NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Jerat Cinta Jabar

  Clara pasrah menyerahkan diri dan hatinya untuk Jabar. Lelaki yang kini sudah tidak berjarak dengannya, menguasai Clara sepenuhnya. Clara hanya mengikuti alur yang akan Jabar mainkan, sebab ia masih benar-benar pemula. Hanya perasaan takut yang kini selalu menyertainya. Jerat Jabar benar-benar tidak bisa dia tampik lagi.

  "Sayang, jangan tegang," tegur Jabar sembari tidak henti memberi sentuhan senyaman mungkin dan penuh perasaan pada Clara yang kini sedang memejamkan mata dengan sudut mata yang sudah mengeluarkan tetesan air mata, padahal Jabar belum memasukinya.

  "Takut," ucapnya membuka mata perlahan dan menatap mata Jabar sendu. Jelas rasa takut itu terlihat. Sejenak Jabar mengusap air mata yang membasahi wajah cantik sang gadis.

  "Jangan khawatir, ini tidak akan semenyakitkan bayanganmu. Santailah Sayang, kita akan mengarungi nirwana yang indahnya tiada tara," rayu Jabar tidak henti-henti.

  Sekali tarik, benang penutup dirinya dan Clara terlucut. Dengan perasaan malu Clara memekik.

  "Abang, malu," pekiknya membisik menimbulkan gairah yang sudah tidak terbendung lagi pada diri Jabar.

  "Kamu siap, Dek?" Dengan penuh ketegangan Clara mengangguk pelan. Lalu Jabar mulai melancarkan segala hasratnya yang sudah dia tahan sejak tadi.

  "Awwwwwwkkkkkkk." Lengkingan panjang pertanda kesakitan itu terdengar dari bibir Clara meskipun Jabar sudah membungkam dengan bibirnya, sehingga pekikan itu hilang dan timbul.

  Clara berontak ingin segera melepaskan yang menghujam itu karena sakitnya tiada tertahan. Semakin Clara berontak, semakin Jabar bergejolak memainkan perannya tanpa ampun.

  Jabar seperti kesetanan, mencurahkan hasratnya yang sudah lama terpendam. Dan kini, hasrat itu dia curahkan sekuat tenaga.

  Clara menangis setelah Jabar menyudahi aksinya. Air mata membasahi pipinya tidak tertahan. Jelas terlihat betapa rasa sakit itu tiada tara. "Sudah, jangan menangis. Ini baru awalan. Nanti setelah sering melakukan, rasa sakit itu tidak akan terasa lagi," hibur Jabar seraya melabuhkan ciuman di pipi Clara.

  Jabar menatap wajah cantik nan polos itu yang kini sudah berhasil dia renggut madu pertamanya. Jabar bangga bahwa dia yang pertama untuk Clara. "Tidak akan aku sia-siakan kamu, Dek. Kamu rela memberikan semuanya utuh untuk abang. Akan abang bahagiakan kamu sepanjang hidup abang," tekad Jabar dalam hati.

**

  Malam tiba, Jabar dan Clara hari ini masuk malam. Namun Jabar lebih dulu pergi, karena Jabar 12 jam kerja sedangkan Clara hanya delapan jam, yakni dari jam 11.00 malam sampai jam 07.00 pagi.

  "Abang pergi, ya. Kamu hati-hati nanti pergi kerja. Kalau ketemu orang asing di jalan dan ngajak ngobrol, lebih baik Adek cepat pergi dan menghindar," peringat Jabar merasa khawatir. Untungnya jalan menuju pabrik selalu ramai orang lalu lalang, meskipun malam.

  "Baiklah, Abang hati-hati, ya." Clara mencium tangan Jabar sembari melepas kepergian sang suami.

Di Pabrik

  Jabar tiba di depan pabrik sebelum waktu menunjukkan jam tujuh malam, sejenak dia ngopi dulu di warung sebelah pabrik. Kebetulan di sana sudah ada Jodi dan Jovan salah dua Teknisi mesin lima dan tiga, departemen SMT.

  "Bar," tegur Jovan seraya nyolek bahu Jabar lalu duduk di sebelahnya. Jovan meraih Hpnya lalu menghubungi seseorang. Dan sepertinya ang Jovan hubungi adalah ceweknya di pabrik elektronik sebelah. Terdengar dari percakapannya.

  Sementara Jodi, masih anteng dengan asap rokoknya seraya memainkan salah satu game gratisan favoritnya.

  "Dengar-dengar kemarin elu sama si Hardi ribut, apa yang lo ributkan, Bar?" tanya Jodi penasaran.

  "Kagak ada, ribut biasa."

  "Alah, bohong lu. Selentingan gua dengar elu dan si Hardi sama-sama naksir salah satu Operator baru di mesin SMT, dan kebetulan dia Operator di mesin elu, kan?" tebak Jodi mengena. Jabar tidak menampik atau mengiyakan, dia diam, lalu sibuk dengan kopinya.

  "Ngapain si Hardi naksir Operator mesin 10, bukankah dia sekarang sedang ditaksir Operator baru yang masih satu mesin sama dia? Dia cantik, perawan pula," timbrung Jovan setelah menghentikan percakapannya di telpon dengan sang pacar.

  "Siapa, Carmen?" terka Jodi. Jovan mengangguk. Berita yang barusan Jovan hembuskan, merupakan berita yang baru bagi Jabar. Namun berita itu tidak serta merta membuat Jabar senang, sebab di sini Carmen yang menyukai Hardi, sedangkan seperti yang dia tahu Hardi merupakan pemain handal dalam menaklukan cewek.

  Bahkan kini Hardi sedang menjalin hubungan dengan seorang Supervisor Molding yang sudah bersuami. Dan untungnya bagi Hardi, suami perempuan itu tidak bekerja di pabrik yang sama, melainkan pabrik lain tapi masih di kawasan yang sama.

  Tidak hanya itu, Hardi juga pernah santer digosipkan menjalin kasih dengan seorang wanita bersuami, yang memiliki jabatan Manager di perusahaan Hithaco. Namun, hubungan gelap itu berakhir setelah Hardi hampir saja ketahuan dan memutuskan mengakhiri hubungan terlarang itu.

  Entahlah, apa penyebab Hardi melakukan hubungan gelap dengan istri orang yang lumayan punya jabatan dalam sebuah perusahaan. Yang jelas sepertinya Hardi memang hobi menggandrungi istri orang yang usianya lebih tua darinya.

  Untuk itu, Jabar menyayangkan jika Carmen harus menyukai atau yang lebih parah jatuh ke pelukan Hardi, sebab Jabar sudah tahu sepak terjang Hardi. Hardi diibaratkan seorang lelaki belian tante-tante girang yang kesepian.

  "Elu gebet saja Bar, elu kan single, Clara juga single. Gebet dan kawini," ujar Jovan seraya berdiri dan beranjak dari kantin sebelah pabrik.

  "Gua duluan."Jovan membalikkan badan lalu berpamitan memasuki gerbang pabrik.

  "Kagak bahaya tah?" tanya Jabar seraya mengangkat kedua tanyanya ke arah Jodi.

  "Kagak, Bar, jika tidak ketahuan atasan."

  "Kalau tidak ketahuan, tapi kalau teman kita yang tahu, bagaimana?" tanya Jabar lagi.

  "Cukup tahu saja dan jangan sampai beritanya didengar orang atas, berabe. Bisa kena pecat salah satu, kecuali yang satunya mau mengalah," terang Jodi seraya menundukkan kepalanya terlihat murung.

  "Gua juga dua bulan lagi mau menikah, Bar. Tapi cewek gua satu pabrik di sini. Gua juga takut ketahuan kalau kami nikah, lalu salah satu harus keluar," ujar Jodi membuka rahasianya yang tadinya disimpan.

  "Serius?" Jabar tersentak.

  "Serius. Gua dan pacar gua sudah melakukan persiapan. Tapi yang diundang cukup keluarga dan teman dekat saja."

  "Baguslah itu. Lalu siapa ceweknya yang elu maksud?" Jabar penasaran.

  "Amira, dia QC Molding. Elu jangan heboh, ya, Bar. Gua percaya sama elu, sebab gua tahu elu kagak bakalan kayak ember bocor," tegas Jodi begitu yakin.

  "Ok, percayakan sama gua. Lagipula buat apa gua bocorin ke orang lain atau orang atas, bukan urusan gua, kok," tegas Jabar sembari hatinya tersenyum penuh kemenangan. Sebab ternyata dia yang telah lebih dulu menikah dengan karyawan satu pabrik, yang jika ketahuan orang atas, salah satu bisa dipecat.

1
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
Noviyanti
wah bisa jadi
Lina Zascia Amandia: Hehheheeh
total 1 replies
Noviyanti
bukan naksir lagi, tapi udah jadi bini bang
Ihda Rozi
lanjut
Lina Zascia Amandia: Ok....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!