Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Saat ini Bram dan Dewi sudah kembali ke rumah pribadi milik Bram.

"Selamat datang tuan muda, bu Dewi?" sapa bibi Minah yang melihat tuan dan nyonya nya sudah kembali ke rumah pribadinya.

"Iya bi. Jawab Dewi dan membawa kopernya

"Biar bibi saja bu, sini! dengan mengambil koper dari tangan Dewi bibi Minah langsung berjalan memasuki rumah.

Sementara itu, Bram sudah masuk terlebih dahulu ke dalam rumah pribadinya, dan tidak memperdulikan Dewi yang menatap sendu pada Suaminya.

"Ku harap mas Bram bisa berubah?" batin Dewi dan langsung berjalan masuk ke dalam rumah yang di tempatinya selama dua tahun terakhir ini.

"Bibi senang banget nyonya bisa kembali ke sini lagi." jawab Bibi Minah yang sudah meletakkan koper milik Dewi di dalam kamar nya

Dewi yang melihat Suaminya menuruni tangga dengan, pakaian rapi pun menatap heran. Dengan memberanikan dirinya Dewi menayakan mau kemana pergi Suaminya itu.

"Loh mas mau ke mana?" tanya Dewi dan berjalan menghampiri Bram

"Mas mau ke kantor, soalnya banyak banget pekerjaan di kantor mas. Jawab lembut Bram

"Oh gitu ya mas, Dewi buat mas makanan dulu ya?" tanya Dewi dan berjalan menuju dapur, belum berapa langka suara Bram sudah memberhentikan langkahnya.

"Tidak perlu, soalnya aku sedang buru-buru jawab Bram lembut. Dan mengelus pucuk kepala Dewi lalu melangkah pergi menuju pintu utama.

Dewi yang mendapatkan perlakuan manis Bram pun merasa bahagia, dengan perubahan Bram pada dirinya.

Dengan tangan menyentuh pucuk kepala nya, Dewi tersenyum bahagia.

"Ku harap mas sudah berubah, dan bisa menerima pernikahan ini. Batin Dewi dan berjalan menuju dapur untuk memasak makanan untuk nya

"Bu bisa saya bantu?" tanya bibi Minah yang melihat Dewi sedang memegang sayuran.

"Bi jangan panggil saya Ibu, panggil ajah Dewi. Jawab Dewi yang masih fokus pada sayuran yang di pegang nya.

"Tidak baik saya memanggil anda dengan nama, gimana kalau bibi panggil Nona muda saja. Tawar bibi Minah

"Baiklah terserah bibi saja. Jawab Dewi dan tersenyum

Bibi Minah yang melihat senyum manis Dewi, merasakan bahagia dan berharap semoga hubungan tuan muda dan nona muda nya berjalan lancar.

"Sepertinya nona muda sedang bahagia ya?" tanya bibi Minah yang sambil mencuci udang, untuk di masak.

"Seperti yang bibi lihat. Jawab Dewi dan langsung menatap arah bibi Minah.

"Bibi doain semoga tuan muda bisa selalu menyayangi nona, dan bibi akan selalu ada buat nona. Jawab bibi Minah

"Terima kasih ya bi?" jawab Dewi dan langsung memeluk tubuh bibi Minah yang sudah di anggap nya sebagai orang tua.

****

Sementara itu di kantor nya Adrian.

Tok"

Tok"

"Tuan apa saya bisa masuk?" tanya Jeremy yang sedang berdiri di depan ruangan bos nya itu.

"Masuk lah. Jawab dingin Adrian

Dengan cepat Jeremy langsung membuka pintu, setelah menerima panggilan dari bos nya.

"Ada apa?" tanya Adrian yang masih setia dengan laptopnya

"Begini tuan muda, saya ingin menyerahkan laporan hasil penjualan kita bulan ini. Jawab Jeremy dan langsung menyerahkan beberapa berkas tentang pengeluaran dan penghasilan bulan ini.

Adrian pun langsung menerima berkas yang di berikan Jeremy, dan langsung memeriksanya.

"Apa masih ada?" tanya Adrian yang tetap fokus pada berkas yang sedang di bacanya.

"Tidak ada lagi tuan, jika begitu saya permisi dulu?. Jawab Jeremy dan langsung berjalan menuju pintu keluar.

Sementara itu, Adrian masih saja tetap fokus pada berkas-berkas nya.

*****

Sementara nyonya Caroline saat ini sedang mengatur semua perlengkapan, untuk besok dalam acara pembukaan perusahaan baru milik Adrian. Yang akan di hadiri oleh rekan bisnis Adrian dan sahabat nyonya Caroline.

"Nyonya bagaimana menurutmu?" tanya manager hotel

"Semua nya sudah bagus, dan satu lagi, "apa kau sudah memastikan semua jamuan makan malam nya harus special, karena besok adalah hari yang sangat berarti bagi saya. Jawab nyonya Caroline pada manager

"Baik nyonya, saya akan pastikan semuanya baik-baik saja dan tidak akan ada yang kekurangan. Jawab yakin manager

"Bagus, tidak salah saya memberikan tanggung jawab penuh pada kamu." nyonya Caroline selalu bangga pada manager hotel, karena semua yang di kerjakan nya selalu memuaskan nyonya Caroline.

******

"Sayang....? Panggil Siska saat memasuki ruangan kantor Bram.

"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu Hah.." bentak Bram dan berhasil membuat Siska terkejut dan membeku, akibat perubahan Bram.

"Sayang kamu kenapa?" tanya lirih Siska

"Di sini tempat bekerja Siska, dan lagian kita sudah putus kan." jawab Bram

"Tetapi aku gak mau putus dari kamu sayang." mohon Siska pada Bram, agar hubungan mereka tidak berakhir.

"Keluar..." bentak Bram pada Siska, dan menatap tajam pada wajah Siska yang sudah mengeluarkan air mata.

"Baiklah, tuan saya akan keluar dan akan mengundurkan diri dari kantor anda, "dan anda bisa mencari pengganti saya. Jawab lirih Siska dan berjalan menuju pintu keluar dengan ke adaan menangis.

Siska pun sudah keluar dari dalam ruangan Bram, dan langsung memasuki lift khusus pegawai.

"Susi bukan nya itu Siska ya?" tunjuk Jelita yang melihat Siska keluar dengan ke adaan menangis.

"Wah sepertinya sudah terjadi perang nih. Jawab Susi dengan tawa nya dan langsung menghampiri Siska.

"Heh.. pelakor, ngapain lo nangis mau cari muka lo?" ejek Susi dengan tangan bertepuk seakan mengejek Siska.

"Diem lo. Bentak Siska dan langsung berlari menuju parkiran mobilnya.

"Hahaha dasar pelakor, syukurin gue doain hubungan lo sama bos berakhir. Dan nona muda Dewi tidak perlu capek-capek mengusir elo. tawa Susi dan Jelita pun pecah

"Kualat kan dia, bagus deh kuman di perusahaan ini dah pergi. Timpal Jelita

Jam pun sudah menunjukkan pukul 12:00 siang, waktunya para karyawan untuk beristirahat dan memulai makan siang.

Bram saat ini sudah keluar dari dalam ruangan nya, dan berjalan keluar dari lantai satu menuju mobil nya. dengan melajukan mobil nya, Bram memecah jalanan kota yang siang hari akan sangat padat.

"Selama di perjalanan, Bram tidak henti-hentinya melihat ponsel nya. Saat ini tujuan Bram hanya ke rumah pribadi milik nya. Untuk melakukan makan siang dengan Istrinya

Sesampainya mobil milik Bram di area rumah pribadi milik Bram, dengan langkah santainya Bram memasuki pintu utama dan berjalan memasuki rumah.

Dewi yang melihat suaminya pun heran, mengapa suaminya pulang saat di jam makan siang.

"Loh mas ko pulang?" tanya penasaran Dewi dan berjalan menghampiri Bram menuju meja makan.

"Kamu masak apa?" tanya Bram pada Dewi dan langsung mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

"Tadi Dewi masak sup ayam, tumis sayur bayam dan rendang daging sapi mas. Jawab Dewi dan langsung mengambil piring dan menyajikan makanan ke dalam piring Bram.

"Mas mau makan apa?" tanya Dewi

"Apa ajah asal kamu yang masak, saya makan. Jawab lembut Bram

Setelah menyajikan makanan di piring milik Bram, Dewi hanya berdiri tanpa mau duduk.

"Kamu gak makan?" tanya Bram dengan nada lembut

"Tadi Dewi sudah makan mas. Jawab gugup Dewi padahal Dewi belum makan sama sekali

"Kalo kamu gak mau makan, saya juga tidak akan makan. Jawab Bram

"Tapi mas. Jawab dewi dan Bram langsung memotong pembicaraan Dewi

"Kamu makan juga, dan temani saya jika tidak saya tidak akan pulang jawab dingin Bram, dan berhasil membuat Dewi melotot dengan cepat Dewi langsung mengambil piring, dan menyajikan makanan di dalam piring nya.

"Masakan mu enak?" puji Bram dan berhasil membuat Dewi merona dengan pujian singkat Bram, selama ini jangan kan memuji memakan masakan nya Dewi saja Bram tidak mau

Beberapa menit kemudian, Bram dan Dewi sudah selesai makan siang.

"Bibi?" panggil Bram

"Ada yang bisa bibi bantu tuan muda?" tanya bibi Minah yang baru saja datang dari dapur.

"Kamu beresin semuanya, dan jangan biarkan nona muda bekerja. Apa kau paham jawab dingin Bram

"Tapi mas. jawab Dewi

"Saya tidak mau kamu kelelahan, dan nanti saya akan pulang cepat jadi sediakan teh hijau saat saya pulang jawab Bram, dan berjalan pergi menuju pintu utama, "untuk kembali bekerja di kantor

"Tuan muda sepertinya sudah berubah ya nona. Jawab bibi Minah

"Dewi juga terkejut bi, tapi Dewi bersyukur akhir nya mas Bram mau makan masakan Dewi, itu sudah cukup membuat Dewi bahagia bi. Jawab Dewi dengan senyuman manis nya