Niel Vilet adalah seorang pangeran dari kerajaan Loginia yang memiliki reputasi buruk sepanjang kerajaan berdiri, hanya dalam masa menjabatnya 3 tahun sebagai raja, dia telah memicu pemberontakan terhadapnya yang dipimpin oleh empat pahlawan reformasi yang terdiri dari pahlawan pedang, tombak, perisai dan gadis suci.
Keempatnya berhasil membunuhnya setelah menggabungkan seluruh kekuatan dalam peperangan panjang, dalam penyesalan itu Niel berharap bisa mengulang kembali semuanya dari awal hingga akhirnya dia menyadari telah kembali ke sosoknya di masa lalu 10 tahun yang lalu. Di kesempatan keduanya ia ingin menghindari eksekusinya dengan berbagai cara yang dapat ia lakukan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isekai Fantasy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28 : Tentang Pelatihan
Beberapa Minggu semenjak aku memulai pelatihan, Gilbert, Anna dan juga Agil telah semakin ahli dalam berkultivasi. Mereka mampu menyalurkan energi mereka untuk menyelimuti pedang maupun tubuh mereka dengan cahaya kekuningan.
Untukku sendiri cahaya yang menyelimuti pedang kayuku berwarna hitam gelap, terlihat jelas bahwa aku memang seperti orang yang berada di sisi kejahatan, beruntung bahwa banyak orang yang menggunakan sihir kegelapan di luar sana namun mereka tidak dianggap sebagai penjahat, hal itulah yang melatarbelakangi kenapa aku juga dianggap demikian.
Mari kesampingkan hal itu dan beralih pada tiga orang yang kembali menyerangku jauh lebih cepat dan kuat dari sebelumnya, Anna memberikan tiga tebasan cepat di antara paha dan bahuku yang membuatku harus memblokirnya sembari mundur ke belakang, sebelum aku bisa membalas sosok Gilbert sudah muncul untuk menggantikannya hingga selanjutnya disusul Agil, tidak memberikan kesempatan musuh untuk menyerang memang tepat, jika rencana ini diterapkan pada orang lain kemungkinan berhasil memang besar, aku menangkis semua serangan seperti halnya itu bernafas.
Aku akan minta maaf bahwa kemampuanku ini tidak masuk akal, saat ayahku memberikan orang untuk melatihku saat umurku 5 tahun, pelatih itu langsung kalah olehku yang baru memegang pedang pertama kali bahkan itu juga berlaku untuk dibidang lainnya.
Singkatnya keberadaan aku sendiri sudah berada di anomali, saat melawan tiga pahlawan yang menyatukan kekuatan dengan tiga gadis suci, alasanku kalah melibatkan tentang Keysa. Aku sudah kehilangannya jadi saat itu aku tidak berfikir melawan serius ataupun hidup. Tapi saat ini berbeda, dibandingkan jalan yang aku pilih sebelumnya jalan ini lebih bermanfaat untuk membawa orang kepada sebuah kedamaian dimana semua orang bisa tersenyum bahagia bersama.
Ini yang aku pikirkan saat aku mendapati ajalku dan saat aku benar-benar kehilangan sesuatu yang berharga di tanganku.
Aku belum pernah kehilangan apapun karenanya saat kehilangan Keysa barulah aku menyadari hal tersebut, sama sepertiku yang tidak ingin sesuatu yang berharga terlepas semua orang juga pasti berfikiran sama, hal itu termasuk Gilbert yang mencintai kota ini lebih dari siapapun, Anna yang berjuang untuk kebahagiaan rasnya dan Agil yang terus mendukungnya yang berasumsi memiliki mimpi yang sama.
Aku tidak boleh membuat mereka kecewa dengan apa yang aku inginkan saat ini. Aku mengayunkan pedangku dan tiga pedang mereka terbang jauh dari tangan mereka, aku memukul mereka di kaki sebelum ke bahu hingga mereka tumbang di tanah.
Belajar menerima serangan juga merupakan pelatihan.
"Pangeran tidak menahan diri bahkan pada semua orang gadis."
"Di medan perang semua orang akan mendapatkan perlakuan yang sama."
Anna tidak bisa mengeluh, terkadang dia juga sering menunjuk sisi feminim sebagai gadis jadi aku tidak merasa aneh untuknya.
...Disamping itu.
Pernyataanku membuat ketiganya sedikit memikirkannya, kenapa aku membuat mereka berlatih tidak hanya didasarkan untuk melawan gelombang ataupun naga bencana melainkan sebuah perang.
Perang bukan nama yang bisa digunakan pada monster yang tidak memiliki akal dan perang juga tidak bisa digunakan untuk naga juga yang melibatkan satu ekor, maka mereka mampu menyimpulkan dengan seksama.
"Jangan bilang bahwa pangeran..." Gilbert menebak keinginanku dengan baik.
Alasan ada pemberontakan di kubuku dulu, bukan hanya salahku juga.. Mereka lebih terdesak dengan invasi besar kekaisaran dan aku di sana hanya memperburuk keadaan hingga sebelum mereka melawan mereka lebih memusnahkan dulu diriku, aku tidak tahu bahwa setelah kematianku kerajaan ini selamat atau tidak tapi yang jelas aku bisa memprediksi bahwa mereka gagal dan dihancurkan tanpa sisa.
Perlu kekuatan luar biasa untuk bisa melawan kekaisaran yang menjadi negara adidaya terbesar di benua ini.
Ketika aku mengatakan bahwa ada kemungkinan di masa depan invasi ini akan dilakukan, wajah ketiganya memucat.
"Pa-pangeran."
"Jangan khawatir, semuanya hanya kemungkinan bisa iya dan bisa tidak, lebih baik yang dipikirkan adalah untuk bertambah kuat."
Mereka bertiga menyetujuinya tanpa memberikan pertanyaan lebih lanjut. Apapun alasannya menjadi kuat memang satu-satunya jalan kami untuk hidup dan bertahan.
Sekarang takdir seperti apa yang akan aku buat untuk masa depan nanti.
