NovelToon NovelToon
Cinta Semanis Madu

Cinta Semanis Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: mommy Almira

Syahida gadis manis dan periang yang bekerja di sebuah perusahaan bagian keuangan , jatuh cinta pada Juna sang manager yang mempunyai watak disiplin keras, sering marah dan suka menyentil kening bawahannya jika melakukan kesalahan. Di sisi lain tanpa sepengetahuan Syahida, sang wakil direktur pun diam- diam menyukainya, dia adalah Raihan pemuda murah senyum baik hati dan ramah yang selalu ada di saat Syahida sedih. Dan dia ternyata sahabat Juna. Lantas siapakah laki- laki yang akan dipilih oleh Syahida..?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Menikmati pemandangan Malam

"Mas Juna, mba Syahida, silahkan kalau mau makan malam. Makanannya sudah saya siapakan di meja makan..." ucap bi Narti.

"Iya, terima kasih.. " jawab Juna.

"Ayo makan, kamu sudah lapar kan..?" ajak Juna.

"Iya.." jawab Syahida.

Lalu Syahida mengikuti Juna ke meja makan. Di meja makan sudah tertata beberapa makanan. Seperti nasi, ayam bakar, ikan asin, sayur asem, lalapan dan sambal. Semuanya bi Narti yang memasaknya.

"Wah kelihatannya enak... Makasih ya bi Narti sudah masakin buat kita.." ucap Syahida.

"Sama- sama mba Syahida. Kalau begitu saya pamit ke belakang..." sahut bi Narti.

Juna dan Syahida lalu makan dengan lahap.

"Pak Juna, masakan bi Narti enak ya..aku sudah lama nggak makan makanan rumahan kayak gini. Jadi kangen ayah deh, biasanya kalau aku pulang ke Bandung suka dimasakin sama ayah..." ucap Syahida.

"Dimasakin sama ayah..? Memangnya ibumu nggak masak..?" tanya Juna yang sudah menyelesaikan makan malamnya.

"Ibu sudah meninggal lima tahun lalu. Jadi semua pekerjaan rumah ayah yang mengerjakan termasuk memasak. Pak Juna tahu, masakan ayahku enak banget nggak kalah sama masakan ibu..." sahut Syahida.

"Lalu masakan kamu gimana..? Apa enak juga seperti masakan ayahmu..?" tanya Juna.

"Aku nggak bisa masak. Lagian ayah melarangku masak..." jawab Juna.

"Kenapa..?" tanya Juna sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

"Karena kalau aku masak pasti hasilnya nggak enak, kalau nggak mentah ya gosong..." sahut Syahida.

"Dasar ceroboh...'' ucap Juna sambil geleng- geleng kepala.

"Cepetan makannya, lambat banget..." ucap Juna melihat Syahida yang belum selesai makan juga.

"Sabar dong pak Juna, aku kan kalau makan emang lama..." jawab Syahida.

"Bukan cuma makan saja yang lama, tapi kamu kerjanya juga lama, dasar lelet..." ucap Juna.

"Ih pak Juna mah gitu, sekali- kali aku di puji dong pak, jangan dikata- katain terus..." sahut Syahida.

"Minta dipuji kayak punya kelebihan aja, emang kelebihan kamu apa, sampai aku harus puji kamu..? hem..?" tanya Juna.

"Kelebihan aku itu selalu sabar menghadapi pak Juna yang super galak.." jawab Syahida.

Juna pun tersenyum mendengar ucapan Syahida. Syahida memang sering bikin kesal Juna karena kecerobohannya tapi tak jarang juga dia membuta Juna tersenyum jika melihat kekonyolannya itu. Bagi Juna Syahida itu menjengkelkan sekaligus menggemaskan.

***

Juna dan Syahida sudah menyelesaikan makan malamnya. Mereka berdua lalu duduk santai di teras sambil menikmati suasana malam.

"Syahida, ayo kita jalan- jalan..." ucap Juna.

"Jalan- jalan ke mana..? Ini sudah malam..." jawab Syahida.

"Baru jam delapan..ayo siap- siap, ambil jaket kamu..." ucap Juna lalu masuk ke dalam kamar.

Syahida pun menuruti ucapan Juna, dia masuk ke kamar untuk mengambil jaket. Tak berapa lama mereka pun sudah bersiap- siap untuk pergi.

"Kita perginya naik mobil kan pak..?" tanya Syahida.

"Nggak..." jawab Juna.

"Lah trus naik apa dong...? Apa mau jalan kaki..? Aku nggak mau kalau jalan kaki capek.." sahut Syahida.

"Cerewet sekali kamu... Kita naik motor.." ucap Juna.

"Hah, naik motor..? Motor siapa pak..? Memangnya di sini ada motor..? Mana...?" tanya Syahida.

Juna pun melototi Syahida karena terlalu banyak bicara. Syahida yang dipelototi pun langsung memanyunkan bibirnya.

"Mas Juna, itu motornya sudah di isi bensin, silahkan kalau mau dipake ini kuncinya..." ucap mang Jiman.

"Makasih mang Jiman..." sahut Juna.

"Ayo Syahida.." ajak Juna.

Syahida pun mengikuti Juna. Juna lalu naik menaiki motor dan menyalakan mesinnya.

"Naiklah..." ucap Juna kepada Syahida.

Tanpa menunggu waktu lama Syahida lalu naik di belakang Juna. Lalu Juna melajukan motornya meninggalkan villa.

"Pak, apa mba Syahida itu pacar barunya mas Juna..?" tanya bi Narti.

"Mana bapak tahu, memangnya kenapa kalau pacaran..?" tanya mang Jiman.

"Ya nggak papa, mereka kelihatan cocok. Mba Syahida juga baik, ramah lagi..." sahut bi Narti.

***

"Pak Juna, kita mau ke mana..?" tanya Syahida.

"Jalan- jalan..." jawab Juna.

"Iya tapi ke mana..?" tanya Syahida.

"Sudah jangan banyak tanya, nanti juga kamu tahu. Pegangan nanti kamu jatuh..." ucap Juna.

"Iya..." jawab Syahida.

Lalu Syahida berpegangan pada jaket yang Juna pakai. Sebenarnya dia ingin memeluk Juna dari belakang tapi dia tidak berani takut kena marah Juna.

Akhirnya Juna dan Syahida sampai di puncak di tengah- tengah kebun teh. Suatu tempat di mana biasanya anak muda menikmati keindahan malam bersama dengan teman- teman maupun pasangannya.

Lampu- lampu dari rumah penduduk di bawah sana dan juga suasana malam di perkotaan bisa dilihat dari tempat ini.

Juna menghentikan motornya. Lalu Syahida pun turun.

"Bagus banget pemandangannya.." ucap Syahida.

"Kamu suka Syahida.." tanya Juna.

"Iya.." jawab Syahida senang.

"Lihat itu, apakah itu kota jakarta..? Lampunya banyak sekali , terlihat indah sekali dari sini..." ucap Syahida yang antusias sekali melihat pemandangan di bawah sana.

Juna hanya mendengarkan ocehan Syahida yang tiada hentinya.

"Pak, Juna, kenapa yang datang ke tempat ini semua berpasang- pasangan..? Apa mereka semua itu pasangan kekasih..?" tanya Syahida melihat beberapa pasangan muda- mudi yang juga sedang menikmati pemandangan malam.

"Lihatlah ada yang sedang bermesraan juga.." lanjut Syahida sambil melihat ke arah muda- mudi yang sepertinya sedang berciuman.

"Apa mereka tidak malu bermesraan di tempat umum seperti ini..?" tanya Syahida.

"Biarkan saja mereka yang bermesraan kenapa kamu yang repot..? Apa kamu iri sama mereka karena kamu tidak bisa melakukan apa yang mereka lakukan..? " tanya Juna.

"Ih siapa yang iri, aku malah malu melihatnya.." jawab Syahida kesal.

"Eh lihat itu pak, ada yang jualan di sebelah sana. Pak Juna bawa uang nggak aku mau beli jagung bakar sama apa itu namanya..? Oh iya sekoteng...pak Juna.. Aku mau itu.." ucap Syahida.

"Ya sudah sana , belilah apa yang kamu mau.." sahut Juna.

Lalu Syahida dan Juna pun menghampiri penjual jagung tersebut.

"Pak, aku mau jagungnya dua ya..." ucap Syahida.

"Baik neng.." jawab penjual jagung bakar tersebut.

Tak lama pesanan jagung bakar pun siap.

"Ini neng..." ucap pedagang jagung bakar sambil memberikan dua buah jagung.

"Terima kasih.." sahut Syahida sambil memberikan sejumlah uang kepada si pedagang.

"Ini buat pak Juna..." ucap Syahida memberikan jagung bakar pada Juna.

Lalu mereka makan jagung bakar sambil duduk di bangku kayu.

"Enak ya pak jagung bakarnya.." ucap Syahida.

Juna pun tersenyum karena melihat di pipi Syahida ada beberapa sisa jagung yang menempel. Lalu Juna mengelap pipi Syahida dengan ibu jarinya.

"Kamu ini seperti anak kecil saja, makannya belepotan..." ucap Juna.

Syahida pun tertawa untuk menutupi rasa canggungnya . Hatinya bergetar begitu tangan Juna menempel di pipinya.

Mereka pun melanjutkan makannya sambil ngobrol. Sesekali mereka pun bercanda dan tertawa bersama. Mereka kelihatan seperti sepasang kekasih saja.

Tak terasa malam semakin larut. Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam.

"Sudah malam , ayo kita pulang..." ucap Juna.

"Iya.." jawab Syahida.

Lalu mereka pun naik ke motor dan segera pergi meninggalkan tempat itu. Juna melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Tiba- tiba Juna menghentikan motornya secara mendadak hingga kepala Syahida membentur kepala bagian belakang Juna.

"Auw..pak Juna kenapa mengerem mendadak sih..? Dahiku kena kepala pak Juna nih sakit.." ucap Syahida sambil mengelus- elus dahinya.

"Kamu pikir kepalaku nggak sakit..? Makanya pegangan yang benar dong..." jawab Juna.

Sebenarnya Juna sengaja melakukan itu supaya Syahida mau pegangan dengan benar. Lalu Syahida memeluk pinggang Juna dengan erat dan menempelkan tubuhnya ke punggung Juna.

"Hei,, kenapa kamu berani memelukku..?" tanya Juna.

"Biarin aja. Tadi katanya suruh pegangan.. " ucap Syahida.

Juna pun tersenyum lalu kembali melajukan motornya menuju villa.

Bersambung...

🌺 jangan lupa like ya 🌺

1
Rijan
semoga akhirnya Juna dan Syahida hidup bahagia
Rijan
hahaaa..bener- bener deh ini Juna sama Syahida ada- ada aja kelakuan pengantin baru
Rijan
kapan mereka melakukan malam pertama nya sih Thor lama amat
Rijan
kirain Syahida sama Juna mau MLM pertama di rumah mama Rita
Rijan
kasihan Syahida
Rijan
semangat ya Thor🥰
Rijan
suka dengan ceritanya. lanjut thor
Rijan
Syahida lucu ya
Rijan
ceritanya manarik
Rahayu Putri pratiwi
lanjut kak...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!