NovelToon NovelToon
The Mask Painter

The Mask Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / spiritual / Iblis / hantu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Asha Krajan

Odessa adalah pelukis topeng yang melanjutkan karir dari leluhur ayahnya.

Keluarganya memiliki sebuah toko topeng kecil yang buka di sebuah gang sepi yang jarang didatangi oleh pengunjung, pada awalnya Odessa tidak mengerti sama sekali mengapa keluarganya harus berjualan dan membuka toko di tempat yang sepi orang lewat.

Namun setelah Odessa mengambil alih bisnis itu, ia mengerti alasannya.

'Mereka' tidak menyukai tempat yang ramai.

Ya, yang Odessa layani sama sekali bukan manusia, melainkan 'mereka' jiwa yang tersesat atau pun arwah yang terjerat oleh masalah di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asha Krajan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Tugas kedua selesai

     Odessa dan Song Mu akhirnya melangkah turun bersama dengan arwah Ming Rui yang dilanda oleh kemarahan, begitu telapak kaki mereka menginjak lantai beton di bawah, ruangan ini tidak terlalu sempit, hanya berisi tentang kanvas penuh gambaran tentang Ming Rui.

Namun begitu tatapan mereka beralih ke bawah tangga, mereka menemukan sebuah peti kaca yang didirikan berisi sebuah cairan transparan yang tidak dikenal. Mereka melangkah mendekati peti kaca itu namun sayangnya langkah mereka kalah cepat dari kecepatan terbang Ming Rui, sosok arwah gadis itu langsung menerjang peti kaca dan menyentuh tubuhnya yang terjebak di dalam.

"Tubuhku…" bisik Ming Rui. Mata hitam Ming Rui dengan pupil putih menangis, darah merah bagaikan air mata mengalir deras dari pelupuk matanya bahkan hingga membasahi lantai beton. Odessa menghela nafas dan menghampiri Ming Rui, menepuk bahunya dengan lembut, "Ming Rui, sekarang kita sudah menemukan kalung jantung dan tubuhmu, apa yang kamu inginkan selanjutnya?"

"Aku, aku ingin bebas…" Ming Rui berbisik, "Hancurkan kalung itu, jika bisa sekalian tolong bakar tubuhku dan kirimkan dengan catatan kepada orang tuaku yang tinggal di desa."

"Aku ingin mereka paling tidak mengetahui kabar terakhir dariku…"

"Baiklah, jangan khawatir aku akan melakukannya. Aku berjanji, meskipun kami tidak bisa dimaafkan, kami harap itu sedikit menebus kebebasan terakhirmu." Song Mu melangkah maju dan menatap arwah Ming Rui dengan tatapan tegas. Ming Rui menatap sejenak Song Mu sebelum mengangguk, "Terima kasih. Wajahmu memang mirip dengan kakekmu, tapi aku harap kamu tidak akan mengulangi hal yang sama dan menyebabkan kebencian arwah lainnya."

Song Mu mengangguk, "Aku berjanji tidak akan."

Peti mati kaca Ming Rui akhirnya diangkat dari ruang bawah tanah dan kalung jantung yang dikenakan oleh Song Ru dicabut, Song Ru di tangkap oleh polisi dengan tuduhan membunuh seseorang.

Odessa dan Song Mu pergi ke rumah kremasi dan membakar tubuh Ming Rui yang akhirnya sudah bisa mencair setelah di rendam begitu lama di air es, ya cairan sebelumnya itu ternyata adalah air es yang digunakan untuk mempertahankan penampilan dan kesegaran Ming Rui menurut dari pernyataan Song Ru di kantor polisi.

Kalung jantung dihancurkan berkeping-keping sesuai keinginan Ming Rui dan digabungkan dengan abu jasadnya dalam sebuah kotak. Song Ru dan Odessa dibawa kembali ke kampung halaman di desa tempat asal Ming Rui, di bawah arahan jalan Ming Rui mereka berhasil sampai tanpa tersesat. Pada awalnya mereka berniat untuk mengembalikan kotak berisi abu dan pecahan kalung itu ke orang tua Ming Rui, namun tentu saja kedua orang tua itu sudah tiada bahkan tidak ada lagi kerabat yang mengenal siapa Ming Rui.

Kotak berisi abu Ming Rui akhirnya dikuburkan diantara pemakaman ayah dan ibu Ming Rui, mereka meletakkan sebuah buket bunga di sana dan merawatnya sebentar dengan mencabuti rumput liar di sekitar pemakaman.

Setelah selesai Odessa dan Song Mu menemani Ming Rui yang berlutut meminta maaf di pemakaman ayah dan ibunya, kini wujud Ming Rui tidak lagi mengerikan. Sosoknya kembali seperti semula dengan wujud Ming Rui gadis yang polos dan lugu, tidak ada lagi dendam di sekitar rohnya dan bahkan pakaian yang ia kenakan bersih dari darah meskipun itu adalah pakaian terakhir yang ia kenakan sebelum ia dibunuh.

Waktu berlalu dengan cepat, ketika Ming Rui akhirnya bangkit dan akan segera berbalik, sebuah suara yang familiar memanggilnya dari belakang.

"Ming Rui anakku, apakah itu kamu nak?"

Mata Ming Rui terbelalak, ia seketika berbalik dan tangisannya pecah begitu ia melihat sosok arwah ayah dan ibunya di balik nisan, Ming Rui menerjang memeluk mereka berdua dengan erat. Ketika keluarga itu akhirnya mengalami reuni yang sangat mereka rindukan setelah puluhan tahun lamanya.

Odessa dan Song Mu tidak berani mengganggu, mereka melangkah mundur berdiri di bawah pohon beringin yang tidak jauh dari sana, sembari samar-samar mendengarkan obrolan penuh rindu dari ketiga orang itu.

Waktu berlalu dengan cepat dan akhirnya matahari menjadi semakin redup senja, ini sudah waktunya orang tua Ming Rui yang sudah seharusnya pergi ditakdirkan untuk pergi, begitu pula Ming Rui. Odessa melangkah maju menghampiri keluarga yang bahagia itu dan terbatuk, "Maaf mengganggu reuni bahagia kalian, tapi waktu telah habis, kalian harus segera kembali ke dunia bawah untuk menerima keputusan Yama lebih lanjut."

Odessa tersenyum, ayah dan ibu Ming Rui saling memandang sejenak sebelum akhirnya menatap Odessa, "Nak, bolehkah aku tahu kemana anak kami akan dibawa?"

"Aku tidak akan membawanya kemana-mana, hanya mengambilnya kembali ke topeng sebelum mengirimnya ke dunia bawah begitu waktunya tiba untuk pengadilan." Odessa berkata dengan lembut, ia menatap kasihan kepada Ming Rui, "Tapi jangan khawatir, aku yakin Ming Rui tidak akan di jatuhi hukuman yang berat, lagi pula semua ini bukan salahnya untuk tidak bisa kembali dengan tenang."

"Nak, bolehkah aku meminta sesuatu?" Ibu Ming Rui melayang maju menghalangi anak gadis mereka di belakang, "Bolehkah kami dilukis bersama dalam satu topeng? Kami tidak ingin berpisah lagi dengan Ming Rui anak kami."

Odessa tertegun, "Ini…?" Ia melirik ke arah Ming Rui yang tersenyum di belakang, ia melihat anggukan kecil dari arwah gadis Ming Rui. Odessa terdiam sejenak sebelum menghela nafas dan menyeringai, "Tidak masalah, aku bisa melakukannya!"

"Apa yang ingin kamu lakukan Odessa?" Song Mu melangkah mendekat dengan penasaran, sepertinya tertarik untuk melihat bagaimana cara seorang penjaga bekerja untuk menyegel arwah.

"Melakukan tugasku." Odessa menyeringai, ia melemparkan keluar topeng dan alat lukisnya keluar dari tasnya dan menatap keluarga arwah Ming Rui, "Kalian siap?"

"Siap!" Keluarga arwah itu tertawa dan mengangguk.

"Baiklah kalau begitu!" Odessa mengerutkan keningnya dan mulai membacakan sebuah mantra yang aneh dan sangat panjang, tidak ada yang tahu mantra macam apa yang diucapkan, namun suaranya semakin bergema di pemakaman dan terasa semakin misterius.

Tangan Odessa dengan cepat berayun dan melayang membuat goresan demi goresan tinta dan cat warna di topeng putih yang kosong itu, ketika akhirnya waktunya tiba, Odessa melemparkan topeng itu ke udara dan berteriak.

"DEMI LANGIT DAN BUMI!"

"ATAS NAMA TUHAN YANG AKU IKUTI DAN SEMBAH!"

"DENGAN KEWAJIBANKU SEBAGAI PENJAGA DUNIA BAWAH!"

"MELUKIS JIWA YANG SENGSARA!"

"SEGEL JIWA!"

Topeng melayang di udara dan bergetar hebat mengeluarkan cahaya keemasan yang berkilau, arwah keluarga Ming Rui sepertinya berguncang dan tersedot masuk ke dalam topeng dengan cepat. Song Mu menopang tubuhnya dari guncangan di tanah, matanya terbelalak kaget dan kagum melihat operasi kerja dari penjaga wanita di depannya.

"Hebat sekali…" bisiknya.

Sinar keemasan akhirnya meredup dan gempa di tanah berhenti, topeng yang melayang di udara itu seketika jatuh, untung saja Odessa lebih dulu menangkapnya sebelum topeng itu terjatuh di lantai.

Odessa menunduk dan tersenyum melihat topeng putih yang awalnya kosong tanpa ekspresi apapun kini dihiasi oleh senyuman tiga wajah, di bawah mata topeng itu adalah air berwarna biru dan bunga merah mekar di dahi. Semua itu memiliki lambang masing-masing yang telah dirancang oleh Odessa sendiri.

Air mengalir mengartikan sebuah air mata kerinduan, dan bunga merah mekar adalah waktu yang tepat pertemuan dan melambangkan reuni, senyuman di tiga wajah dalam topeng melambangkan ketiga sosok yang akhirnya bersatu setelah sekian lama perpisahan dan kini menjadi penuh kebahagiaan dengan bersatunya mereka kembali.

"Topeng yang indah…" Song Mu mendekati Odessa dan dengan lembut membelai permukaan halus dari topeng.

"Ya, sangat indah seperti hubungan keluarga ini." Odessa mengangguk dengan senyuman, ia menyimpan topeng itu setelah Song Mu puas menyentuhnya.

Song Mu tersenyum elegan menatap Odessa, "Baiklah Odessa, bagaimana jika aku mengantarmu pulang?" Odessa dengan senang hati mengangguk, "Itu tawaran yang bagus, lagipula kasus keluargamu kini akhirnya telah bisa dinyatakan sebagai sukses."

Mata Song Mu berbinar, "Benarkah?"

"Ya." Odessa mengangguk, ia menyeringai.

"Tugas kasus kedua bulan ini, Success!"

1
bbyylaa
sukakk banget sama konsep novelnya, underrated banget!!! semangat ya thorr
A.K: Terima kasih banyak bbyylaa❤️🔥
total 1 replies
L K
hahahhaha tasnya ilang di gedung hotel
Setsuna F. Seiei
Tiap habis baca chapter pasti bikin aku pengen snack sambil lanjut baca!
A.K: Terima kasih telah berkomentar! komenmu membuat thor bersemangat deh!✨
total 1 replies
Desi Natalia
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
A.K: Terima kasih telah memberi dukungan! nantikan bab selanjutnya ya~😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!