NovelToon NovelToon
Badai Pasti Berlalu

Badai Pasti Berlalu

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Teen School/College / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Persahabatan
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi harefa

Ana Caroline pekerja paruh waktu di selah selah sekolahnya.
Dia yatim piatu dan memiliki 2 adik yang masih bersekolah.
Dia murid pindahan, dan memiliki lika liku yang penuh intrik dan pembullyan di sekolah.
ketika dia suskses, dia mengetahui rahasia atas kematian ibunya.
Dan itu bersangkut pautan dengan calon mertuanya.
Bagaimana pacarnya mengahdapi permusuhan calon istrinya dengan ibunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 18

Kemudian mereka bergerak meninggalkan sekolah, dan Boy membawanya kepinggir pantai.

Ada kursi yang tersedia di pinggiran sepanjang pantai, sengaja di sediakan untuk orang -orang untuk menikmati ke indahan laut.

Boy mengajaknya duduk di salah satu kursi di situ.

"Ana, aku mendengar dari kepala sekolah bahwa kamu tidak mau kuliah lagi?"

"iya"

"hmm, bagaimana kalau kuliah di luar negri?"

"tidak, saya tidak mau jauh dari adik - adik saya"

Boy cuma manggut - manggut,

"hmm, sebenarnya ada yang lain hendak aku katakan padamu"

"ya, apa itu?"

"begini, anuuu" 'ck, gimana ya ngomongnya,' batinnya. Mulutnya terasa kaku sekali,

Boy menarik nafas dalam dalam, dia garuk tengkuknya yang tak gatal.

Dia sedikit mendekat ke arah Ana

"Begini, sebenarnya, saya, hmm, mau kah kamu menjadi pacarku?" tanyak nya langsung kerna gugup.

"heh?" Ana terkejut dan memandang Wajah Boy dengan begong.

Boy memandangnya dengan lembut, dia sedikit merasa lucu dengan wajah Ana yang bengong.

'lucunya' batin Boy, dia memandang bibir Ana yang sedikit terbuka.

'aish, tahan' pikirnya, 'kenapa bibirnya begitu menggoda' pikirnya lagi.

"sebenarnya saya, sudah menyukai kamu sejak lama, tepatnya saat kamu pindah sekolah" jelas Boy

"hmm, tapi ini terlalu tiba- tiba" jawab Ana.

"Ya, kamu tidak perlu menjawabnya sekarang"

"Begini Ana, setelah ini saya hendak kuliah ke luar negri, tujuan saya mengatakan perasaan ku saat ini agar kamu mau menungguku sampai aku kembali, tapi itu kalau kamu memang menyukaiku, tapi kalau kamu tidak mau denganku ya, apa boleh buat" jelas Boy

Ana hanya tersenyum mendengar penjelasan Boy, sambil menundukkan kepalanya.

"Tuliskan nomormu" pinta Boy sambil menyodorkan ponselnya ke depan Ana.

Ana meraihnya dan menuliskan nomornya di kontak ponsel lelaki itu dan kemudian menyerahkannya kembali.

Boy mengambilnya dengan tersenyum

"Nanti kamu boleh mengatakan keputusanmu lewat pesan atau meneleponku langsung, nomorku nanti aku kirim" kata boy

"Mari aku antar kamu pulang" ajak Boy yang langsung berdiri dan ingin meraih tangan Ana.

"hmm" Ana cuma mengangguk, tapi dia sedikit kesal, 'kenapa cowok ini hanya ngomong begitu saja, rayu dikit kek?' ucapnya kesal dalam hati.

"kenapa?" boy bertanya karena melihat wajah Ana sedikit manyun.

"heh? Ndak apa - apa" jawabnya langsung dengan sedikit gelagapan.

"Ana, apa kamu kesal?"

"nggak" jawabnya langsung, takut ketahuan apa yang dia umpat dalam hatinya.

"Ana, aku sudah memeperhatikanmu dari dulu, jadi aku tahu kalau hatimu lagi ngak senang"

Ana cuma mematung dengan penjelasan Boy, dia tahu? Dia memperhatikanku? Batinya dengan wajah bengongnya, dia berdiri di hadapan Boy yang tadi hendak meraih tangannya.

Dengan melihat wajah ini, boy sudah tak kuat,,

Dia mendekatkan bibirnya ke bibir Ana, cup, dia menciumnya sekilas.

Ana :".....?"

"Jangan bengong begitu, wajahmu makin lucu kalau seperti itu, nanti aku cium lagi" kata Boy tersenyum sambil menarik tangan Ana dengan lembut.

Ana mengikutin tarikan Boy dengan sebelah tangannya yang lain memegang bibirnya.

'ciuman pertamaku' batin Ana dengan wajah yang sudah memerah, dan terus mengikutin Boy.

Dia tersenyum dan menunduk, dia tidak sadar bahwa Boy menoleh kesamping untuk melihatnya, dan dia sempat melihat senyuman Ana yang malu - malu dan masih memegangi bibirnya.

Ketika Ana mengangkat kepalanya hendak melihat Boy, Boy buru - buruh menoleh kedepan seakan dengan serius berjalan menuju motornya.

Dia menyerahkan helm kepada Ana, dan membawa Ana pulang kerumahnya.

Sesampai di depan rumahnya, Ana menyerahkan helm tersebut kembali ke pada boy.

"Boy, makasih dah mengantarku"

"itu kewajiban saya sebagai pacar kamu"

"Heh?"

Boy hanya tersenyum, aduh wajahnya bengong lagi, pikir Boy.

1
Nitnot
Luar biasa
aca
moga boy setia
aca
aneh bapaknya Boby mau ibunya boy kasih perusahaan emang napa wong anak anak dia sendiri/Facepalm/
aca
boy kayaknya ya
Kenneth
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Dewi Harefa: makasih suportnya
total 1 replies
Đông đã về
Pengen baca lagi dan lagi!
Dewi Harefa: makasih kaka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!