NovelToon NovelToon
The Second Wife

The Second Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Poligami / Cinta setelah menikah
Popularitas:13.3k
Nilai: 5
Nama Author: Gilva Afnida

Pergi dari rumah keluarga paman yang selama ini telah membesarkannya adalah satu-satunya tindakan yang Kanaya pilih untuk membuat dirinya tetap waras.

Selain karena fakta mengejutkan tentang asal usul dirinya yang sebenarnya, Kanaya juga terus menerus didesak untuk menerima tawaran Vania untuk menjadi adik madunya.

Desakan itu membuat Kanaya tak dapat berpikir jernih hingga akhirnya dia menerima tawaran Vania dan menjadi istri kedua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gilva Afnida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Setelah meratapi nasib yang berujung tak dapat tidur malam secara benar. Kanaya keluar dari kamarnya di siang hari dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Meski begitu, dia tak lupa untuk tetap memperhatikan penampilan agar dia tak mudah diremehkan.

Tadi malam, dia sudah bertekad untuk merubah diri agar dia tidak lemah. Kanaya sudah merancang apa-apa saja yang bisa dia lakukan agar masa depannya masih bisa terselamatkan. Usianya masih muda, dia tak mau terjebak selamanya di dalam rumah tangga orang. Kelak dia ingin menggapai impiannya yang sudah terkubur lama dan mencari cinta sejatinya sendiri di masa depan.

Jadi, Kanaya sudah membuat surat perjanjian untuk menyelamatkan masa depannya itu. Dengan berbekal secarik kertas yang sudah lengkap berisi keinginannya, Kanaya menyodorkan kertas tersebut di atas meja ruang tamu yang dimana di situ sudah ada Vania dan Adnan.

"Apa ini?" tanya Vania setelah meraih kertas tersebut.

"Surat perjanjian? Kamu menginginkan perjanjian dari pernikahan ini?" tanyanya lagi.

"Iya. Keinginanku hanya sederhana, jika aku sudah berhasil memberikan kalian seorang anak nanti. Aku ingin cerai dan kalian harus memberiku uang untuk kuliah dan bertahan hidup sampai aku lulus." Kanaya menatap serius pada wajah-wajah yang nantinya akan menghiasi hari-hari kedepannya.

"Hanya itu?"

Kanaya mengangguk pelan.

"Jika hanya itu keinginanmu, aku bisa kok menyanggupinya. Aku malah bersyukur jika kamu malah membuatnya menjadi mudah." Vania mencari sesuatu di sekitar meja. "Dimana bolpoinnya? Dimana juga aku harus tanda tangan?"

"Sayang... kenapa kamu selalu bertindak tanpa meminta saranku terlebih dahulu?" Adnan mencoba mencegah Vania yang hendak mengambil sebuah bolpoin.

Sedari awal, Adnan sudah mencoba diam dengan kelakuan istrinya yang menurutnya di luar nalar. Adnan sudah berulangkali menolak keinginan Vania namun demi wanita yang dia cintai itu, Adnan akhirnya mengalah dan menyerahkan semua urusan pada Vania.

Tapi Adnan tak mengetahui jika akan ada surat perjanjian yang dia sendiri tak tahu apa isinya.

"Tenanglah, Sayang. Isi surat ini sesuai dengan apa yang diucapkan Kanaya."

Adnan menyipitkan mata menatap Kanaya. Dia mencurigai segala hal yang diperbuatnya termasuk isi perjanjian itu. Padahal, awalnya Kanaya menolak dengan pernikahan ini. Namun tiba-tiba saja dia menyetujui namun dengan persyaratan yang tertulis.

"Aku sudah tanda tangan. Oh iya, bagaimana kalau pernikahannya dilaksanakan besok. Aku dan mas Adnan sudah menyiapkan segalanya. Kamu tinggal menyiapkan diri saja," ujar Vania dengan antusias.

Kanaya seperti tak habis pikir melihat sikap Vania yang terlampaui senang. Bukankah wanita normal akan sedih dan sakit hati jika harus berbagi suami?

"Tunggu sebentar, aku harus mencocokkan cincin yang baru saja aku beli ke jari manismu nanti." Vania bergegas pergi untuk mencari cincin emas yang masih berada di dalam mobil.

Setelah kepergian Vania, hanya ada kecanggungan yang terjadi antara Adnan dengan Kanaya.

Kanaya tak terlalu mengenal Adnan sebelumnya. Bahkan Kanaya tak mengingat apakah dia pernah terlibat percakapan sebelumnya dengan pria bermata elang itu.

"Apa motifmu yang sebenarnya?" Suara bariton yang rendah cukup membuat Kanaya sedikit terkejut

"Motif? Aku tidak ada motif apapun."

"Jika dari awal kau sudah menolak, kenapa sekarang malah menyetujui pernikahan ini? Apa memang kau suka menjadi yang kedua?" Tak ada basa-basi dari yang diutarakan Adnan. Dia bukanlah tipe orang yang suka bertele-tele.

Kanaya menarik salah satu sudut bibirnya. "Memangnya kenapa jadi orang yang kedua? Aku pikir, menjadi orang kedua bukanlah sebuah dosa yang besar. Apalagi istrimu sendiri yang memintanya."

Baru Adnan ketahui jika Kanaya adalah wanita yang berani dan percaya diri. Selama ini, Adnan tak pernah menyapa apalagi bertatap muka dengannya. Gadis itu selalu menundukkan kepalanya meski ada orang disekitarnya. Seolah gadis itu pemalu dan memiliki dunianya sendiri. Namun apa yang Adnan lihat kali ini sangatlah berbeda. Ada yang menarik dari sorot matanya yang berwarna kecokelatan.

"Yakin?" Adnan mencondongkan kepalanya mendekat ke arah Kanaya yang duduk diseberang. "Bukan karena ingin balas dendam pada ayah kandungmu yang sebenarnya itu?" bisiknya.

Saraf tubuh Kanaya langsung menegang. Hilang sudah senyum palsu yang selalu dipasangnya. "Kau... tahu sampai mana?"

"Aku tahu semuanya saat malam itu." Adnan kembali menyenderkan punggung ke sandaran kursinya dan menaruh kaki kanan di atas kaki kirinya. "Aku tak akan membuatmu sulit kalau kau berjanji tidak membeberkan fakta itu pada Vania. Kau tahu kan, dia itu punya penyakit jantung. Akan fatal kalau kau memberitahukan itu padanya nanti. Dia itu hanyalah wanita yang polos dan lemah. Jangan sampai dia sakit karena perasaan pribadimu itu!"

Kanaya mengeratkan gigi-giginya. Dia merutuki kecerobohannya saat berbincang serius dengan Toni kemarin malam. Seharusnya dia bertanya hal itu di tempat yang sepi dan aman. Bukan malah berada di dapur dan akhirnya diketahui oleh orang luar seperti Adnan.

"Ini dia cincinnya." Vania datang dengan menyodorkan cincin di atas meja. Napasnya terdengar terengah-engah saat sudah duduk di atas kursi. "Huft!"

Adnan menyingkap anak rambut yang menutupi dahi istrinya. Tatapannya begitu lembut sekaligus khawatir dengan wajah Vania yang terlihat pucat. "Kamu terlihat capek. Apa sebaiknya kita langsung pulang saja?"

Vania menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak. Aku masih kuat. Lagipula, masih ada banyak hal yang harus aku urus untuk pernikahanmu besok."

Adnan masih tak habis pikir dengan sikap Vania. "Kenapa kamu malah terlihat antusias? Padahal aku akan menikah dengan wanita lain lho..."

Vania tertawa kecil mendengarnya. "Iya ya, aku sendiri juga gak ngerti kenapa aku malah jadi antusias. Emm... mungkin karena sebentar lagi impian kita akan segera terwujud?"

Mendengar itu, Adnan merapatkan tubuh Vania dan memeluknya erat. "Percayalah... sebenarnya meski tanpa ada seorang anak pun, aku masih tetap akan mencintaimu, Sayang."

"Aku tahu, tapi aku masih tetap ingin setidaknya kamu memiliki keturunan, meski itu bukan lahir dari rahimku sendiri." Vania membenamkan wajahnya di dada Adnan, menyembunyikan kedua matanya yang mulai membasah.

Vania sangat mencintai Adnan hingga dia merasa bersalah karena tak dapat memberikannya seorang keturunan. Jika bukan karena penyakitnya, mungkin dia sudah melahirkan satu atau dua anak mengingat usia pernikahannya yang sudah berjalan lebih dari tujuh tahun.

Karena cinta itulah dia mengorbankan perasaannya agar Adnan bisa memiliki anak dari darah dagingnya sendiri. Vania juga ingin jika wanita yang akan memberikan Adnan seorang anak masih ada garis keturunan darinya. Selain itu, Vania ingin anak tersebut lahir dari pernikahan yang sah. Oleh karena itu dia bersikeras agar Adnan mau menikahi Kanaya.

Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi ada Kanaya yang tengah memperhatikan mereka berdua. Dia menatap lelah pada kedua insan yang sedang saling memberi kasih dan perhatian seolah dunia ini hanya milik mereka berdua.

'Apa aku akan melihat pemandangan yang seperti ini untuk seterusnya nanti?' batinnya sedikit kesal.

1
Muhammad Malvien Laksmana
Luar biasa
Muhammad Malvien Laksmana
Biasa
Endah Windiarti
Luar biasa
Jessica
ceritanya bagus penulisan nya juga tertata g bikin jenuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!