NovelToon NovelToon
Cermin Warisan

Cermin Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zulia Almanshur

Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .

" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Akhirnya Pulang Ke Rumah

" Mbak Viya terima kasih banyak atas bantuan nya , kalau tanpa bantuan mbak Viya kami tak akan pernah tau kejahatan yang Rudi dan Lani lakukan , saya tak akan dendam dengan bisa menemukan jenazah Mia dan menguburkan nya secara layak saja saya sudah lega , urusan Rudi dan Lani biar saja negara dan Yang Maha Kuasa yang memberinya hukuman " .

Dokter Wilman menyempatkan diri menemui ku yang sudah akan meninggal kan rumah sakit hari ini .

" Sama - sama dok , saya juga ndak akan bisa membantu apa - apa kalau arwah suster Mia ndak menemui saya dan menunjukkan di mana dia di kuburkan sebelum nya , dokter yang sabar ya saya turut prihatin dan bela sungkawa " .

Aku menangkup kan kedua tangan ku di depan dada . Dokter Wilman menganggukkan kepala nya dan mempersilahkan aku untuk segera pulang ke rumah terlebih lagi taksi online yang di pesan bapak sudah datang .

Sesampai nya di rumah dua sahabat ku Titin dan Maya sudah menunggu di depan pagar rumah .

" Loh kalian di sini toh , sudah lama ya nunggu nya ? " . Ibu ku tentu sama hal nya dengan ku yang terkejut melihat kehadiran mereka yang tanpa kabar .

" Enggak bu baru lima belas menit yang lalu kok " . Jawab Titin sembari mencium tangan ibu dan bapak secara bergantian yang di ikuti Maya di belakang nya .

Kemudian mereka berdua memeluk ku sampai sesak rasa nya saking erat nya .

'' Kalian mau bikin aku balik lagi ke rumah sakit karena kekurangan napas ya " . Ucap ku sembari meraup banyak - banyak oksigen dengan hidung ku .

" Eh maap maap ye " . Kata Maya cengengesan .

" Apa kalian mau reuni di jalan ampe tahun depan ? " . Teriak ibu dari teras rumah .

Kami bertiga tertawa cekikikan mendengar kalimat ibu yang seperti nya sudah mulai ketularan Titin gaul nya .

" Ibu buatin minuman dingin dulu , sambil nungguin bapak pesanan nasi padang lewat online kalian bantu ibu nyiapin piring" dan gelas di meja ya " . Ujar ibu pada kami bertiga .

Kami memang seperti keluarga jadi hal biasa kalau ibu terkadang meminta bantuan pada Titin dan Maya .

" G*food ! " .

" Iya sebentar " . Maya gegas berlari keluar menghampiri kurir makanan .

" Berapa pak ? " .

" Sudah di bayar neng " .

" Oke makasih kalo gitu pak " .

" Sama - sama neng , mari " .

" Grecep banget kalo soal makanan " . Goda Titin sembari menyenggol lengan Maya .

" Ya iya lah , aku kan masih bernyawa dan nyawa ku ini butuh badan yang sehat dan kuat " .

" Hahaha , iya juga seh " .

" Sudah datang ya makanan nya ? " . Tanya ibu dari dapur .

" Sudah bu ini lagi di siapin " . Jawab Maya .

" Ya sudah ibu panggil bapak dulu abis ini kita makan bareng , oh ya Tin tolong minuman nya tadi di dapur lupa ibu bawa sekalian " .

" Siap komandan " . Jawab Titin sembari mengangkat tangan nya menempel di keningnya .

Random banget memang tingkah sahabat - sahabat ku ini , aku bahagia memiliki sahabat seperti mereka yang selalu tampak ceria .

Acara makan siang kami di iringi banyak cerita dari Titin dan Maya sewaktu ada di acara tunangan sepupu nya .

" Kamu ingat gak May waktu ada tamu rombongan dari pihak laki - laki malah ngira kita ini yang akan bertunangan ? " . Ujar Titin .

" Hahaha , iya iya aku ingat yang ibu - ibu cetar membahana satu genk nya itu kan ? " . Jawab Maya dengan antusias juga .

" Masa iya bu kata para ibu cetar itu kami yang mau tunangan , alasan nya make up kami jauh lebih baik dari pada sepupu ku yang bertunangan itu " . Adu Titin pada ibu .

" Lha kok bisa begitu ? " . Jawab ibu sembari menyuapkan nasi ke dalam mulut nya .

" Make up sepupu ku norak banget bu , gak tau deh dapet dari mana itu MUA nya " .

" Iya bu bener yang di bilang Titin , kalau ibu ngeliat sendiri pasti ibu akan ketawa terus " . Sahut Maya meyakinkan .

" Jadi nya pas pulang kami kena omel deh sama tante " . Titin merasa emosi seperti nya sebab dari wajah nya tampak sangat kesal .

" Salah kalian apa kok bisa kena omel " .

" Iya bu , gara - gara make up kami kan jauh lebih fresh , lebih bagus , lebih ber aura pokok nya " . Jawab Titin dengan pede nya .

" Kamu lupa Tin sama MUA nya ? " . Tanya Maya sambil melirik ku .

" Hahaha , iya ya , maaf ya Vi , makasih loh sudah sukses bikin tante ku jadi ilfil sama aku " . Dengan renyah nya tawa Titin seperti puas sudah membuat tante nya emosi .

" Kalian ini ada - ada saja , oh ya bapak minta maaf ya mau telpon temen bapak dulu " . Ujar bapak yang sedari tadi sama dengan ku hanya menyimak dan ikut tertawa sesekali .

" Iya pak silahkan " . Jawab Maya .

" Ibu juga sudah selesai , ibu mau mandi dulu abis ini ada temen ibu yang mau ke sini " .

" Biar kami aja yang beresin bu " . Ujar Titin saat melihat ibu akan membereskan piring - piring bekas makan .

" Walah , makasih banyak ya nak Titin , nak Maya , malah ibu yang jadi merepotkan kalian " .

" Aman bu " . Jawab Titin sambil mengacungkan jempol nya " .

Selesai membereskan sisa - sisa makanan di atas meja aku pun membantu kedua sahabat ku yang sudah lebih dulu ke dapur .

" Eits , mau ngapain kamu Vi ? " . Tanya Maya mendorong pelan tangan ku yang akan membantu nya mencuci piring .

" Mau bantuin lah " .

" Sana - sana mandi dulu sana pasti di rumah sakit kamu gak mandi , bau asem nih " . Ledek Maya .

" Sial di bilang bau asem , gini - gini aku bau bunga tau " .

" Hehehe " . Tawa mereka serempak .

Tapi aku akhir nya mengalah juga dan menuju kamar untuk membersihkan diri karena di kamar ku juga ada kamar mandi .

Segar banget badan ku rasa nya setelah mandi dan ganti baju , rasa capek dan lengket hilang seketika . Aku membuka tas selempang yang ku gantung di dinding .

Ku temukan secarik kertas yang ternyata selembar kartu nama .

" Bu Andri , yah ini kan kartu nama bu Andri kok bisa aku lupa menyimpan nomer dan menghubungi nya " . Aku merutuki kebodohan diri ku sendiri yang lupa akan hal ini .

Setelah menyimpan nomer bu Andri aku mengirim pesan pada nya .

{ Assalamu'alaikum , bu Andri ini nomer saya , Viya } .

Tak berapa lama centang dua berubah warna jadi biru .

{ Wa'alaikum salam , eh mbah Viya salon ya ? } .

{ Iya bu betul } .

{ Hampir saja ibu tak mengenali sebab poto profil nya hanya gambar bunga } .

{ Eh iya bu maaf , nanti saya ganti poto salon saya } .

{ Hmm , oh iya mbak ada apa ya kok tumben baru ingat sama ibu , hehehe } .

{ Maaf bu saya tadi cuma mau ngasih tau aja kalau ini nomer saya yang bisa di hubungi } .

{ Iya mbak , makasih ya } .

1
Adinda
genre misteri saya paling suka. viya bakal di teror ga ya sama penunggu cermin...
Zulia Almanshur
makasih banyak , mohon dukungan nya ya .. nanti pasti mampir kl sudah senggang
Erlina Arlena
ceritanya bagus, aku suka, semangat thor
Zulia Almanshur: makasih banyak , mohon dukungan nya ya kak .. masih oemula 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak
Zulia Almanshur: Salam kenal juga kak Anita .. waah .. sudah senior nih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!