Raya naksir dosen baru di kampusnya, dan kebetulan dosen itu juga yang dijodohkan dengannya. Tapi sayang, dia harus memperjuangkan perasaannya, karena suaminya berhati sedingin kutub selatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu Asmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAMPAI KAPAN?
Bagas sengaja pelan-pelan saat memasuki area kampus. Dia mengedarkan pandangannya untuk mencari motor matic milik Raya. Ternyata istrinya itu belum sampai kampus. Terbukti dari tidak adanya motor Raya di tempat biasanya terparkir.
Lelaki itu menghela napas pelan. Dia tidak tahu mengapa harus uring-uringan di saat Raya menghindar darinya. Padahal selama beberapa waktu belakangan ini, Bagas sangat terganggu dengan atensi yang Raya berikan. Bahkan berulang kali dia meminta wanita itu untuk menjauh.
Dengan langkah gontai, Bagas berjalan menuju ke ruang dosen. Dia sambil memikirkan tentang cara untuk membuat Raya kembali seperti biasanya.
"Bagas!"
Kinan yang ternyata sudah ada di dalam ruangan langsung memeluk sekilas Bagas yang baru datang. Padahal di dalam sana bukan hanya ada mereka berdua. Membuat dosen lain yang berada di sekitar mereka tersenyum kikuk.
"Kinan, lain kali jangan seperti ini. Aku nggak enak sama dosen yang lain. Kita ini pengajar, bagaimana kalau sampai ada mahasiswa yang lihat?" omel Bagas yang langsung meletakkan tasnya di atas mejanya.
"Kamu tenang aja, aku sudah bilang ke mereka kalo aku ini calon istri kamu. Soal para mahasiswa, biarin ajalah mereka mau berasumsi apa. Aku rasa mereka juga akan mengerti. Mereka tahunya kita sama-sama sendiri. Jadi harusnya nggak masalah." Kinan menjawab enteng.
Bagaimana mungkin Bagas akan tenang. Mereka memang tidak mengetahui status Bagas sekarang, tetapi istrinya salah satu mahasiswa di kampus ini. Dia tentu tidak ingin Raya terus berpikiran yang macam-macam karena interaksinya yang terlalu intim dengan Kinan.
"Tetap saja, aku tidak setuju kalau kita terlihat intim di depan para mahasiswa. Tolong hargai pendapatku, Kinan." Bagas berucap dingin.
Kinan menekuk wajahnya sesaat. Dia paling tidak suka kalau disikapi dengan dingin oleh Bagas. Sesaat kemudian, wanita itu mengubah ekspresinya seceria mungkin. Dia hanya tidak ingin dinilai kekanakan, dan tidak bisa mengerti Bagas.
"Aku minta maaf untuk yang tadi, Bagas. Hari ini aku bawain kamu cheese cake, dan puding buah kesukaan kamu. Ini aku buat sendiri, loh. Aku bisa pastiin kalau rasanya jauh lebih enak daripada waktu aku buat pertama kali dulu. Aku jamin kamu pasti suka."
Kinan menyodorkan paper bag yang terbuat dari kain ke arah Bagas setelah memberitahu apa isi di dalamnya. Bagas memang suka sekali dengan kedua makanan itu. Dulu, mereka sering membelinya di sebuah toko kue setiap jalan. Saking sukanya, Kinan sampai belajar membuat keduanya dengan modal resep dari internet. Sayangnya, waktu itu hasil buatan Kinan tidak seenak yang mereka beli. Seiring waktu, wanita itu belajar terus menerus. Hingga akhirnya dia berhasil membuat dua makanan itu seenak buatan toko.
"Terima kasih untuk kue, dan pudingnya. Tolong jangan bawa apa-apa lagi kedepannya, Kinan. Istriku selalu membuatkan bekal setiap hari. Aku takut nanti makanannya nggak kemakan, mubazir." Bagas mengingatkan.
Untuk sekarang, dia memang tidak bisa untuk tidak membawa bekal yang dibuat oleh Raya. Walaupun pernikahan mereka diatur, tetapi Bagas tetap ingin menghargai usaha Raya yang sudah bangun pagi, dan membuatkan makanan untuknya.
"Bagas, aku selalu bawa makanan kesukaan kamu, loh. Aku juga masak semuanya sendiri. Kamu memangnya berapa lama menikah sama dia? Sampai-sampai kamu rela melupakan semua makanan kesukaan kamu, hanya untuk memakan bekal dari dia yang aku yakin masaknya juga nggak sesuai sama selera kamu."
Kinan memang benar, Raya memasak makanan yang bukan favorit Bagas. Hanya saja, Bagas tidak merasa itu buruk. Rasa masakan Raya juga enak. Terlebih wanita itu istrinya, jadi Bagas rasa tidak salah kalau dia berniat menghargai usaha Raya.
"Berapa lama aku menikah, kurasa itu tidak perlu kamu ketahui, Kinan. Dia istriku, kurasa aku wajar menghargai usahanya memasak untukku."
"Tapi aku masih pacar kamu, Bagas. Kamu sendiri yang bilang kalau kamu dijodohkan. Pernikahan itu bukan kamu yang mau. Artinya kamu masih mencintaiku, kan? Sekarang aku sudah ada di sini. Ini saatnya kamu menunjukkan ke dia kalau kamu nggak bisa menerima dia sebagai istri kamu. Semakin cepat dia menyerah, semakin besar kesempatan kita buat sama-sama, Gas."
Seharusnya iya. Bagas bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyingkirkan Raya. Sayang sekali, sekarang Bagas tengah bergelut dengan perasaannya sendiri. Dia sendiri tidak bisa menilai, apakah rasa cintanya terhadap Kinan masih sama seperti dulu atau tidak.
"Kinan, kemarin aku sudah bahas soal ini, bukan? Beri aku waktu untuk menentukan. Bagaimanapun juga, semua tidak semudah yang kamu pikirkan. Ada banyak perasaan yang harus aku pertimbangkan. Apalagi ini menyangkut keluargaku."
Bagas tidak tahu bagaimana caranya menghadapi sang ayah kalau dia memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya dengan Raya. Mengingat dia sebelumnya juga tidak pernah membahas soal Kinan di hadapan keluarganya. Bagaimana dia akan membahas, kalau Kinan sendiri menghilang sampai beberapa tahun. Bagas juga tidak pernah berpikir kalau Kinan akan kembali lagi seperti yang terjadi sekarang.
"Sampai kapan, Bagas? Apa jangan-jangan kamu sudah mulai mencintainya? Kamu sudah melupakan semua janji kamu ke aku?" Kinan mengatakan itu dengan mata yang berkaca-kaca.
Janji. Tentu saja Bagas ingat semuanya, tetapi bagaimana cara untuk menepati janji itu kalau semuanya sudah tidak lagi sama? Selama Kinan pergi, Bagas sudah menunggu hingga sekian lama. Mengapa di saat dia sudah pasrah, baru Kinan datang kembali?
"Aku tidak pernah lupa soal semua janji itu, Kinan. Hanya saja, untuk sekarang aku tidak yakin untuk menepatinya," ucap Bagas dengan berat hati. Dia menatap Kinan yang sekarang tengah menitikkan air mata.
Ternyata masih ada rasa sakit saat melihat wanita yang masih berstatus kekasihnya itu menangis. Bagas ingin memeluk untuk menenangkannya, tetapi hati kecilnya menyadarkannya soal statusnya yang sekarang suami Raya.
"Bagas, jangan tinggalkan aku. Aku sudah mengorbankan mimpiku untuk memenuhi keinginan kamu. Apa kamu tega, menelantarkan aku setelah aku memenuhi keinginan kamu?"
Rasa bersalah itu datang lagi. Dia memang yang memaksa Kinan untuk menjadi dosen. Bagas sendiri tahu, bagaimana besarnya mimpi Kinan untuk menjadi seorang model.
Melihat tangisan Kinan yang semakin menjadi, Bagas pun menarik tubuh wanita itu ke dalam pelukannya.
"Kinan, maafkan aku. Kamu pasti tidak ingin berada di posisi ini, aku pun sama. Mungkin ini memang sudah jalan kita, Kinan. Kamu pelan-pelan harus bisa menerima, begitu pula denganku."
Kinan menggeleng cepat. Tidak, dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Dia kembali untuk Bagas, dan dia tidak ingin Bagas memilih wanita lain.
"Aku sudah menepati janjiku, Bagas. Sekarang saatnya kamu juga melakukan hal yang sama. Tinggalkan dia, Bagas. Ceraikan dia, dan menikahlah denganku," pinta Kinan lirih. Wanita itu sangat berharap Bagas mau mendengarkan permintaannya.
Bagas tidak merespon dengan kata-kata. Dia hanya memeluk Kinan lebih erat. Hati Bagas menjadi bimbang. Haruskah dia memenuhi permintaan Kinan?
"Om, ini ada pesanan dari papa," ucap Tasya yang baru masuk. Dia menenteng amplop coklat. Gadis itu kemudian mematung saat melihat adegan pelukan Bagas, dan Kinan.
"Bilangin makasih ya, Sya. Terima kasih juga karena kamu udah nganterin ini ke om." Rahman segera menerima amplop yang Tasya bawa. Dia juga ingin mengalihkan perhatian sang keponakan dari adegan pelukan itu.
"Ah, oke, Om. Kalo gitu Tasya langsung ke kelas, ya?" Tasya langsung keluar dari ruangan dosen dengan tergesa. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan. Bagas berpelukan dengan wanita itu lagi. Tasya mulai menimbang-nimbang, apakah kali ini dia perlu mengatakannya lagi ke Raya?
kinan pantas dpt yg lebih baik darinya😀
ndang gass kinan ...
tp klo bagas pintar hrsnya bagas sadar dgn sikap kinan sprti it berarti dia bkn wanita baik2.kesannya kinan itu jalang beneran yg lg kegatelan minta digaruk ama trenggiling thor....
dosen kok kelakuannya minim akhlak balik aj ke tk lajut sekolah mondok 😁😁😁
mo bagas ngapain aj ma pacarny raya g peduli yg penting dia ttp fokus kuliah d berteman dg spapun.happy slalu saat di dpn bagas.
menurut ak stlh ap yg sdh raya ketahui dr si bibik.mending raya pergi dari rumah itu tp hrs izin bagas dulu.klo memang akn meneruskan pernikahany baikny jauhi bayang2 mantan.apalg it rmh suaminy hasil beli ber2 ama mantany.scr tdk lgsng raya sama aj ikut menzolimi mantan suaminy krn sdh tau.kecuali mantany sdh mengikhlaskany.dr pd nanti dihujat mantan pak su mending raya melipir keluar dr rmh it d cari hunian sendiri entah itu ngekos at ap .yah....emang raya g salah tp tetap dia akn ikut terseret krn kelakuan suaminy yg g punya ketegasan d tanggung jawab pd keputusan yg diambil.aliase pengecut berkedok berbakti nurut sama orang tua .tp yg ad penjahat yg akn menyakiti banyak hati terutama istri d para orang tua bila sdh tau semua yg terjd
jujur klo suami yg menghargai pernikahn pasti klo niaty mo nolong wanita ln aplg mlm2 hrsy ajk istriy.agr tdk ad kesalh pahaman.nah ini...org emang egois d maruk.maunya dptin semuany demi nama baik diriny sendiri