Badai Pasti Berlalu

Badai Pasti Berlalu

Bab. 1

Ana caroline yg hidup di ibu kota dengan kedua adiknya Andi shyaputra sekolah menengah kelas 9 dan Tuti Arsyita masih sekolah dasar kelas 4.

Kesusahan yang di alaminya semenjak kepergian papanya setahun yang lalu.

Dia harus menghidupi kehidupan mereka bertiga semenjak kepergian sang papa, dan dia juga berkeinginannya untuk menyekolahkan adik-adiknya.

Dia sekarang sudah kelas 12 tingkat atas, dia terkadang kesusahan dalam membagi waktu bekerja dan merawat adik- adiknya.

Belum lagi si bungsu yang masih kecil, yang membutuhkan lebih banyak waktunya.

Adik pertamanya dewasa sebelum waktunya,

terkadang dia menangis d sela sela istirahat malamnya.

Tidak ada waktu hang out bersama teman - temannya, tapi dia tidak merasa iri ataupun bersungut - sungut kerna itu.

Ini sekolah ke 2 nya di tingkat atas,

Walaupun Dia beasiswa tapi terkadang Donatur hanya bisa mendengar suara - suara pemegang Saham sekolah tersebut.

Anak- anak manja itu keberatan maka mereka bisa bersuara mengeluarkan yang tak bermodal.

Dan sekolahnya yang sekarang adalah sekolah elit, tapi kerna dia termasuk jenius maka dia mendapatkan kesempatan bersekolah di sekolah ini, ya kerna seorang donatur juga.

Hari ini tidak seperti biasanya, dia terlambat masuk kelas, ya tau sendiri, mengurus 2 adik sebelum sekolah itu tidak gampang juga, apa lagi kalau salah satunya sakit.

Tok Tok Tok

"Maaf pak saya terlambat"

kata Ana yg baru datang, pak Irwan yang merasa terganggu saat menerangkan pelajaran menoleh ke pintu dengan mata tajamnya.

'aduh' batin Ana

'saya dah di pelotot in' ringisnya sambil sedikit menunduk.

"Sudah berapa kali kamu terlambat?!"

bentak pak Irwan guru Sastra, Guru yang terkenal wibawa, tegas dan juga Tampan, he he he,

emang ya, tiap- tiap sekolah selalu saja ada salah satu guru yang tampan buat pemanis sekolah.

Apalagi nih guru masih lajang, pasti banyak penggemarnya, hanya saja dia rada rada judes (kayak cewek aja ya) tpi untuk mendisiplinkan murid memang harus galak diki, dikit aja pak, jangan banyak banyak, he he

"Sekali lagi bapak tanyak, berapa kali kamu terlambat?!"

ulang pak Irwan kerna Ana masih saja diam.

"Baru kali ini kok pak" jawab salah satu murid yang duduk d bagian belakang,

akibatnya semua mata menoleh ke belakang.

'Boy?' semua bergumam dalam hati,,

'tumben?' hmm

"Diam kamu! Apa kamu yang bapak tanyak ?!"

bentak pak Irwan.

semua kembali memandang Boy lagi.

"apa lihat lihat!" bentak Boy dengan suara agak pelan kepada teman sekelasnya.

akhirnya semua kembali memandang ke depan lagi.

"Sudah berapa mata pelajaran kamu terlambat?!"

tanyak pak irwan lagi dengan nada yang masih keras.

"Baru satu mata pelajaran pak" jawab Ana sambil menunduk.

"Kerna kamu seorang wanita, bapak tidak akan menghukummu dengan push up, tapi kamu harus berjalan berjongkok dari pintu itu ke tempat dudukmu"

"HAH!?"

semua tercengang tumben bapak ini rada rada galak kepada Ana, padahal biasanya Ana selalu d pujinya kerna mendapat nilai tertinggi d mata pelajarannya.

Kecuali Vera dan Yuni, mereka senyum senyum merasa senang.

'walau kamu pintar bukan berarti tak bisa d hukum' batinnya

"Saya tak bisa pak"

jawab Ana lirih

"Kenapa?!"

Ana hanya menunduk,,

"Hmm, Kenapa kamu terlambat?"

Ana masih menunduk, diam

"Ngurus bayinya kali pak" sahut Vera dengan tawa mengejek, yang lain ikutan tertawa.

Ana hanya meliriknya

Terpopuler

Comments

Đông đã về

Đông đã về

Pengen baca lagi dan lagi!

2024-03-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!