NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Mengalah

Biar Aku Yang Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: pusphaa_sariiyy

Lima tahun bukan waktu yang sebentar bagi Naila untuk tinggal satu atap dengan mertua nya. Terlebih mertua nya selalu saja menghina diri nya lantaran tak kunjung hamil.

Hingga ia harus menerima kenyataan bahwa suami nya harus menikah lagi agar bisa mendapatkan keturunan.

Namun, saat ia memilih pergi dan bercerai dengan suami nya ia harus menerima kenyataan bahwa diri nya tengah mengandung benih dari suami nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pusphaa_sariiyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Bugh..

   Rossa melepas jambakan nya dengan kasar, sehingga Naila yang tidak siap pun terjatuh sehingga kepala nya terbentur di ujung meja makan.

Sedikit keluar darah dari pelipis nya. Namun rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa sakit hati nya pada Rossa yang tega ingin menikahkan anak nya dengan wanita lain. Dan bahkan membawa wanita itu satu atap dengan nya, padahal belum ada ikatan pernikahan antara wanita itu dengan Al, suaminya.

   Tak ada tangisan yang di keluarkan Naila. Mungkin saja diri nya sudah kebal dengan itu semua.

Rossa sedikit bingung dengan Naila, yang tidak mengeluarkan air mata nya sedikit pun. Padahal diri nya sudah melukai Naila.

Tak puas jika tidak melihat Naila mengeluarkan air mata, Rossa pun memanggil Monalisa dengan bahasa isyarat untuk turun.

   Dengan angkuh nya, Monalisa berjalan menuruni anak tangga.

"Ada apa, mah?" ucap nya saat berada di dekat Naila.

   Sengaja diri nya berdiri di dekat Naila, agar lebih mudah untuk menyakiti.

"Apa benar, dia penyebab nya kamu di usir dengan Al?" Dengan anggukan kepala saja jawab nya.

    "Buat perhitungan saja dia nya." Senyum licik dari kedua nya. Menatap Naila dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Monalisa pun menginjak tangan Naila dengan kaki nya sekuat mungkin. Tetapi, Naila tidak tinggal diam. Ia mengigit betis kaki Monalisa dengan kuat sehingga menimbulkan bekas yang dalam.

"Aauuuwww...." pekik nya meringis sembari memegang kuat kaki nya yang sudah ia lepas dari menginjak tangan Naila.

    "Jangan coba-coba kamu berani menyentuhku. Ingat, aku bisa melaporkan mu pada Al, hingga kamu tidak jadi menikah dengan nya. Cukup bukti luka ini saja dan saksi dari yang melihat ini sudah bisa membuat Al murka dengan mu." Ucap Naila dengan tegas.

Kemudian ia beralih menatap Rossa, "Ingat mah, janji nya pada mas Al. Jangan sampai akibat dari perbuatan mama ini bisa membuat malu." Naila menatap kedua nya dengan tatapan yang tak biasa nya. Entah keberanian dari mana ia bisa melawan dua orang di hadapan nya. Tetapi ia sadar, setelah itu pasti ada luka lagi yang akan di terima nya.

   Setelah nya berucap, Naila pun pergi entah kemana. Sejak pertunangan itu, perlahan Naila mulai merubah sifat dan sikap nya. Ia bertekat untuk tidak lagi menjadi orang lemah yang diam tak melawan jika di tindas, di sakiti dan di hina. Meski pun ia tau itu tidak gampang.

   ~~~

        "Assalamualaikum, buuu....!" ucap Naila pada ibu panti nya. Rupa nya ia pergi ke panti tempat ia di besarkan.

Di pandangi nya sosok wanita yang berjasa dalam hidup nya. Meski pun ia tumbuh besar di panti, tetapi ia merasa nyaman dengan keadaan di panti. Banyak anak-anak kecil yang menjadi teman di kala ia merasa kesepian. Seperti saat ini, ia butuh tempat nyaman untuk melupakan kesedihan nya Naila pergi ke panti.

   "Waalaikumsalam, nak.." jawab ibu Siti sembari berlari kecil lalu tersenyum dengan ramah nya.

Naila menyambut lengan bu Siti lalu mencium punggung tangan yang mulai mengkeriput itu dengan takzim.

"Ibu, apa kabar nya? Naila kangen sama ibu dan juga adek-adek panti." Jawab Naila

       "Alhamdulillah, ibu baik-baik saja nak. Gimana dengan rumah tanggu mu, nak?" tanya Bu Siti yang sedikit memiliki perasaan tak enak dengan pernikahan Naila.

"Alhamdulillah buuu,, semua baik-baik." Balas nya sedengan sedikit menarik kedua ujung bibir nya.

    'Mungkin hanya perasaanku saja. Semoga saja pernikahan kalian benar baik-baik saja.' — Ibu Siti.

   "Terus kenapa dengan muka mu ini?" Panik nya dengan memegang lalu melihat luka di muka nya. Ada sebagian memar di dekat mata nya. Mungkin terkena meja itu namun baru timbul memar nya saat di panti.

"Ngak kenapa-kenapa kok buuu.. Naila hanya tersandung selang saja waktu mau mematikan keran air." Kilah nya

   Ibu Siti diam, ia dapat melihat ada sesuatu yang di sembunyikan Naila.

Kemudian ia berdiri mengambil kotak P3K. Setelah nya di ambil nya sebuah kapas dan obat merah, kemudian di teteskan lalu di beri pada luka yang sedikit terbuka. Dan juga bagian dekat mata yang memar di berikan salep oles.

   "Cerita lah pada ibu,nak. Ibu siap mendengarkan nya." Kata bu Siti, sambil memasukan kembali obat ke dalam kotak tersebut.

Tak lama kemudian pecah sudah tangis Naila, dalam pelukan ibu Siti. Ia pun menceritakan semua nya pada ibu panti nya. Mulai dari perlakuan Rossa hingga pertunangan itu. Ibu Siti, pun ikut menangis mendengar cerita Naila.

   "Ya ampun,, betapa menderita nya kamu selama ini, nak." Lirih ibu panti.

"Jika kamu sudah tidak tahan lagi, pergi lah kemari nak. Pintu panti selalu terbuka untuk mu." Ucap ibu Siti dengan tulus.

      🌾🌾🌾

Di kantor, Al merasa pusing karena di datangi oleh Monalisa dan juga mamah nya.

   Lagi dan lagi hanya untuk membahas pernikahan itu.

"Mah, bisa tidak masalah pribadi itu jangan di bawa-bawa di kantor. Bisa kan bicarakan itu di rumah." Sungut Al dengan kesal.

   "Tidak, Al! Jam istirahat ini kamu harus pilih baju dan ukur baju. Mamah sudah hubungi teman mamah yang punya butik terbaik di kota ini." Rossa tak ingin di bantah lagi.

"Mamah tunggu kamu dengan Monalisa di bawah sepuluh menit lagi. Tidak ada penolakan." Ucap nya lagi dengan kekeh kemudian berdiri dan pergi dari ruangan Al.

   Sementara Monalisa, masih tetap berada di ruangan Al.

"Ikut lah dengan mamah, nanti aku susul." Kata Al, yang sedikit ketus

   "Biar aku di sini saja, kita temui mamah sama-sama." Ujar nya dengan suara yang di buat-buat.

Al yang mendengar ingin segera menghilang rasa nya dari hadapan Monalisa.

    Al pun menangkup wajah nya dengan kedua tangan nya. Di hirup nya udara dengan dalam, setelah di hembuskan nya kasar.

   Huuufffttt

Di lihat nya arloji yang melingkar di lengan nya. Ia pun mematikan laptop nya yang masih menyala, kamudian menyimpan nya di dalam tas. Setelah semua di rasa aman, Al langsung berdiri melangkah kan kaki nya.

    "Tunggu, Al..!" Monalisa bergegas berdiri dan mengambil dompet nya di sofa tempat ia duduk. Setelah nya ia menggait lengan Al.

"Ayo kita turun."

    Sepanjang perjalanan, Monalisa terus bergelayut di lengan Al. Namun Al tidak membalas sama sekali. Justru Al mempercepat langkah nya sehingga Monalisa sedikit kewalahan untuk mensejajarkan langkah nya dengan Al. Apa lagi diri nya memakai High heels, sudah dapat di lihat bagaimana repot nya ia berjalan untuk bisa sejajar dengan langkah Al.

Banyak sepasang mata yang melirik nya, tetapi hanya di balas tatapan sinis oleh Monalisa. Sedangkan Al, ia harus menahan malu di depan semua orang yang melihat nya dengan Monalisa.

    Di lantai bawah, Rossa melihat Al keluar dari lift bersama Monalisa dengan bergandengan itu tersenyum senang.

"Calon penganten nempel terus" Ledek Rossa.

   Kedua pipih Monalisa memerah karena malu dengan ledekan Rossa. Mereka bertiga pun keluar di Lobi menunggu supir datang.

    🌾🌾🌾

Di taman panti, Naila sedang asik bermain dengan adik-adik di sana. Ia juga mengajarkan huruf-huruf abjad dan huruf hijaiyah.

    "Kita sampai sini dulu ya adik-adik belajar nya." Kata Naila pada semua adik panti nya.

"Baik kak.!" seru semua nya

Masing-masing anak-anak panti memasuki kamar nya. Sedangkan Naila, masih setia di taman belakang.

Ia duduk di kursi yang pernah ia beli dengan hasil kerja keras nya untuk di panti. Di pandangi nya sekeliling panti. Tak banyak yang berubah di panti itu.

Naila kembali teringat dengan kejadian tadi pagi. Ia harus bisa membujuk Al untuk menyewakan rumah untuk diri nya di saat Al telah menikah dengan Monalisa. Naila tak ingin tinggal satu atap dengan Monalisa dan juga Rossa.

"Ngelamun aja nih, lagi mikirin apa sih?" Datang seseorang dari belakang yang membawakan setangkai mawar merah yang telah di petik di dekat mushola panti.

.

.

.

1
anjurna
/Rose/ untuk Kakak....
anjurna
Dalam hidupmu hanya harta yang dipikirkan.
anjurna
Pilhanmu Rossa.
anjurna
😏😏😏Karma mu yang belum seberapa Rossa.
🌺Fhatt Trah🌺
🌹 untuk author. semangat ya
🌺Fhatt Trah🌺
sukurin
anjurna
Jahat. Pantes kamu nggak bisa diberi keturunan Rossa. Kamu aja bisa setega itu memperlakukan seorang anak.
🌺Fhatt Trah🌺
anak ridho dengan perempuan lain gitu😱
Indah dk
2 iklan + 1 🌹 untuk kakak author

Segini dulu ya kak bacanya nanti di lanjut lagi🥰🙏
Indah dk
Orang kek gini halal untuk di penggal
Indah dk
Kok ada perempuan kek dia ya Allah😭😭
Indah dk
Sebelum minta di hargai minimal hargai dulu menantu mu Bu
Indah dk
Giliran ke orang lain manggil nya aja sayang giliran ke mantu nya sendiri boro boro manggil sayang yang ada malah di siksa🙄🙄🙄
Indah dk
Meningan tinggalkan aja suami mu nai dari pada terus menderita, kalo gak pindah rumah aja ke mana kek gitu
Indah dk
Mirip banget kaya sinetron yang sering aku tonton, pasti pertama nya ngomong kek gitu nanti mah pas udah nikah suami nya di rebut dan rela nyelakain istri pertama
Indah dk
Bagus Al tolak aja jangan di terima aku yakin kok pasti suatu saat nanti istri mu bakal hamil
Indah dk
Ini ibunya dulu laki laki kali ya terus oplas biar jadi cewek kok gak punya hati banget tega teganya ngomong kaya gitu ke menantunya
Indah dk
Jangan takut takut Al durhaka dikit gak ngaruh asal jangan main tangan dan bentak bentak cukup ngomong baik baik aja
Indah dk
Bagus Al jangan diam aja walaupun dia ibumu tapi kalau sudah keterlaluan gak papa marahi aja
Indah dk
Mungkin belum waktunya belum tentu juga dia mandul kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!