cuma udah kewajiban kamu sebagai orang tua untuk membesarkan dan membiayai anaknya
Bilqies
1 kata egois
sama aja jual anaknya untuk kepentingan dia yang tak mau jadi gelandangan
Mhila izuna
mampir thor
si ciprut
dua dulu😁
si ciprut
saya sih bukan mau mencela atau bagaimana. cuma untuk sesi bab awal lebih baik fokus pada tokoh utama dulu. entah itu perkenalan dari tokoh protagonis. dari segi pendidikan atau visual ataupun yg lainnya. fokus itu dulu. baru bab selanjutnya adalah jalan cerita kisah yg akan disampaikan.
maaf saya juga orang baru di dunia novel. tapi itu semua pernah saya alami dan juga ditegur oleh auditor NT. dan untuk 'kata' lebih baik 1000- 1200 kata, agar bisa mencakup cerita di satu bab.
tetap semangat kak. semoga sukses🤗
lunariesse van der hourver: baiklaaa terima kasih krisarnya kakk
total 1 replies
Yiab Yoje
thorrr
lunariesse van der hourver: apaaaa
total 1 replies
husnia wahidah
prolognya bagus bgt, heran
lunariesse van der hourver: makasih ya sengku
total 1 replies
husnia wahidah
kapan up nya thor? seru banget baru kali ini nemu cerita kaya gini
lunariesse van der hourver: ditunggu ya seng
total 1 replies
Legiyan Lyn
keren
niara kahishaa
mantap bgt thor
hazelsgn
hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!