Wanita lugu yang mengharap cinta suci dalam ikatan pernikahan, namun malah menjadi awal petaka di hidupnya. Memiliki suami patriaki dan kasar. Mampukah mira keluar dari jeratan api itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliana Rahmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prewedding
Selama perjalanan Mira dan Dodi menghabiskan waktu dengan mengobrol, mereka saling mengungkapkan kerinduannya.
Pertemuan seperti inilah yang sudah sejak lama Mira inginkan.
Sesampainya di rumah, Mira membangunkan Anisa dari tidurnya. karna waktu sudah larut malam, Mira meminta Anisa untuk menginap saja di rumah nya saja. Anisa menyetujui saran Mira. Dodi pun berpamitan dengan Mira. Tanpa di minta oleh Dodi, Mira terlebih dahulu meraih tangan Dodi untuk bersalaman, Mira mengecup tangan Dodi.
Dodi terharu dengan perilaku Mira, benar-benar calon istri idaman. Dodi melempar senyuman yang begitu hangat kepada Mira. Pertemuan mereka malam ini diakhiri dengan saling melambaikan tangan.
Sesampainya di dalam kamar, Anisa bergegas mengisi daya hp nya yang sejak tadi ternyata low bat . Hp milik Anisa pun menyala, ia kemudian membuka galeri dan melihat ulang foto yang ia ambil waktu di restoran tadi.
Anisa dan Mira melihat foto itu sambil cengengesan, betapa menyenangkan nya malam ini. Anisa pun memposting foto Mira dan Dodi tadi ke akun WA miliknya dengan caption "to be bride 👰"
Tidak lama setelah foto itu iya kirim, ada notifikasi balasan story, Anisa langsung mengecek hp nya, sudah ia duga akan banyak sekali orang yang terkejut dengan kabar pernikahan Mira, tidak terkecuali Riki. Laki-laki yang sudah lama menginginkan Mira. Dari sekian banyaknya balasan itu, Anisa lebih dulu merespon chat Riki yang bertuliskan
"eh selamat ya Mir, gak ada kabar pacaran tiba-tiba mau merried aja"
Anisa langsung kebingungan, ia lupa kalau dirinya belum jujur soal review kue yang ternyata adalah ulahnya, selama ini yang Riki tau nomor WA ini adalah milik Mira bukan Anisa.
"thank you ya rik, oh ya sori sebelum nya. Sebenarnya ini nomor ku, Anisa. Bukan Mira" balas Anisa
"Anisa? Temen SMP yang dulu sebangku sama Mira itu?"
"hehe iya, sebenarnya juga yang waktu itu minta testi kue dan minum itu aku juga, tapi kamu gausah khawatir, review nya itu jujur kok dan maaf gak bermaksud bohongin kamu"
"iya santai aja Nis, mau kamu apa Mira sama aja. Kalian sama-sama temen aku kan"
Jawaban dari Riki sudah membuat lega Anisa, ia benar-benar merasa tidak enak hati dengan Riki. Anisa dan Riki melanjutkan obrolan itu cukup lama, ternyata Anisa dan Riki mengambil prodi yang sama walaupun mereka kuliah di fakultas yang berbeda. Merasa nyambung, mereka janjian untuk meet up keesokan hari nya.
"udah mau jam 2, kamu gak tidur Nis?" tanya Mira sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
"enggak, aku tadi di mobil udah tidur. Eh Mir. Besok aku diajak ketemuan sama Riki anjir" jawab Anisa
"Riki? Loh kok bisa, kamu udah jujur sama dia?
" iya baru aja dia komen story WA aku, yaudah aku jujur aja terus terang kalau aku bukan Mira, dia bilang gapapa gitu sih. Terus kamu tau, ternyata dia se prodi sama aku, cuma beda fakultas aja. Besok aku mau diskusi sama dia soal skripsi ah, siapa tau dia bisa bantu" jelas Anisa
"bagus lah kalau gitu, have fun ya besok. Aku udah ngantuk bye bye" ucap Mira sambil menenggelamkan wajahnya ke dalam selimut.
Keesokan pagi nya Mira dan Anisa sudah bersiap untuk kegiatan masing-masing, Anisa dengan kuliahnya dan Mira dengan pekerjaan nya. Saat hendak melangkah kan kaki keluar, Mira sudah di sambut dengan kehadiran Dodi di depan pintu.
"mulai hari ini, aku yang akan antar jemput kamu ya" ucap Dodi
Mira tersenyum dan mengangguk setuju. Kali ini Anisa hanya bisa menghela nafas, lagi-lagi ia menjadi nyamuk untuk Mira dan Dodi
"ya Allah, ini jatahnya buat aku kapan sih, kok Mira terus yang beruntung" ucap Anisa nada memelas.
Dodi dan Mira tersenyum melihat tingkah sahabat nya itu. Mereka pun akhirnya pergi untuk tujuan masing-masing.
Di perjalanan ke toko, Dodi memulai pembicaraan dengan Mira.
"sayang, kayak nya kamu harus segera resign dari tempat kamu kerja deh, soalnya banyak yang harus kita urus sebelum menikah"
"apa menurutmu mu begitu mas?"
"iya, aku gak mau kamu jadi kecapean karna harus bagi waktu di kerjaan sama pernikahan kita. Gimana kamu gak keberatan kan?"
"yaudah kalau mau nya mas begitu, Mira nurut aja apa kata calon suami"
Dodi tersenyum kecil mendengar Mira menyebut dirinya sebagai calon suami, Dodi merasa sangat di hargai.
...
Menjelang hari pernikahan yang semakin dekat, Mira dan Dodi semakin sibuk. Mulai dari menyiapkan foto prewedding, seserahan sampai mengurus berkas dan vendor yang akan mereka pakai nanti.
Dodi menyusun semua nya dengan sangat apik. konsep prewedding bertema dongeng cinderella menjadi keinginan Mira, Dodi dengan senang hati mengabulkan nya. Dodi mulai mencari fotografer dan lain sebagainya.
Mengingat menikah hanya sekali sebenarnya Dodi ingin sekali memberikan yang paling mewah untuk Mira, namun Mira menolak. Ia menginginkan pernikahan sederhana, jadi hanya keluarga dan teman dekat saja yang akan hadir nanti nya.
Alasan Mira memilih privat Wedding yaitu karna ia ingin menjaga diri dari omongan orang yang akan menggunjing nya karna ketidak hadiran orang tua Dodi di hari pernikahan nya. Dodi yang awalnya menolak, menjadi terbuka pikiran nya karna mendengar alasan dari Mira. Tidak di pungkiri ketidak hadiran orang tua Dodi pasti akan menimbulkan pertanyaan banyak orang, Dodi harus bisa lebih meyakinkan orangtua beserta keluarga Mira untuk memantap kan hati walau besannya tidak hadir nantinya.
1 hari sebelum hari pernikahan nya di langsung kan, Dodi menelpon bapak nya yang ada di Sumatera untuk meminta restu dan meminta nya untuk hadir besok.
"halo pak" ucap Dodi setelah panggilan nya di angkat.
Bapak yang sedang duduk bersama amak itu pun langsung berdiri dan berpindah tempat agar percakapan nya dengan Dodi tidak terdengar amak.
"iya nak halo. Apa kabar mu disana" jawab bapak
Dodi merasa lega setelah mendengar suara bapak, Dodi sebenarnya merindukan bapak. satu-satunya orang yang ada di belakang Dodi saat ini adalah bapak, ia ingin sekali bapak hadir besok.
"bapak, Dodi baik. Besok Dodi akan menikahi Mira pak. Bapak bisa hadir kan? Ajak amak sekalian kalau amak bersedia?"
"semoga dilancarkan semuanya ya nak, doa bapak menyertai mu." jawab bapak
Belum sampai berbicara banyak, amak tiba-tiba datang dan menepuk pundak bapak.
"jawab telpon dari siapa pak?, kenapa harus menjauh gitu" tanya amak judes
Bapak berusaha menyembunyikan kabar yang baru saja ia terima,
"ini bapak dapat kabar dari orang kebun, katanya ada masalah disana. Sejak Dodi ke jawa kebun sawit jadi tak ter urus, nanti biar bapak cek kesana. Oh ya kalau selesainya larut, bapak menginap disana" jawab bapak berbohong
"kalau begitu aku ikut, biar bapak ada yang menemani"
"gak usah ga perlu. Nanti nenek di rumah sendirian kasihan."
Amak mengira ucapan bapak tadi benar. Amak harus tetap dirumah untuk menjaga nenek. Amak tidak curiga sama sekali dengan bapak. Bapak memang berencana akan terbang ke jawa dan menyaksikan pernikahan putra kesayangannya besok.