NovelToon NovelToon
Obsessed With My Handsome Duke

Obsessed With My Handsome Duke

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

Emily terkejut saat menyadari bahwa dia telah transmigrasi ke dalam sebuah novel yang dia baca sebelumnya. Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dia tidak menjadi tokoh utama seperti yang dia harapkan, melainkan menjadi seorang putri pendukung yang sombong, bernama Adeline. Adeline dikenal sebagai seorang putri sombong dan arogan yang akhirnya mati keracunan karena perselisihan cinta antara protagonis wanita, yang disebabkan oleh ulah antagonis wanita.

"Kenapa aku harus mati konyol?" batin Emily. "Dari pada hanya menjadi pemeran pendukung, sekalian saja aku yang jadi protagonis! Hey, aku seorang putri raja!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruang Baca Putra Mahkota

Nathaniel dan Elisa meninggalkan ruang pesta dengan rasa lega setelah bertemu dengan Raja dan Ratu. Mereka menelusuri lorong-lorong istana yang tenang menuju ruang baca pribadi Nathaniel.

Saat mereka masuk, aroma halus buku memenuhi udara, menambah nuansa khas ke dalam ruangan yang tenang dan nyaman.

Ruangan itu didominasi oleh rak-rak kayu yang penuh dengan buku-buku teratur dan terorganisir dengan baik. Cahaya lembut dari lampu gantung yang bergantung di langit-langit menyinari ruangan dengan lembut, menciptakan suasana yang ramah dan damai.

Di tengah ruangan, terdapat sebuah sofa besar yang dilapisi dengan kain lembut, mengundang siapa pun untuk duduk dan bersantai.

Elisa dengan senang hati menghampiri sofa tersebut, merasakan kenyamanan yang ia cari. Ia membayangkan betapa nyamannya untuk merunduk di sofa tersebut sambil menikmati buku-buku yang tersedia di sekitarnya.

Sementara itu, Nathaniel datang membawa sebotol anggur dan dua gelas, langkahnya yang mantap menghiasi lorong dari pojok ruangan.

Dia meletakkan gelas di atas meja kecil di dekat sofa, dan dengan gesit membuka botol anggur dengan pengetahuan tentang anggur yang melekat pada dirinya.

"Nona Elisa, apa pendapatmu tentang ruangan ini?"

"Saya sangat menyukainya, Yang Mulia. Ruangan ini begitu tenang dan penuh dengan buku-buku yang menarik. Sungguh tempat yang sempurna bagi seorang pecinta literatur seperti saya."

Nathaniel tersenyum senang mendengar kata-kata Elisa, senyumannya mencerminkan kepuasan atas keputusan mereka untuk datang ke ruangan itu.

"Aku senang kamu menyukainya. Ini salah satu tempat favoritku untuk beristirahat dan menenangkan pikiran."

Duduk di samping Elisa, Nathaniel menuangkan anggur ke dalam gelas mereka berdua. Mereka kemudian duduk bersama di sofa, menikmati kehangatan dan ketenangan ruangan baca itu sambil berbincang dan menikmati segelas anggur yang lezat.

"Silakan. Ini anggur yang sangat lezat."

"Terima kasih, Yang Mulia."

Elisa menerima gelas anggur yang ditawarkan oleh Nathaniel dengan tulus. Dia memandangnya sejenak sebelum meminumnya dengan hati-hati. Rasanya memang lezat, dan aroma anggur tersebut menambah kenyamanan suasana di ruangan.

Setelah Elisa meneguk anggur di gelasnya, Nathaniel dengan canggung mulai berbicara.

"Elisa, aku ingin meminta maaf atas kata-kata kasar yang aku ucapkan beberapa hari yang lalu. Aku benar-benar tidak bermaksud mengucapkannya, aku hanya... terkejut dan sedikit marah, dan aku menyesal telah melampiaskan rasa marahku padamu."

Elisa tersenyum hangat, namun canggung mendengar permintaan maaf Nathaniel.

"Tidak apa-apa, Yang Mulia. Saya juga ingin meminta maaf pada anda karena telah mengatakan hal yang lancang. saya seharusnya lebih bijaksana dalam menghadapi situasi itu."

Setelah saling memaafkan, suasana hening tercipta di antara mereka. Mereka hanya saling menatap, sesekali mengambil tegukan anggur dari gelas mereka.

Bunyi pelan anggur yang diseruput dan gelas yang diletakkan kembali di atas meja mengisi ruangan yang tenang.

"Aku yakin kejadian tadi di aula mungkin sedikit mengejutkan bagi mu, Elisa. Bangsawan di Splendora sangat menyanjung tinggi status mereka, dan banyak yang menolak pertunangan ini. Tetapi dengan adanya wahyu dari kuil suci, Raja tidak punya pilihan selain membuat keputusan yang tegas."

Elisa menatap Nathaniel dengan penuh perhatian, mencerna setiap kata yang diucapkannya. Dia merasa tersentuh melihat kekhawatiran yang terpancar dari ekspresi Nathaniel.

"Saya berterima kasih atas perhatian Anda, Yang Mulia. Saya... sudah terbiasa dengan cemoohan dan penolakan. Paus Suci lah yang membawa saya ke kuil suci dan merawat saya. Saya pun tidak pernah menyangka bahwa saya memiliki kekuatan suci dan mampu mendengarkan wahyu."

"Sekarang situasinya berbeda, Elisa. Kamu tidak boleh lagi dihina atau diremehkan. Status mu sekarang adalah Putri Mahkota Splendora."

Elisa terdiam sejenak, matanya mencermati wajah Nathaniel yang penuh dengan ketegasan dan dukungan.

Nathaniel melanjutkan, "Putri Mahkota yang diremehkan adalah gambaran dari kekuatan dan keberanian Putra Mahkota yang rendah. Kamu harus ingat itu."

Elisa mengangguk, meresapi kata-kata Nathaniel dengan seksama. Dia merasa diingatkan akan tanggung jawab besar yang harus dia pikul sebagai Putri Mahkota.

"Saya akan berusaha keras, Yang Mulia. Saya akan belajar menjadi putri mahkota yang layak bagi rakyat Splendora."

Setelah beberapa saat diam, Elisa melanjutkan dengan tekad yang kuat, "Namun, setelah Naga Iblis berhasil dihentikan, saya akan melepaskan gelar Putri Mahkota."

Nathaniel terdiam, matanya menatap Elisa dengan penuh perenungan. Dia sepertinya tengah merenungkan konsekuensi dari keputusan Elisa yang tegas tersebut.

"Em...Aku hanya ingin tahu apa hobi atau hal-hal yang kau sukai diluar dari tanggung jawab sebagai saintes." Tanya Nathaniel mencoba beralih ke pembicaraan yang lebih santai.

"Saya senang Anda bertanya. Sebenarnya, saya memiliki beberapa hobi yang cukup saya nikmati." seru Elisa dengan hangat.

"Oh, bagus sekali. Saya tertarik untuk mengetahuinya." Nathaniel terlihat penasaran.

"Yang pertama, saya sangat menyukai membaca buku. Saya menemukan kedamaian dan pengetahuan di dalamnya. Selain itu, saya juga suka merawat bunga. Taman di sekitar kuil adalah tempat favorit saya. Saya menanam banyak bunga, terutama bunga lily." Kata Elisa dengan antusias, dia terlihat seperti gadis remaja yang menceritakan mimpinya. Nathaniel memperhatikan Elisa dengan penuh ketertarikan saat dia bercerita tentang hobinya.

"Buku dan bunga, dua hal yang sangat indah. Bunga lily, ya? Aku yakin taman mu penuh dengan keindahan."

"Ya, bunga lily memiliki keindahan yang sangat khas. Bunga Lily adalah simbol keindahan dan keabadian." Elisa tersenyum dengan tulus, Nathaniel merasakan perasaan aneh di dalam diri nya ketika melihat ekspresi tulus Elisa.

"Aku bisa membayangkan betapa indahnya taman bunga yang kamu rawat. Terutama dengan keberadaan bunga lily, aku harap bisa mengunjungi nya suatu hari nanti."

"Tentu saja. Anda tidak akan menyesal, Yang Mulia." sahut Elisa dengan senyum lebar di wajahnya. Nathaniel tidak menyangka melihat ekspresi wajah yang selalu terlihat tertekan di depan nya bisa tersenyum lebar seperti itu. Elisa bertanya dengan antusias.

"Dan Anda sendiri? Apa yang Anda sukai diluar tugas sebagai putra mahkota?"

Nathaniel menggaruk kepalanya dengan malu-malu, seolah dia tidak yakin dengan jawabannya sendiri.

"Hmm, aku tidak terlalu memiliki hobi yang spesifik. Aku suka membaca, tetapi tidak ada topik tertentu yang menjadi favorit ku. Dan kadang aku berlatih pedang dengan Duke Emeric, tapi aku rasa itu bukan Hobi." seru Nathaniel kemudian merasa merinding mengingat bagaimana kejam nya Duke Emeric jika mereka sparing bersama.

Elisa mendengarkan dengan antusias, wajahnya penuh dengan rasa ingin tahu tentang Nathaniel.

"Saya yakin Anda menemukan kedamaian dan kegembiraan dalam hal-hal itu."

"HA? berlatih dengan Duke Emeric damai dan gembira...?" batin Nathaniel.

Nathaniel tertawa dengan gembira, bahkan sampai-sampai air matanya keluar karena tertawa begitu keras. Sorot matanya penuh kebahagiaan saat dia menatap Elisa.

"Haha, maafkan aku, Elisa. aku tidak bisa menahan tawa. Tidak pernah terlintas dalam pikiran ku bahwa di balik kesan anggun dan lembutmu, kamu juga memiliki sisi lucu seperti ini."

Elisa merasa sedikit malu dengan perhatian tawa yang ia timbulkan, tetapi senyum hangat terukir di wajahnya. Merah di pipinya semakin terlihat jelas.

"Aku... aku senang bisa membuatmu tertawa, Yang Mulia." jantung Elisa berdegup kencang melihat Nathaniel tertawa dengan gembira seperti anak kecil.

Nathaniel tersenyum lebar, matanya penuh dengan kelembutan saat dia melihat Elisa dengan tatapan yang penuh pengertian.

"Kamu tahu, Elisa, aku menyadari sesuatu. Sama seperti Duke Emeric pada Adeline, aku juga merasa... aku melihatmu dengan pandangan yang berbeda. Kamu mampu membuatku tertawa, merasa senang, dan sekaligus membuatku merasa hangat di hati."

Nathaniel mengusap lembut pipi Elisa yang masih memerah karena rasa malu.

"Kamu adalah wanita ketiga setelah Ratu dan Adeline yang mampu membuatku merasa begitu berbeda. Terima kasih, Elisa."

Elisa menatap Nathaniel dengan jantung yang hampir meledak, sejak awal dia sadar bahwa Nathaniel pria yang tampan dan menarik secara fisik. Namun, saat itu Elisa begitu berdebar melihat Nathaniel yang duduk di samping nya dengan tawa lebar di wajahnya.

"Saya... saya merasa tersanjung, Yang Mulia. Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan..." seru Elisa dengan terbata.

Nathaniel tersenyum, matanya penuh dengan kelembutan.

"Kamu tak perlu mengucapkan apapun, Elisa. Yang penting, kamu tahu bahwa aku merasa senang dengan keberadaanmu."

Nathaniel melihat wajah Elisa yang memerah padam, memahami betapa gugupnya gadis di hadapannya. Dengan lembut, dia mendekatkan dirinya ke arah Elisa, menyadari bahwa mungkin anggur telah membuatnya sedikit terpengaruh.

"Elisa..."

Suara Nathaniel begitu lembut, hampir seperti bisikan angin malam. Elisa menatapnya dengan tatapan yang campur aduk antara rasa malu, gugup dan berusaha agar debaran jantung nya tidak terdengar.

Elisa: "Ya... Yang...Yang Mulia?"

1
salwi
/Chuckle/
Melsbay
Halo... terima kasih sudah menjadi pembaca setia. Untuk mendukung author, mohon di like, subscribe, komentar, kasih bintanng dan di vote ya... terima kasih banyak...
Melsbay
mohon di like, subscribe, bintang dan follow akun ya gaess ya...😇 biar authir lebih semangat up karya dan jangan lupa di komen juga ya😇😇😇 Sankyuuu...
Olive
/CoolGuy//CoolGuy/
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Niaa🥰🥰
😁😁🥰🥰
Melsbay
mohon bantu support author dengan like, subscribe, follow dan bintang ya... jangan lupa dikomen ya, teman2... sankyu😇😇😇
Bird
👣👣👣
Keyzie
👣👣👣👣
Pembaca Setia
update terus ya thor👍👍
Pembaca Setia
gentle👍👍
Pembaca Setia
/Hey//Facepalm/
Ryfca
🥰🥰🥰
Vallleri Abel
up up up
Suryavajra
Saintes itu apa kak?
Melsbay: sama sama😄
Suryavajra: wah keren.. insight baru.. thanks kak
total 3 replies
Suryavajra
buat aku, author yang bisa bikin cerita kerajaan itu sesuatu banget.. keren ah kak.. baca pelan2 ah 👍👍👍
Suryavajra
wow.. produktif sekali kak.. udah keluar karya baru lagi 👍👍👍👍👍
Ryfca
🥰🥰🥰🥰
Keyzie
keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!