NovelToon NovelToon
Kesucian Untuk Tuan Adnan

Kesucian Untuk Tuan Adnan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Wanita Biasa

Kisah cinta seorang wanita malam dan seorang Aparatur negara, Kisah cinta yang di awali dengan ketegangan berbuah manis karna seorang Aparatur negara berhasil menyelamatkan kehormatan sang wanita malam meskipun itu tidak berjalan dengan mudah. Banyak masalah yang mereka lalui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18. Menyatakan cinta.

Adnan langsung mendekat ke arah Izza yang sedang duduk di atas guyuran air shower itu.

"Ya ampun Za, kamu bisa sakit kalau begini. " Adnan langsung mematikan keran air itu dan berusaha untuk mengangkat tubuh Izza.

Izza menolak sentuhan tangan itu, Izza menatap wajah Adnan dengan kondisi basah kuyup. Aliran air mata terlihat jelas di wajah Izza.

Adnan menatap dalam mata Izza. " Apa ? kenapa ? Ayo ucapkan Za, jangan diam seperti ini. " Ucap Adnan khawatir berusaha memeluk Adnan. Namun Izza malah menghindar.

"Tolong lupakan ini Tuan, anggap ini tidak terjadi. Saya janji tidak akan mengatakan ini pada siapapun. " Ucap Izza membuat Adnan menatap tak percaya ke arahnya.

Adnan meraih lengan Izza dan menyentuhnya kuat sehingga Izza tak bisa menghindar. " Zaa ... Dengar ! Kamu jangan takut, saya akan bertanggung jawab. "

Izza menggelengkan kepalanya, " Tidak Tuan. Ini bukan salah anda, ini salah saya. " Tangais Izza tak bisa di bendung lagi. Tangis Izza pecah.

" Ini bukan tentang hal siapa yang salah Za, ini sudah terjadi. Maaf kan saya karena selama ini selalu menganggap kamu sebagai wanita panggilan nyatanya kamu itu masih perawan. Maaf kan saya telah mengambil itu dari kamu. " Ucap Adnan sangat merasa bodoh saat itu.

Adnan membawa tubuh Izza ke dalam pelukannya, Izza menangis begitupun dengan Adnan sempat menitikan air mata. Adnan mencoba membangunkan tubuh Izza, kini Izza mau menuruti perintah Adnan.

Tubuh Izza sangat rapuh, untuk berdiri saja dia tidak bisa tegak. " Sakit ? " Tanya Adnan dalam.

Izza menundukkan kepalanya lalu menganggukkan kepalanya, Adnan lagi-lagi memeluk Izza. Izza sangat merasa haru karna perlakukan Adnan kali itu.

Adnan mengangkat tubuh Izza, Adnan membaringkan tubuh Izza di atas tempat tidur. " Kamu sudah basah kuyup Zaa, sebentar saya pesankan baju dulu. Sementara pakailah dulu ini. " Ucap Adnan mengelus kening Izza sampai ke rambutnya.

Adnan memberikan kemeja tangan panjangnya, sesekali Adnan mengelus luka memar di wajah Izza. Adnan sesekali memukul kasur itu keras, sungguh kali ini ia sudah ingin sekali menghabisi Ayah tirinya itu. Ia sangat tak terima saat dua wanita yang kini berarti di dalam hidupnya di perlakukan kasar oleh Om Haris.

Adnan pun memutuskan untuk membersihkan dirinya sendiri sementara Izza mengganti handuk yang sedang ia kenakan itu dengan kemaja Adnan.

Saat Adnan keluar dari kamar mandi, ia melihat Izza sedang duduk di tepian kasur itu. Dengan rambut acak-acakan tanpa mau menyisirnya, Izza saat itu merasa sangat terpuruk.

Adnan melewati Izza untuk mengambil pakaiannya setelah ia memakai pakaiannya, Adnan menghampiri Izza dan duduk bersimpuh di bawah kaki Izza.

"Apa sebenarnya yang kau takut kan ? Jangan seperti ini. Jadilah Izza yang saya kenal. " Ucap Adnan memegang tangan Izza.

tetesan air mata ini jatuh di atas tengah Adnan, Adnan berdiri dan mengangkat dagu Izza. Wajah yang biasanya terlihat ceria, percaya diri kini wajah itu terlihat pucat pasti.

"Jika saat ini ada yang ingin kamu salahkan, salahkan saya bukan kamu. Kamu melakukan hal itu karna memang ada sebabnya dan saya salah karna saya tidak menahan diri saat kamu ingin melakukannya. " Ucap Adnan terus menguatkan Izza.

"Maaf kan Aku Tuan sudah membuat mu merasa bersalah seperti ini, tapi sungguh saat ini bukan lah itu yang saya pikirkan. " Jawab lirih Izza.

"Kamu takut hamil ? " Tebak Adnan.

Izza menatap Adnan dan menggelengkan kepalanya, " Jikapun benih anda tumbuh di rahim saya. Saya akan menerimanya tanpa meminta tanggung jawab dari anda, yang saya pikirkan saat ini sebuah penghianatan yang di lakukan oleh teman saya. "

Adnan duduk di samping Izza, dan mereka pun membicarakan hal apa yang akan mereka lakukan kedepannya. " Mau benih saya tumbuh atau pun tidak, tolong jangan pergi dari saya. Beri saya waktu untuk mengurus semua ini, kran untuk menikah itu perlu proses. Dana saya janji akan memohon untuk mempercepat proses itu. "

"Jangan Tuan, menikah itu sesuatu hal yang sakral dan menurut saya menikah itu cukup sekali dalam seumur hidup. Dan tentunya menikah itu harus dengan orang yang anda cintai saya tidak mau anda melakukan ini karna rasa bersalah saja. Yakinlah saya tidak akan mengungkitnya, setelah ini anda bebas mau melakukan apapun bahkan jika anda ingin berhubungan dengan wanita manapun saya anda masih berhak Tuan. " Jelas Izza ingin membuat Adnan lega dan tidak mempunyai beban pikiran tentang apa yang sudah terjadi.

"Kamu bisa mengatakannya, tapi saya tidak. Kamu pikir untuk apa saya menemui kamu malam tadi, saya datang ke rumah kamu saat saya baru pulang dari Tugas saya. Karna tujuan saya itu cuma kamu Za, setalah saya tidak bertemu dengan kamu selama sebulan ini saya terus memikirkan kamu ". Adnan berdiri mengambil sesuatu yang ada di lemarinya.

"Kamu lihat ini Za ! benda ini saya bawa saat bertugas, benda ini mewakili sosok kamu saat saya bertugas. Saya kini sadar bahwa saya menyukai kamu saat pertama kali kita bertemu di hotel itu, untuk itu saya memutuskan untuk meminta bantuan kamu soal si Haris bajingan itu. Itu semata-mata karna saya tidak ingin jauh dari kamu Za. Mungkin saya saja yang bodoh tidak bisa menyampaikan itu secara langsung. " Jelas Adnan dengan serius dan memperlihatkan benda berupa tasbih kecil itu.

Tangis Izza pecah kembali saat melihat tasbih peninggalan Mendiang Ayahnya itu. Izza memegang erat tasbih itu ia letakan di bibirnya lalu di dadanya. " Abi maaf kan Izza, Izza gagal mempertahankan kehormatan Izza BI. Abi jangan sedih di sana. " Tangisan Izza teringat akan pesan Ayahnya utuk selalu menjaga kehormatannya.

Adnan dengan sigap memeluk Izza, ia mengecup pangkal rambut Izza. " Kita jalani ini bersama-sama, sekarang kamu adalah milik saya. Kita bukan orang lain sekarang, "

Tak sangka Izza kini membalas pelukan Adnan, karna Izza pun selalu memikirkan Adnan selama ini. " Terima kasih Sayang telah memberikan rasa ini. "

Hati Izza terasa tersentuh saat kata sayang terlontar dari mulut Adnan. Izza mengangkat wajahnya dan menganggukkan kepalanya, Adnan menggunakan senyuman tulus di wajahnya dan Izza pun tersenyum tipis di sudut bibirnya yang terluka.

Tiba-tiba bell berbunyi, " Sebentar Sayang Mungkin itu makanan sudah datang. "

Izza melepaskan pelukan eratnya itu, Izza menyeka air mata yang membasahi wajahnya.

Benar saja dugaan Adnan itu makanan yang ia pesan untuk sarapan paginya bersama Izza. Adnan menyiapkan makanan itu di meja makan, setelah itu Adnan menghampiri Izza dan membantu Izza untuk berdiri.

"Masih sakit ? " Tanya Adnan.

Izza hanya tersenyum lemas,

"Apahkah saya terlalu kuat semalam ? " Tanya polos Adnan.

Izza memukul lengan Adnan, Izza merasa malu dengan pertanyaan Adnan. Sehingga Adnan tertawa kecil melihatnya.

1
Lucy Lien Herniwati Quin
cerita yg menarik ....lanjut tor
Yulida Nurhainy
lagiiiii
Yulida Nurhainy
/Angry//Angry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!