NovelToon NovelToon
Satu Malam Panas Bersama Mu

Satu Malam Panas Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ain Izza

Daffa bertemu lagi dengan wanita yang meninggalkannya setelah menghabiskan malam panas bersama lima tahun yang lalu dan sedang menggandeng seorang anak laki-laki yang mirip dirinya!
Selama itu pula, Daffa berusaha mencari dia dan diliputi rasa bersalah atas apa yang menyebabkan wanita itu pergi, dan kini Daffa bertekad untuk tidak melepaskannya lagi. Namun, ternyata wanita itu tidak menginginkannya.
Daffa harus berjuang untuk menyakinkan Desi akan cintanya dan juga mencari restu dari orangtuanya yang telah merencanakan perjodohan untuk dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ain Izza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Atasan Desi

Daffa menuruni tangga sembari menggulung lengan kemejanya sebatas siku.

Pagi ini Daffa berencana mendatangi kediaman calon istri dan calon mertuanya.

Mengingat itu Daffa hanya bisa senyum-senyum sendiri sembari membayangkan akan bertemu Desi kembali setelah ini .

"Ciee... yang habis liburan dari Bali, sumringah amat." goda Erika yang sedang membantu maminya menyiapkan sarapan pagi ini.

"Iya dong, harus." jawab Daffa bersemangat sembari meletakkan paper bag yang berisi oleh-oleh untuk Desi.

"Eh gimana Er, suka gak sama oleh-olehnya?" tanya Daffa.

Erika pun mendudukkan bokongnya di sebelah Daffa.

"Erika kurang suka warnanya, kak Daffa pilih in warnanya yang norak-norak." gerutu Erika

Daffa pun menjitak pelan kepala Erika.

"Awwww kak !"

"Gini nih adik gak tau bersyukur. Udah di beliin masih aja ngedumel."

Erika pun cemberut dibuatnya. Ana datang sambil membawa soup ayam yang masih mengepul.

"Kamu mau pergi kemana Daf?" tanya Ana sembari melongok isi paper bag.

"Buat Lana ya?" goda Ana lagi membuat Daffa mendengus.

"Ck... Mami fikirannya Lana mulu , kayak gak ada cewek lain aja... Ambilin mi, Daffa udah laper banget." ucap Daffa sambil memberikan piring kepada maminya.

"Kalau cewek gak cuma Lana, ya buktiin. Bawa sini calon mantu mami. Kamu tuh udah tua, masa gak pengen nikah." omel Ana membuat Daffa mendengus kesal sedangkan Erika tertawa lepas.

"Nikah kak nikah. Inget umur, udah tua!" ledek Erika menirukan kata-kata mami nya membuat Daffa semakin kesal.

"Jadi gimana?" tanya Ana sambil menatap Daffa dengan sorot keibuannya.

"Ini juga lagi usaha mi. Doain aja, habis ini mau ke rumah camer." ucap Daffa membuat Erika dan maminya terkejut.

"Serius kak?" tanya Erika sembari menghentikan kunyahannya.

"Setau mami empat hari yang lalu sebelum kamu ke Bali, kamu masih nolak buat nikah, kenapa tiba-tiba sekarang udah punya camer aja?" selidik Ana membuat Daffa menatap kedua wanita kesayangannya itu.

"Daffa ketemu calon istri pas di Bali mi." ucap Daffa sambil tersenyum manis.

"Ini aneh sih mi, kita harus liat wanita mana yang bisa bikin kak Daffa kepincut. Padahal selama ini mami jodohin sama cewek-cewek cantik aja kak Daffa sama sekali gak mau." ucap Erika yang diangguki Ana.

"Siapa dia sayang?" tanya Ana ingin tau.

"Surprise deh pokoknya. Ntar kalau udah berhasil ketemu camer, Daffa kasih tau kalian."

Ana pun tersenyum pelan.

"Mami gak akan jodoh-jodohin kamu lagi kalau memang kamu sudah menemukan tambatan hati kamu sendiri."

"Iyalah mi , gak usah jodoh-jodohin Daffa lagi, kayak Daffa gak laku banget." seru Daffa membuat Ana tergelak.

"Habisnya mami takut kamu jadi perjaka tua "

"Gak lah mi, ganteng gini masa jadi perjaka tua. Daffa tu cuma belum nemu yang pas aja" seru Daffa pelan.

"Tapi gimana batalin perjodohan Kak Daffa sama kak Lana, apa mami tega ke kak Lana " tanya Erika membuat Ana menghela nafas.

"Sebenernya itu yang Mami pikirin. Apalagi keluarga Lana yang susah nolongin kita waktu usaha papa bangkrut." ucap Ana kemudian menatap Daffa dan Erika bergantian.

"Ya emang kalo udah ngomongin balas budi susah sih." seru Erika menimpali omongan maminya.

"Tapi jangan Daffa juga dong mi yang di tumbal in buat nikah in Lana." ucap Daffa membuat Ana melotot

"Hus kamu. Di tumbal in di tumbal in. Kayak apa aja !"

Daffa pun terkekeh pelan.

"Yaudah Daffa berangkat dulu. Ntar deh kita pikirin solusi terbaiknya. Doain Daffa ya mi, Er ."

Daffa pun mencium tangan maminya dan bergantian Erika mencium punggung tangan Daffa.

Daffa mengeluarkan ponsel miliknya dan mengetikkan pesan kepada desi

[ Share loc sayangg...]

Daffa pun tersenyum pelan , kemudian bergegas menaiki mobilnya.

***

Mobil sport pajero milik Daffa telah memasuki kawasan perumahan sederhana milik Desi.

Senyum bahagia tak pernah luntur dari wajah tampan Daffa.

Beberapa saat kemudian, Daffa mencari rumah yang bernomor 9 sesuai dengan arahan Desi.

Daffa pun dapat melihat Desi yang menunggunya di depan teras rumahnya.

Daffa memarkirkan mobilnya di depan rumah Desi, dan keluar sambil menenteng beberapa paper bag berisi barang-barang yang ia beli untuk Desi.

"Salim dulu." ucap Daffa saat sudah berada tepat didepan Desi sembari menjulurkan tangan kanannya.Desi pun dengan wajah pura-pura malasnya, menerima uluran tangan Daffa yang mencium nya, Daffa tersenyum senang.

"Apa ini kak, banyak banget." tanya Desi sembari melongok isi paper bag yang dibawa Daffa.

"Itu oleh-oleh dari Bali, kemarin kamu belum sempet beli kan." ucap Daffa membuat Desi pun tersenyum.

"Makasih ya kak, yuk masuk dulu." ajak Desi.

Daffa pun mengekori Desi dibelakangnya.

"Duduk dulu kak, mau minum apa ?" tawar Desi.

"Terserah kamu aja" Daffa masih melihat-lihat desain interior rumah Desi yang menurutnya cukup menarik untuk ukuran rumah minimalis seperti ini.

"Gala kemana ?" tanya Daffa yang mengikuti Desi ke dapur.

"Lagi sekolah sama ibu." jawab Desi sembari mengaduk teh panasnya.

"Kalian tinggal bertiga saja?" tanya Daffa dan Desi pun mengangguk.

Daffa mendekat kearah Desi dan mengunci tubuh Desi dengan kedua tangannya.

Daffa tersenyum manis sembari menatap Desi.

"Kak jangan macem-macem ya, Desi teriak nih..!"

Daffa berdecak tak suka.

"Kenapa sih, orang lagi kangen juga." ucap Daffa kemudian meletakkan dagunya di pundak kanan Desi.

"Desi susah ini yang mau bawa minuman sama makanannya." ucap Desi membuat Daffa pun mencium pipi Desi singkat dan beranjak ke ruang tamu lagi.

"Kak daffa...!!!" teriak Desi membuat Daffa terkekeh.

"Di minum dulu kak" ucap Desi dan Daffa yang sedang membalas beberapa email dari klien nya pun mengangguk.

"Hmmm, enak banget teh buatan calon istri, jadi pengen tiap hari di buatin teh sama kamu Des."

"Apasih kak, main panggil calon istri calon istri mulu, Desi aja belum acc mau nikah sama kakak atau enggak." ucap Desi berusaha menutupi kesalah tingkahannya.

"Oh ya ? memangnya kamu gak mau nikah sama aku?" rajuk Daffa tapi Desi hanya mengendikkan bahu nya pelan.

"Sini deh." seru Daffa sembari menepuk sofa di sebelahnya.

"Kenapa?"

"Ya sini makanya."

Desi pun mendekat dan duduk disebelah Daffa.

Daffa menatap desi dengan lekat. Desi pun balas menatap Daffa dengan senyum manis yang terkembang dibibirnya.

Daffa memeluk tubuh Desi dan mendekapnya dengan erat.

"Maafin aku yang telah menjadi orang paling bodoh di dunia ini karena gagal menemukanmu dulu Des. Andai aku bisa lebih bekerja keras dalam mencari kamu, pasti aku bisa menemukanmu dan menemani kamu berjuang melahirkan dan merawat Gala dari awal. Aku benar-benar menyesal."

Desi menggeleng dalam dekapan daffa.

"Just you come again in here, it's fell so special for me."

"I don't wanna lost you again, thanks for having me a second chance, i love you baby." bisik Daffa pelan.

Desi menghapus air mata yang ada di ekor mata Daffa.

Beberapa saat kemudian, deru mesin mobil terdengar berhenti di depan rumah Desi.

Terlihat sebuah mobil rubicon merah yang terparkir di belakang mobil Daffa.

Daffa menatap Desi.

"Siapa...?"

"Itu Gala sama ibu." ucap Desi kemudian beranjak keluar menyambut kedatangan mereka.

"Hi bunda." ucap Gala sembari menenteng tas mungilnya.

"Hai jagoan bunda, itu ada Om Daffa gih salim dulu." ucap Desi membuat Gala girang dan berlari kecil kedalam rumah.

"Ada tamu nak?" tanya Rini, ibu nya Desi.

Desi mengangguk pelan.

Desi menyalami ibu nya dan menunduk menyapa Raka, atasannya di kantor tempatnya bekerja.

"Kok bisa dianter Pak Raka buk?" tanya Desi.

"Tadi nak Raka lewat depan sekolah Gala dan katanya mau main kerumah, jadi sekalian ibu sama Gala bareng." jawab Rini membuat Desi mangut-mangut mengerti.

"Ayo nak Raka masuk dulu" ucap Rini dan Raka pun mengangguk.Rini pun berlalu masuk.

"Teman kamu Des?" tanya Raka sambil melihat ke arah mobil pajero milik Daffa.

"Em mmm..." Belum sempat Desi menjawab terdengar suara Daffa yang menggelegar.

"Awwwhhhh shh !!!" teriak Daffa dari dalam rumah membuat Desi pun berlalu masuk

***

1
muna aprilia
lnjut
Tasbih cinta: Ditunggu ya🥰
total 1 replies
Putra Putri
gmna lanjutin nya dia ke buru hilang crta nya
udh di cri² nggak ketemu crta yg tdi
Tasbih cinta: Di ketik aja di pencarian kak, Satu malam panas bersama mu... Terus ceritanya di tambahin ke rak kak.
total 1 replies
Joko Castro
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
Yukishiro Enishi
Nggak bisa bayangkan hidup tanpa cerita dan karakter dalam karya ini!
Samsul Huda
cerita ini sangat menarik, semangat kak, lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!