The Love Struggle

Isi dari kartu ucapan dari Shanum:

Selamat ulangtahun suamiku tercinta dan selamat kamu juga akan jadi Daddy. Aku sangat senang kali ini aku bisa merayakan ulangtahunmu bersamamu pertama kalinya dan sampai bertemu dengan anak kita untuk merayakan ulang tahunmu tahun depan.

Dari: Istrimu tercinta, Shanum Afnan Al-Farisi

Setelah membaca isi kartu ucapan tersebut. Ziyad menitipkan kotak tersebut beserta isinya kepada ibunya dan berlari keluar untuk mencari keberadaan Shanum dimana pun dia berada.

Beberapa jam kemudian. Ziyad belum menemukan keberadaan Shanum dan membuatnya merasa bersalah. Kini, Ziyad berada di kantornya dan sedang duduk di kursi kebesarannya sambil melamun dengan penampilan kembali kacau persis seperti ketika Shanum pergi dari rumahnya atau lebih tepatnya dia usir Shanum atas kebodohannya sendiri. Tiba-tiba suara ketukan pintu membuatnya tersadar dan mempersilahkan orang tersebut masuk.

"Permisi tuan, Ada seorang wanita muda yang ingin bertemu dengan Anda" ucap asisten pribadi Ziyad bernama Zaki saat masuk ke dalam ruangan

"Siapa?" tanya Ziyad heran karena dia tidak memiliki janji atau urusan diluar hari ini kecuali mencari keberadaan Shanum yang tak kunjung ia temukan

"Namanya nona Rania, tuan"jawab Zaki dengan sopan

"Ngapain Rania kesini? Aneh" ucap Ziyad dalam hati dengan heran

"Bawa dia masuk"perintah Ziyad

"Baik, tuan"jawab Zaki dan minta izin untuk pergi

Beberapa saat kemudian, wanita yang disebut oleh sekretaris Ziyad itu masuk ke dalam ruangan Ziyad dengan ekspresi yang tak bisa ditebak.

“Assalamu Alaikum kak Ziyad”ucap seorang wanita muda yang muncul dari balik pintu.

“Wa Alaikum salam. Ada urusan apa kamu menemuiku?” tanya Ziyad dengan wajah yang datar dan dingin

“Ada hal yang penting yang ingin aku katakan kak” ucap wanita muda tersebut dengan gelisah

“Baiklah. Silakan duduk di sofa” ucap Ziyad mempersilahkan wanita muda itu duduk dan Ziyad pun juga duduk di sofa single yang berbeda.

“Katakan apa yang ingin kamu katakan Rania” ucap Ziyad tak sabar. Ya, wanita muda tersebut adalah Rania seperti yang disebut oleh asisten Ziyad sebelumnya.

“Aku ingin meminta maaf terlebih dahulu. Aku benar-benar minta maaf kak”ucap Rania dengan wajah penuh penyesalan

“Minta maaf untuk apa? Katakan dengan jelas. Aku tak punya waktu untuk membahas hal yang tidak penting” ucap Ziyad dengan dingin

“Sebenarnya kejadian yang terjadi pada Shanum dan kak Farhan itu adalah rencana kak Kayla yang memisahkan kak Ziyad dengan Shanum dan aku ikut membatunya” ucap Rania dengan ketakutan ketika melihat ekspresi Ziyad tiba-tiba melototnya dengan tajam berserta wajah yang memerah karena sangat marah

“Apa? Apa tujuan menghancurkan hubunganku dengan istriku? Apa kalian tau perbuatan kalian tidak pernah akan aku maafkan dan aku pastikan kalian tidak bisa lolos dariku” ucap Ziyad sambil mengepalkan tangannya

“Maaf kak. Kak Kayla melakukan ini karena sangat mencintaimu. Ia bahkan mau menjebakmu besok lagi pada saat hari anniversary pernikahan mama dan papa. Kak Kayla meminta tolong padaku untuk memberi obat tidur di minuman ka Ziyad dan melakukan hal yang sama terhadap kak Farhan sebelumnya” ucap Rania memberanikan diri untuk mengatakan semua rencana busuk kakaknya.

Setelah mendengar semua penjelasan dari Rania. Ziyad menyuruh Rania meninggalkan kantornya sebelum ia kelepasan untuk menamparnya dan setelah Rania pergi, Ziyad berteriak histeris dan menangis serta merasa sangat menyesal tidak mempercayai istrinya sendiri.

Beberapa tahun kemudian

Sebuah restoran keluarga bernama The Twin & Mom terlihat sangat ramai dan pengunjung berdatangan tanpa henti. Restauran tersebut baru dibangun sejak 1 tahun yang lalu dan sudah memiliki langganan yang banyak termasuk turis dan penduduk lokal setempat.

Terlihat anak kembar, cewek dan cowok sedang bermain dengan seorang pria di depan restauran tersebut. Beberapa pengunjung merasa gemes melihat tingkah anak kembar sepasang itu.

“Ma Shaa Allah anak kembar itu sangat imut dan lucu” ucap salah satu pengunjung wanita paruh baya yang hendak masuk ke restauran bersama keluarganya.

“Iya benar. Bukankah mereka mirip dengan putra kita saat ia masih kecil” ucap seorang pria paruh baya yang merupakan suami dari wanita paruh baya itu.

Pria yang merasa dibicarakan oleh orang tuanya itu mendongakkan kepalanya. Wajahnya terlihat sangat tirus dan terlihat badannya tidak terawat seperti dulu. Ia menatap kedua anak kembar tersebut dan terasa ada debaran yang aneh ketika melihat mereka tertawa dan loncat-loncat kesana-kemari dengan bahagia. Atensinya berhenti ketika melihat pria yang dia kenal sedang bersama anak kembar itu dan segera menghampiri mereka.

“Khaleed. Lama tidak bertemu bro. Sejak kapan kamu balik ke Malaysia? Mereka anak-anakmu?” tanya Ziyad tiba-tiba seketika pria yang disebut namanya melihat Ziyad berdiri disampingnya. Ya, pria tersebut adalah Ziyad.

“Beberapa tahun yang lalu. Aku tidak sempat menghubungimu karena sejak kembali aku sangat sibuk dan tak ada waktu untuk urusan pribadi. Dunia benar-benar sempit bro. Kok kamu tiba-tiba kurusan ya, aku hampir tidak mengenalimu?” tanya Khaleed sambil berpelukan khas pria dengan Ziyad.

“kamu sudah menikah dan ini anak-anakmu? Tanya Ziyad lagi dan mengganti topik pembicaraannya.

“Lebih tepatnya mereka akan menjadi anak-anakku” ucap Khaleed dengan tersenyum bangga

“Ayo kita masuk kedalam. Pemilik restauran ini adalah kenalanku dan mommy dari anak-anak ini” ucap Khaleed sambil meletakkan kedua tangannya di atas kepala anak kembar tersebut yang tingginya masih setinggi lutut Khaleed.

Setelah mereka masuk ke restauran tak terkecuali keluarga Ziyad. Khalid membawa mereka ke salah satu ruang VVIP yang terdapat di restauran tersebut.

“Anak-anak tadi kemana Nak Khaleed? Umur mereka berapa tahun?” tanya ibunya Ziyad mencari kedua anak kembar tadi. Khaleed dan keluarga Ziyad memang saling mengenal satu sama lain karena Khaleed sering mengunjungi kediaman keluarga Ziyad saat mereka masih kuliah.

“Umur mereka sudah 5 tahun, Tante. Mereka kembali ke mommynya. Mommynya adalah pemilik restauran ini tante” jawab Khaleed dengan tersenyum

“Oh begitu. Padahal Tante mau berbicara dengan anak-anak yang imut tadi. Mereka mengingatkanku pada waktu Ziyad masih kecil. Mereka berdua sangat mirip dengan Ziyad” ucap mamanya Ziyad dengan antusias karena ia sudah lama ingin memiliki cucu.

“Oh benarkah Tante? Memang iya sih mereka sangat mirip dengan Ziyad setelah saya pikir baik-baik” kata Khaleed sambil tersenyum namun ada perasaan yang tidak nyaman ketika mengucapkan kalimat tersebut.

“Ma. Tolong hentikan. Itu hanya kebetulan saja” ucap Ziyad dengan wajah yang murung.

Mamanya Ziyad yang mendengar hal tersebut seketika wajah senangnya berubah menjadi sendu namun dia mengerti dengan perasaan putranya itu.

Khaleed yang merasa suasananya tiba-tiba canggung segera mencairkan suasana dengan memanggil seorang pelayan untuk memesan makanan untuk Ziyad dan keluarganya.

“Silakan kalian pilih menunya. Saya jamin makanan disini sangat enak karena diracik sendiri oleh pemilik restauran ini. Kalian tidak usah bayar karena ini traktiran dari saya sendiri” ucap Khalid sambil tersenyum tulus.

“Baiklah terima kasih. Kami akan memesan menu yang kamu rekomendasikan. Apa kalian setuju?” tanya Ziyad kepada keluarganya

Mereka semua setuju. khaleed pun memesan makanan yang menurutnya sangat enak. Dengan percaya diri sambil memikirkan pemilik restauran yang membuatnya jatuh hati.

Flashback on

Dua tahun setelah acara pemeran seni di Roma, Italia. Khaleed memutuskan untuk memindahkan perusahaannya ke tanah kelahirannya atas permintaan neneknya yang sudah bertambah tua. Khaleed yang juga merasa jauh dengan neneknya setuju akan hal itu dan sekarang dia akan menetap di Malaysia. Saat sedang mengerjakan tugas kantornya di ruang pribadinya yang terdapat di dalam rumah nenek Uzma, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki berjalan dengan perlahan mendekatinya.