Tunggu Saja Pembalasanku

Dan ketua dari serigala itu belum juga bergerak hanya memandangi saja. Dimana mana sikap pimpinan memang seperti itu, bawahannya di suruh mengroyok sampai musuh tidak berdaya.

Setelah musuh sudah lemah, maka dia dengan gagah berpura- pura sebagai pemenang, padahal nyatanya bawahannya yang bertumpahan darah terlebih dahulu.

'Wahh, boss memang hanya menonton ya' ucapnya merasa geli.

Para manusia itu sudah  terlihat mulai lemas, karena dari tadi bertarung.

Seekor serigala Besar terbang melompat ke depan manusia itu. Dia ingin mengambil kesempatan? Jangan harap, batin Lan Mei.

Tapi tiba - tiba,

Wuuuussshhh..

Panah tertancap si lehernya dan

Bruukkk..!!

Srigala itu sudah tak bernyawa.

Semua yang ada si sana terkejut, begitu juga dengan ketua serigala tersebut.

Dan semua menoleh ke arah datangnya panah tersebut. Mereka tidak melihat siapapun di dekat itu, jangan- jangan panah ini dari tempat yang cukup jauh, pikir mereka.

Kemudian suara Auman serigala menggema, dan suara itu datang dari ketuannya. Dia sangat marah, wakilnya, tanpa melakukan perlawanan, mati begitu saja.

Dia adalah bawahan yang terhebat yang dia miliki dan dia juga adalah masih saudaranya. Bagaimana dia bisa menerima kenyataan ini, semua seperti mimpi.

Mungkin orang biasa hanya bisa mendengar auman, tetapi Lan Mei mendengar dengan jelas apa yang di katakan serigala itu.

"Keluaaarrr..!"

Dia berteriak sambil menatap pohon yang di panjat Lan mei. Tatapannya sangat mematikan, jika tatapan bisa membunuh, mungkin Lan Mei dari tadi sudah ko'it.

"Ok, ok, aku keluar"  ucap Lan mei sambil turun seperti manusia biasa, tanpa melompat dengan gaya terbang.

Semua yang ada di sana tercengang.

Orang yang tidak berkultivasi sanggup memprovokasi hewan spritual yang sudah berkultivasi di level 5, ya ketua serigala itu sudah di level 5, semantara bawahannya masih di level 4. Tapi bagi manusia yang berkultivasi saja masih berfikir untuk melawan para binatang ini.

Tapi dia yang belum berkultivasi berjalan dengan tenang.

"Bajingan tengik, berani kau membunuh tangan kananku!" Maki ketua serigala itu. Dia tidak mengharapkan bahwa Lan mei mengerti perkataannya, dia hanya ingin mengumpat saja.

"Tentu saja aku berani, masa aku diam saja saat manusia yang sudah tidak berdaya mati di depan mataku" jawabnya sambil menunjuk ketiga manusia yang lemas itu,  yang membuat ketua serigala itu semakin terkejut.

Dia bergumam, manusia ini tidak berkultivasi, bagaimana dia mengerti bahasa kami. Sedangkan orang yang bisa berkultivasi juga tidak bisa mengerti bahasa binatang kalau mereka tidak terkontrak.

Karena mereka memiliki batin yang saling terhubung sehingga saling mengerti apa yang di bicarakan.

Tapi Anak gadis ini, mengerti bahasaku.

"Nona kecil, walaupun anda bisa memanah, tapi belum tentu bisa mengalahkan mereka yang sudah berkultivasi. Pergilah berlindung biar kami yang mengahadapi mereka."

Ucap salah satu pengawal bangsawan itu, yang tampangnya tidak selemas satunya.

Lan mei hanya meliriknya acuh dan kembali menatap kawanan serigala itu.

"Kenapa kalian berkelahi?" Tanya Lan Mei dengan wajah yang masih menatap kawanan serigala dan Hiena itu.

Hiena memang picik, dari tadi dia hanya menonton, tidak ikut membantai para manusia itu. Tapi bukan berarti mereka kasihan kepada manusia itu.

Dari penampilannya yang mengeluarkan air liur, menandakan mereka kelaparan ingin memakan.

Hanya saja mereka ingin terima bersih.

"Kami tidak berniat berkelahi dengan serigala itu, kami hanya ingin mencari tanaman herbal  Kembang penyambung nyawa, yang hanya ada di dalam hutan kematian ini"

Jelas salah satu pengawal itu, walau sebenarnya pertanyaan itu bukan di tujukan untuk mereka.

Mana ada manusia mencari mati hanya untuk menemui sekawanan serigala.

Lan Mei belum bergeming, dia masih menatap kawanan serigala. Entah bagaimana, saat ini dia memiliki aura yang mendominasi, membuat para serigala yang memiliki level rendah mulai ciut.

Membuat para manusia itu keheranan. Bukannya dia sudah menjawab, pikirnya.

"Tentu saja kami tidak suka ada segerombolan manusia masuk ke area kami, kalau mereka hebat ya selamat, kalau mereka lemah ya mati" ucap ketua serigala itu.

"Oh, jadi begitu, kalau saya juga membunuhmu tak apa- apa,  kan?"

"Karena kamu hanya iseng, aku juga bisa." Tambah Lan mei. Dia menatap sini ke arah ketua srigala itu. Dia menganggap nyawa manusia sebuah permainan? Aku juga bisa melakukannya, pikirnya.