Ketulusan Cinta Nabila

Nabila masih mematung dan dia nampak tengah kebingungan,,,

Melihat sikap Nabila, Rehan pun menjelaskan, "saya sering mengajak Kevin berkeliling kota untuk mengenalkannya pada banyak hal, dan kami menyebut kebiasaan itu dengan mobil-mobilan... karena kami menghabiskan waktu berdua hanya di dalam mobil," ucapnya sambil tersenyum, "saya harap Anda tidak keberatan Nona," pintanya kepada Nabila dengan sungguh-sungguh.

"Baiklah tuan,,," jawab Nabila sambil mengangguk, "demi Kevin," ucapnya menegaskan.

"Asyik,,," teriak Kevin sambil bertepuk tangan, "ayo dad kita buruan," seru bocah kecil itu sambil menarik tangan daddy nya agar mereka segera berangkat untuk pergi mobil-mobilan.

Nabila dan Rehan hanya bisa menggelengkan kepala menyaksikan tingkah lucu Kevin, sambil mensejajarkan langkah mereka dengan langkah kecil Kevin yang sedikit berlari, nampak sangat tidak sabar untuk segera sampai ke mobil.

"Jalannya pelan-pelan aja nak," pinta Rehan khawatir, "nanti kamu kecapean... lagian kasihan juga tuh sama tante mommy, jadi ikutan lari kan?" lanjut Rehan mengingatkan putranya.

"Hehehe,,, iya dad, Kevin pengin bisa cepat sampai di mobil," kilahnya sambil tertawa lucu, "gak apa-apa kan tante mommy?" Rajuk nya kepada Nabila minta dimengerti oleh tante mommy nya itu.

"Iya, gak apa-apa sayang..." balas Nabila sambil tersenyum lembut kepada bocah kecil yang sangat menggemaskan baginya.

Tak berapa lama, mereka bertiga tiba di parkiran. Rehan membukakan pintu belakang untuk Nabila dan juga putranya, Kevin pun segera masuk kedalam mobil dan ketika Nabila hendak masuk kedalam seketika Kevin mendorong pelan tubuh Nabila dan berkata, "tante mommy duduk depan aja, di samping daddy," titah nya sambil tersenyum.

Nabila mengernyit, mencoba meminta penjelasan bocah kecil itu, "kenapa?" Tanya Nabila sambil memandang Kevin penuh selidik.

"Gak apa-apa tante mommy,,, Kevin cuma pengin bisa tiduran, kalau ada tante mommy disini nanti aku tidak bisa bobok," kilah nya dengan tingkah lucu.

"Kalau Kevin pengin bobok kenapa mesti mobil-mobilan? Kenapa gak bobok di rumah aja sayang, kan lebih nyaman?" Tanya Nabila masih dengan kebingungan nya.

"Tante mommy,,, kita mobil-mobilan dulu ya? Nanti kalau di perjalanan aku ngantuk kan bisa langsung rebahan disini," jelasnya dengan tingkah lucu, "dan daddy pasti akan langsung membawaku pulang kalau aku dah beneran bobok, iya kan dad?" Sambil menatap kearah daddy nya meminta persetujuan. "Dan aku mau tante mommy yang menggendongku ke kamar, juga menemani aku bobok," pinta nya pada tante mommy nya, "tante mommy gak boleh pulang sebelum aku bangun, oke?" Rajuk nya kepada Nabila.

Mendengar permintaan bocah itu Nabila hanya menggelengkan kepala nya sambil menghembus kan nafas nya dalam-dalam, "sabar Bill,,, dia masih kanak-kanak dan lagi cari perhatian," gumam nya dalam hati, dan bergegas melangkah memutari mobil untuk masuk dan duduk di samping kemudi bersebelahan dengan Rehan seperti yang diminta anak itu.

Rehan yang dari tadi mendengar perdebatan kecil itu dari belakang kemudi hanya tersenyum simpul, sambil bergumam dalam hati, "hebat kamu nak, kamu bahkan sudah menang satu langkah mendahului daddy," dan seringai licik muncul di sudut bibirnya.

Setelah Nabila menempati tempat duduk nya dan memakai seat belt, Rehan menghidupkan mesin dan perlahan mulai menjalankan mobil nya keluar dari area parkir pusat perbelanjaan menuju ke jalan raya.

Rehan mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang, sepanjang perjalanan terdengar celoteh kecil Kevin dari kursi belakang, sesekali dia berdiri sambil tangan nya memegang sandaran jok Nabila dan menjelaskan semua yang dia lihat kepada tante mommy nya sambil tangan satu nya menunjuk-nunjuk kearah luar, dia nampak sangat antusias menikmati momen mobil-mobilan nya kali ini.

Rehan dan Nabila hanya mencoba untuk menjadi pendengar yang setia, sesekali mereka terdengar tertawa bersama karena kelucuan bocah polos itu.

Hampir satu jam Rehan mengendarai mobil nya menyusuri jalanan ibukota, suara kecil Kevin yang semula mendominasi sudah mulai tak terdengar. Nabila menengok kearah belakang, dilihat nya Kevin sudah mulai mengantuk. "Sayang, Kevin dah ngantuk ya... mau bobok dipangkuan tante?" Bujuk Nabila pada bocah itu.

"Tidak mau tante mommy,, Kevin mau rebahan aja," tolak Kevin sambil langsung merebahkan diri nya memenuhi jok belakang, tak lama kemudian Kevin pun terlelap dalam tidur nya.

Nabila hanya menggelengkan kepala nya,,,

"Dia anak yang mandiri dan kalau sudah punya kemauan sangat sulit untuk bisa dibujuk, dari lahir dia hanya mendapat kasih sayang dari seorang ayah yang juga tak sempurna," ucap Rehan lirih dan terdengar melankolis.

Apa yang dikatakan Rehan barusan menyisakan tanya besar di benak Nabila, "ayah yang tak sempurna? Maksud nya apa ya?" Bisik Nabila dalam hati. Tapi Nabila mencoba untuk mengesampingkan keingintahuan nya, toh dia bukan siapa-siapa nya, dan itu bukan urusan Nabila.

"Tuan, bolehkah saya ijin untuk turun di depan," tanya Nabila hati-hati ketika dari kejauhan dia melihat ada halte busway.

"Bukan nya tadi Nona sudah berjanji sama Kevin untuk menemani nya tidur, dan tidak akan pulang sebelum dia bangun?" Tanya Rehan menuntut janji yang Kevin berikan dan telah disetujui oleh Nabila. "Kevin tidak pernah ingkar janji, dan dia juga tidak mau dibohongi," lanjut Rehan, "dia akan dengan sukarela mengijinkan Nona untuk pulang, ketika dia sudah terbangun nanti,,, percayalah sama saya," ucap Rehan meyakinkan Nabila.

"Sekali lagi saya minta maaf Tuan, saya tidak bermaksud merebut perhatian putra Anda," lirih Nabila dengan penuh penyesalan.

"Saya sama sekali tidak merasa bahwa Anda merebut nya Nona, justru saya berterima kasih," ucap Rehan sambil menghembuskan nafasnya perlahan, "dia anak yang tidak mudah didekati apalagi oleh orang asing yang baru saja ditemui... tapi dengan Anda dia bisa langsung bersahabat," Anda sungguh hebat Nona," lanjut Rehan sambil menatap penuh arti kearah Nabila.