Ini adalah kisah seorang manusia..
Bukan..
Dahulu dia adalah Manusia yang telah mencapai puncak tertinggi kehidupan,
lalu mendapatkan kekuatan sang Dewa Matahari yang sangat diangungkan oleh manusia,..
Namun karena kekalahannya dalam Perang Surgawi, dia terbunuh dan jasadnya dibuang ke bumi.
Antares, ini adalah kisah pembalasan dendam sang dewa matahari kepada para dewa yang telah membunuhnya.
Bagaimanakah cara Antares memulihkan kekuatannya dan kembali menuju dunia para dewa untuk membalaskan dendamnya?
Ikuti Novel ini untuk mencari tahu kelanjutannya!
Untuk sistem power disini saya tidak mengikuti yang orang-orang pakai pada biasanya..
Bukan Qi namun Ki, merupakan energi yang berada dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam tubuh manusia..
Dengan tekun berkultivasi serta menyerap banyak Ki (energi) alam, seseorang mampu meningkatkan kesadarannya hingga mencapai keagungan Surgawi!
Selamat membaca^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon urizen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kota Svaknir!
Mereka telah sampai pada wilayah Dwarf, tepatnya di Kota Svaknir.
"wah kota ini terlihat lebih maju dibanding kota elf ya? Banyak manusianya juga disini." ucap Antares sambil melihat sekelilingnya.
"Tentu saja, para Dwarf itu ahlinya membuat teknologi sebab pada dasarnya leluhur mereka itu penempa dan pengrajin yang sangat ulung." balas Oberon.
"Benar, ditambah sejak kehadiran Dewa Hephaestus 1500an tahun yang lalu mereka semakin berkembang pesat!" lanjut Alisa.
(Hephaestus ya.. Dulu dia dan aku pernah mengunjungi negeri dwarf ini sih.. Memang dahulu kotanya masih sangat kecil.. namun siapa sangka berkat pengajarannya itu Dwarf semakin berkembang..) gumam Antares dalam hati.
FYI : Hephaestus adalah dewa api, tukang kayu, penempa besi, dan pengrajin senjata. Sekitar 1500an tahun yang lalu ketika Antares baru awal memasuki ranah surgawi, Dia diajak oleh Hephaestus mengunjungi negeri Dwarf untuk membuatkan senjata bagi Antares sekalian memberikan pengajaran untuk para Dwarf.
Ketika itu Negeri Dwarf masih sangat kecil dan mayoritas masyarakatnya hanya bekerja sebagai penempa besi sederhana.
Pemimpin mereka(para dwarf) saat itu adalah Dori Ironheart. Dialah Dwarf yang menempa Phalosa Sword milik Antares meskipun tetap dalam pengawasan Hephaestus saat membuatnya.
"Baiklah kembali menuju topik utama mengapa kita kesini, ada yang tahu dimana toko penjual kain yang mampu mengurangi penggunaan Ki?" tanya Antares.
"Serahkan padaku.. Aku punya kenalan disini!" balas Oberon.
*kringg kring!
Suara lonceng terdengar saat mereka memasuki suatu toko disana.
"Selamat datang! apa yang bisa ku bantu?" tanya Dwarf sang pemilik tempat.
"Wah Oberon! Kau membawa temanmu ya? kali ini apa yang kau butuhkan dariku?" tanya sang Dwarf.
*tap tap..
Antares berjalan mendekati Dwarf itu dan melihat wajahnya dari jarak yang sangat dekat.
"hum... Wajahmu mengingatkanku akan seseorang.." ucap antares.
"e..eh maaf tuan, tapi kita baru bertemu sekarang.." balas dwarf itu.
*ting!!
"Ah.. Dorii! Kau Dori Ironheart bukan?? Apa kau masih ingat aku?" tanya Antares penasaran.
"Owh.. Dori Ironheart adalah kakekku tuan.. Beliau sudah meninggal 150 tahun yang lalu karena penyakit.. Kalau boleh tau siapa tuan sebenarnya? Kenapa bisa tau kakek?" tanya dwarf itu.
*Singg!!
Antares mengeluarkan Phalosa Sword miliknya.
"apakah kakekmu tidak pernah menceritakan tentang pedang ini?" tanya Antares.
"aah!! Phalosa sword.. Pedang itu adalah mahakarya pertama buatan kakek! Pedang yang ia buat khusus untuk sang Dewa Matahari.. Helios.. Jadi tuan adalah Helios?! Mohon maaf atas ketidaksopananku!" Balas dwarf itu sambil menundukkan kepala.
*tap!
Antares menahan agar dwarf itu tidak menunduk.
"sudah tidak perlu begitu padaku! Kakekmu dan aku adalah teman baik dulu.. Aku turut berdukacita atas kematiannya.. Katakan siapa namamu nak?" tanya Antares.
"Mohon maaf, sebelumnya perkenalkan nama saya Nori Ironheart! Anak dari Gori Ironheart dan cucu dari Dori Ironheart." balas Nori.
"Baiklah nori, sebenarnya tujuanku kemari adalah untuk mencari kain khusus yang mampu mengurangi pemakaian Ki.. Apakah ada? Aku membutuhkannya untuk menutupi mata ilahiku ini." ucap Antares.
"hanya itu saja tuan? Aku punya banyak varian warnanya.. Pasti sangat sakit ya membiarkan mata ilahi itu aktif setiap saat.. Silahkan dipilih.."
Antares pun mencoba satu persatu kain yang sudah Nori sediakan diatas meja.
"Nah ini pas banget dimataku.. Aku ambil kain hitam ini ya? Berapa harganya?" tanya Antares.
"sudah ambil saja tuan! Aku ikhlas memberinya.." balas Nori.
*tap.
Antares menaruh 2 keping emas diatas meja.
"kalau begitu aku ikhlas juga memberikan 2 keping emas ini.. Tolong diterima." lanjut Antares.
"Wah terimakasih banyak tuan!"
*BOOMM!!!!!
Pintu masuk toko milik Nori dihancurkan dengan paksa dari depan.
*tap tap
Segerombolan pasukan Dwarf memasuki toko.
"yah.. nampaknya nori kita telah mendapatkan 2 keping emas! Berikan pada kami nori, kau masih harus membayar hutang ayahmu ingat?!" ucap salah satu Dwarf itu.
"maaf pak.. Ini uangnya.."
Nori langsung memberikan 2 keping emas itu pada para Dwarf.
"nah gitu dong! Berarti masih sisa 998 keping emas lagi ya? HAHA!"
"Ayo kita pergi!"
Sekumpulan Dwarf itu berjalan hendak keluar dari toko.
Ένα ακόμη βήμα, πεθαίνεις.
(melangkah sekali lagi, kalian mati.)
"Hah? Apa yang orang buta ini katakan?" tanya Dwarf itu.
*tap!
Karena tubuh Dwarf itu pendek, salah seorang dari mereka saat itu menginjak kaki Antares.
"Jangan membuat masalah disini manusia. Tidak, terutama denganku.. Aku adalah Mavrick putra dari Elrick pemimpin para Dwarf. Tentu saja kau tidak ingin toko teman kecilmu ini kuhancurkan bukan? " ucap Mavrick
"Sudah tuan.. Biarkan saja mereka pergi.." lanjut Nori.
"Benar Antares, jangan gegabah.. Kita sedang berada di negeri orang." ucap Oberon.
Mavrick dan kawanannya pun pergi meninggalkan toko Nori.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kakekmu dulu adalah pemimpin Dwarf! Kenapa bisa berpindah ke orang lain?" tanya Antares.
"Ceritanya lumayan rumit.. aku benci dunia politik, namun intinya terdapat persaingan diantara para petinggi dwarf saat itu.. Hingga akhirnya kakek berhasil dilengserkan dan tergantikan oleh kelompok lain.." balas Nori.
"Kemana Ayahmu? apa maksud hutang ayahmu itu?" tanya Antares kembali.
"Sebenarnya ini hutang dari kakek yang diturunkan ke ayah.. sekarang ayah menjadi buruh pekerja di pabrik perusahaan milik Elrick seumur hidupnya.. dan aku juga dibebankan hutang itu.." balas Nori.
"Apa yang menyebabkan Dori berhutang sangat besar?" tanya Antares.
"Sejak Kakek dilengserkan, harta kami benar-benar dirampas oleh para petinggi yang baru saat itu.. kami tidak punya apa apa. Kakek saat itu terpaksa berhutang pada ayah Elrick, namun ayahnya itu Licik! Ia memberikan bunga yang tidak masuk akal.. Bahkan bunganya saja bisa lebih besar daripada hutang pokoknya. Itulah sebabnya kami bisa sampai begini.." balas Nori.
"Oberon.. Alisa.." ucap Antares sambil menengok ke arah mereka.
"apa? Jangan bilang—"
"YOSH saatnya menyelamatkan keluarga Dori!"
Belum selesai berbicara Antares sudah mengeluarkan isi hatinya.
"sudah terduga..." balas oberon.
"Itu tidak perlu tuan! biarkan kami menanggung nasib kami sendiri.." ucap Nori.
"Sudahlah.. Kami akan selamatkan keluargamu ini dari si kampret Elrick itu!" balas Antares.
"lalu.. Coba jelaskan padaku bagaimana caramu akan menyelamatkan keluarga nori?" tanya oberon.
"gelut? Hajar aja si elrick itu." balas Antares.
"Kau ini.. keluarga Elrick sangat berpengaruh terhadap perekonomian Negeri Dwarf! Menyerang mereka sama saja menjadikan seluruh negeri ini sebagai musuhmu." lanjut Oberon.
"Yaudah kita culik Ayah Nori dan membawa Nori juga keluar dari sini, kita pergi ke negeri Elf!" balas Antares.
"kau ingin memicu peperangan antara elf dengan dwarf apa? Kalau sampai ketahuan elf menyembunyikan bangsanya, jelas peperangan akan terjadi.." lanjut Oberon.
"aku ada rencana akhir.. Ini pasti berhasil.."
"Oh Tuhan.. Jangan lagi.."
Apa yang akan dilakukan Antares agar dapat menyelamatkan Nori beserta keluarganya dari jerat hutang Elrick?
Saksikan dan tunggu kelanjutannya!
Komik berbeda dengan Novel. Kalau komik karena ada visualnya jadi tidak perlu deskripsi tapi Novel berbeda harus ada deskripsi.
"Tumbuhlah dengan indah, wahai bunga-bungaku," ucap Antares lalu tersenyum.
Pakai dialog tag biar tahu siapa yg berbicara.
Jadi jatohnya kaya komik gtu bukan Novel.
Klw Novel itu dinarasikan contoh 'Di suatu tempat—Tepatnya di wilayah anu beberapa manusia tengah berkumpul untuk membahas' Kaya gitu.
Bukannya Tempat A jam sekian udah aja gitu.