Story Of Qiao Feng

Setelah selesai ke kuil Hu oban, mereka berdua pulang ke rumah. Didalam kereta Wei mengeluh pada Qiao feng.

"Nona, badan anda sudah sedikit kurus, jika kita tiap hari ke kuil itu. Bila-bila badan anda kayak tulang, jadi bisakah anda tidak kesana tiap hari! " Bujuk Wei, dengan wajah penuh harapan agar Qiao feng mau mendengarkan sarannya.

"Itu.. " Ucap Qiao feng sambil memikirkan ucapan dari Wei. "Sepertinya gadis ini, sudah tidak sanggup lagi menemaniku. Tapi, aku harus punya pekerjaan. Aku juga tidak mau bermalas-malasan di rumah sebesar itu" Pikir Nu wa.

"Baik!,mulai besok kita tidak kesana" Ucap Qiao feng.

Seketika itu juga wajah Wei berubah ceria setelah mendengar ucapan dari Qiao feng.Saat Wei sudah merasa lega,tiba-tiba saja Qiao feng meneruskan ucapan nya.

"Tapi, aku harus melakukan hal yang lain untuk mengisi waktu luang ku" Ucap Qiao feng.

"Nona!, apa tidak bisa?,sehari saja kita tidak melakukan apa-apa!"Ucap Wei yang berharap agar Qiao feng mau mendengarkan sarannya lagi.

" Tidak, jika aku malas-malasan nanti tubuhku ini jadi kebiasaan "Alasan Qiao feng menolak saran dari Wei.

" Tapi nona, sebentar lagi akan ada pesta lampion yang meriah di kota. Masa kita masih melakukan olahraga aneh lagi! "Bantah Wei.

" Pesta lampion!, apakah banyak lampion berterbangan?, dilangit malam! "Ucap Qiao feng yang mulai tertarik.

" Benar, nona!. Di Dun ming ini banyak muda mudi berkumpul untuk mencari jodoh mereka, dan juga ada pasar malam. Pokoknya Dun ming akan ramai sekali para gadis-gadis akan bersolek untuk menarik pria idaman mereka "Penjelasan Wei, tentang pesta lampion.

" Sepertinya seru juga! "Pikir Nu wa. " Baik, besok kita libur dan hanya belanja saja! "Seru Qiao feng dengan bersemangat membayangkan pesta tersebut.

Di dalam kereta Wei banyak bercerita tentang pesta di Dun ming selain pesta lampion, dan Qiao feng memperhatikan setiap ucapan dari Wei dengan penuh semangat.

Tak beberapa lama mereka berhenti di pintu belakang rumah mereka.

Saat turun dari kereta Qiao feng melihat ada kereta berwarna hitam, sedang berhenti didepan gerbang rumah mereka. Dengan membawa banyak barang masuk ke dalam rumah Qiao feng.

Qiao feng yang penasaran mencoba bertanya kepada Wei.

"Wei, kamu tahu itu kereta siapa? " Tanya Qiao feng, sambil sekali-kali memandang kereta hitam itu.

Wei pun mulai memperhatikan kereta tersebut.

"Sepertinya itu tamu tuan besar, nona!. Tapi dilihat dari warna kereta biasanya kereta milik prajurit dengan pangkat tinggi" Penjelasan Wei, dengan berjalan masuk bersama Qiao feng kedalam rumah mereka.

"Jadi maksud mu, kereta seperti itu milik anggota militer kerajaan? " Ucap Qiao feng.

"Benar nona! " Jawab Wei.

Mereka berdua pun membicarakan lagi tentang apa saja yang harus dibeli besok, saat akan masuk kedalam paviliun Qiao feng.

Qiao feng dan Wei melihat Nian yang sedang kesal, Qiao feng pun menyapa pelayan ibunya itu.

"Bibi Nian! " Panggil Qiao feng.

Nian pun memberi salam pada Qiao feng.

"Bibi kenapa?, aku lihat dari jauh wajah bibi sepertinya sedang kesal! " Tanya Qiao feng yang penasaran dengan apa yang terjadi.

"Bagaimana tidak kesal nona?, selir Hua mengaku kalau anaknya yang menolong jendral Ye lu. Padahal orang suruhan nya bilang kalau yang menolongnya itu nona Hua dan dirumah ini bukan ada satu nona Hua tapi dia, dia bukan langsung tanya dulu ke nona malah langsung menyimpan semua hadiah dari jendral Ye lu di paviliun mereka" Penjelasan Nian dengan perasaan kesal.

"Bibi, tenanglah!. Jangan marah-marah nanti bibi cepat tua! " Gurau Qiao feng dengan tersenyum.

"Nona ini!, aku marah karena sikap selir Hua yang sudah keterlaluan tidak menghargai nona sebagai nona besar" Ucap Nian.

"Iya.., Qiao feng tahu maksud bibi!. Apa?,bibi suruh Qiao feng menjambak rambutnya dan berkata dasar selir tak tahu diri, wanita b4re$$#@! " Ucap Qiao feng dengan berpura-pura marah sambil memaki-maki.

Ucapan Qiao feng terdengar lucu ditelinga Nian dan Wei, lalu mereka berdua pun menahan tawa mereka.

"Nona ini!, lama kelamaan semakin lucu. Bibi sampai tidak bisa marah lagi setelah mendengar ucapan nona tadi yang terdengar menyenangkan" Ucap Nian yang mulai hilang rasa amarahnya berkat Qiao feng.

"Tersenyum seperti itu kan cantik!, jangan hanya karena selir Hua kecantikan bibi jadi hilang! " Ucapan manis Qiao feng.

"Nona, buat bibi malu saja! " Ucap Nian dengan tersipu malu.

"Sekarang apa yang bibi lakukan disini? " Tanya Qiao feng.

"Ya, ampun!. Seharusnya bibi disuruh ke dapur oleh nyonya, karena terlalu kesal dengan selir Hua bibi malah tidak sadar sudah ada didepan paviliun mu" Jawab Nian dengan malu.

"Sekarang bibi pergi kedapur nanti ibu marah karena menunggu bibi yang belum datang" Ucap Qiao feng dengan tersenyum.

"Nona benar!, bibi harus kesana! " Seru Nian.

Nian pun bergegas kearah dapur, mereka berdua yang melihat sikap Nian membuat mereka tertawa kecil.

"Bibi Nian memang sudah tua non!, sejak kecil sudah ikut nyonya besar walaupun sudah menikah dia tetap tidak tega meninggalkan nyonya besar. Bahkan suaminya meninggal dia milih tinggal dekat nyonya, karena begitu setianya pada nyonya besar" Ucap Wei dengan tersenyum.

"Kamu juga nanti sama kayak bibi, tapi kalau kamu nikah harus ikut suamimu jangan terus mengikuti diriku. Dan aku pasti akan pilihkan jodoh yang terbaik untuk sahabatku ini!, tunggu apa kamu sudah punya pria idaman? " Ucap Qiao feng dengan mengoda Wei.

"Nona mau segera mengusir ku!, sampai mati aku akan dekat nona. Atau aku tidak mau menikah saja biar terus dengan nona! " Ucap Wei dengan kesal, dan berjalan mendahului Qiao feng.

"Wei..!, jangan marah! " Seru Qiao feng dengan tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.

Di markas jendral Ye lu, Ye lu yang sedang memeriksa berkas laporan yang ditinggalkan dirinya saat dia tidak ada disana.

Tak beberapa lama Wu datang dengan tergesa-gesa masuk kedalam ruangan Ye lu.

"Gadis itu tidak ada disana! " Seru Wu, sambil memberi hormat pada Ye lu.

"Siapa yang kamu maksud? " Tanya Ye lu.

"Gadis dari keluarga Hua itu, yang katanya kamu telah ditolong dia! " Ucap Wu dengan jelas.

"Aku lihat dia ada di kuil tadi pagi" Ucap Ye lu yang binggung.

"Kuil!, bukannya dia pergi ke ibukota? " Ucap Wu yang juga bingung.

"Yang kamu maksud nona Hua yang mana? " Tanya Wu.

"Nona Hua yang cantik namanya kalau tidak salah Hua mei"Wu yang memberikan penjelasan pada Ye lu.

" Bukan dia!, kamu salah!. Yang aku maksud itu Hua Qiao feng "Ucap Ye lu dengan tegas.

" Qiao feng maksud mu? "Tanya Wu yang kaget.

Ye lu menjawab sambil menganggukkan kepalanya.

" Gadis seperti babi guling tersebut! "Ucap Wu dengan tidak percaya apa yang dia dengar.

" Beraninya!, mengatakan kalau dia seperti babi guling! "Ucap Ye lu dengan marah, sambil melemparkan dokumen kerjanya kearah Wu.

Wu yang dilempar dokumen itu berhasil menghindari lemparan dari Ye lu.

" Seleramu aneh!, banyak gadis cantik yang mau dekat dengan mu. Tapi kamu malah tertarik dengan gadis babi itu! "Ucap Wu dengan tegas.

" Memangnya kamu sudah lihat sendiri? "Tanya Ye lu.

" Tentu saja, aku sudah beberapa kali ke rumah tuan Hua. Dan semua orang yang ada di Dun ming sudah mengenal Qiao feng dengan memberi julukan babi"Ucap Wu dengan yakin.

"Baik, saat pesta lampion kita akan melihat Qiao feng yang sekarang seperti apa?. Jika aku salah gaji satu bulanku untuk mu, tapi jika kamu salah gaji bulan mu aku yang punya" Ucap Ye lu yang menantang Wu.

"Baik, aku setuju! " Ucap Wu dengan percaya diri kalau dia akan menang.

Setelah mereka menyetujui taruhan mereka, Wu pun pergi dari ruangan Ye lu dengan perasaan bahagia karena sudah membayangkan beberapa hari lagi bisa punya uang banyak.