Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amukan Dave
Dave menyelesaikan pekerjaannya dan bangkit dari duduknya.Ia akan kembali ke perusahaan milik Zaki.Urusan disini sudah ada Robert dan asistennya yang mengurusi.
Dave melangkah keluar ruangannya bersamaan dengan Marvel yang akan mengetuk pintu ruangannya.
"Maaf Pak...saya hanya ingin mengantarkan ini!",ujar Marvel memberikan sebuah berkas pada Dave.
"Apa ini Marvel?",tanya Dave yang berdiri diambang pintu.
"Itu laporan keuangan bulan ini Pak,saya diminta Pak Robert memeberikan pada anda",jawab Marvel.
"Baiklah...",jawab Dave memeriksa berkas itu tanpa kembali ke meja kerjanya.Dave membubuhkan tandatanganya dan mengembalikan berkas itu pada Marvel.
"Aku pergi dulu,minta Robert menemuiku nantinya!",ujar Dave melangkah meninggalkan Marvel yang mengangguk pelan.
Dave berjalan melewati meja kerja Juwita,namun wanita itu tak ada disana."Kemana wanita itu?",batin Dave tetap berjalan tanpa menghentikan langkahnya.
Tak lama Juwita yang tadinya pergi ke toilet menatap dari jauh punggung seseorang yang begitu ia kenali.Bahkan Juwita sangat mengenali aroma parfum yang masih tertinggal.Juwita menghirup aroma parfum itu yang membuatnya tenang.
"Itu tidak mungkin dia kan?, bukankah perusahaaan Kak Zaki bukan bergerak di eskpor dan impor",batin Juwita yang masih menatap punggung itu yang menghilang masuk kedalam lift.
"Juwita..."
Wanita itu tersentak kaget saat tiba tiba Marvel mengejutkkannya.
"Kamu kenapa?",tanya Marvel.
"Tidak...", geleng Juwita kembali duduk dikursi meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya menyusun jadwal Pak Robert untuk satu bulan ke depan.
"Juwita... kosongkan jadwal Pak Robert besok siang!",ujar Marvel.
"Baiklah...",jawab Juwita.
Sementara itu Dave keluar dari perusahaannya dan masuk kedalam mobilnya.Tak apa ia tak bertemu dengan Juwita hari ini yang terpenting Juwita dalam pengawasannya saat ini.
Dave meninggalkan perusahaaan miliknya menuju perusahaaan yang ia kelola.Pria itu melajukan mobil miliknya dengan kecepatan tinggi.Rasa pusing kembali datang juga mual yang begitu hebat perutnya terasa di aduk aduk saat ini.Ia mencoba menahannya dan tetap fokus pada jalanan yang cukup lengang.
"Hufffhh...ada apa denganku",batin Dave yang tak kuasa menahan rasa mualnya lalu menghentikan mobilnya di jalanan yang cukup sepi lalu turun dan memuntahkan isi perutnya.
Dave kembali merasa lemas setelah mengeluarkan isi perutnya.Pria itu kembali masuk kedalam mobilnya dan memejamkan kedua matanya.Semua ini begitu menyiksanya.
Dave menegakkan tubuhnya dan melanjutkan perjalanannya meski rasa pusing masih ia rasakan.Pekerjaannya sangat banyak hari ini dan ia harus menyelesaikan.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya Dave sampai juga perusahaaan milik Zaki.Pria itu turun dari mobilnya dan melangkah masuk kedalam perusahaaan.Pria itu langsung menuju ruangannya.
Semua karyawan yang melihat kedatangan Zaki tampak kalang kabut.Mereka yang awalnya bekerja santai karena bos mereka tak ada di tempat kembali fokus dalam bekerja.
"Tian...",seru Zaki saat melihat manager keuangan melintas.
"Ya Pak...",jawab Tian.
"Aku butuh laporan keuangan minggu ini!",ujar Dave.
"Ba-baik Pak",jawab Tian.
Dave melanjutkan langkahnya memasuki lift,ia tau selama kepergiannya karyawannya bekerja santai. Dan ia tak mau tau,dan ia sangat tau saat ini karyawannya pasti ketar ketir karena pekerjaan mereka belum ada yang selesai.
"Hans...ke ruanganku sekarang!",ujar Dave melalui sambungan telepon.
Dave membuka satu persatu berkasnya untuk memeriksanya.Pria itu mengembuskan napas beratnya melihat setumpuk berkas yang akan ia tandatangani.
Sebenarnya ia ingin sekali istirahat tapi ia tak mungkin meninggalkan pekerjaannya disini yang begitu banyak dari melimpahkan pada Hans yang juga memiliki banyak pekerjaan.
Tok tok tok
"Masuk!"
Ceklek
"Maaf Pak ada apa--
"Kumpulkan setiap kepala divisi diruang meeting sekarang juga Hans",ujar Dave yang fokus memeriksa berkas yang ada dihadapannya tanpa menoleh pada Hans.
"Baik Pak",jawab Hans yang kesusahan meneguk salivanya melihat betapa mengerikan setiap intonasi yang Dave ucapakan.
Hans pergi dari ruangan itu dan menulis mengirimkan email kepada setiap kepala divisi.Tak mungkin ia berjalan mengunjungi satu persatu kepada divisi di kantor yang memiliki 20 lantai ini.
"Huffhhh...aku yakin sebentar lagi akan terjadi gempa di ruang meeting",batin Hans berjalan menuju ruang meeting untuk menyiapkan segalanya.
"Pak Hans terjadi sesuatu sehingga kepala divisi dikumpulkan?",tanya salah satu karyawan uang merupakan kepala divisi pemasaran.
"Entahlah...",jawab Hans kembali ke ruangan Dave untuk mengatakan jika semua kelapa divisi sudah berkumpul.
Hans sebenarnya tau jika selama kepergian mereka semua karyawan bekerja lalai bahkan ada yang terlambat datang.Tapi apakah ini adalah alasan Dave mengumpulkan mereka,Hans yakin setelah ini akan ada pemecatan untuk beberapa karyawan.
"Pak... semuanya sudah siap",ujar Hans.
"Hmmmm",jawab Dave lalu berdiri berdiri duduknya menyambar sebuah flashdisk yang terdapat diatas mejanya.
Dave melangkah mendahului Hans dengan langkah tegap dan tatapan dinginnya.Pria yang begitu tegas dan disiplin itu tak akan mengampuni setiap orang yang melanggar aturannya.Harusnya semua karyawan tak melakukan kesalahan ini.
Dave memasuki ruangan meeting dan langsung duduknya di kursi kebesarannya.Pria itu menatap satu persatu bawahannya itu dengan tatapan tajamnya.
"Hans... putar video ini!",ujar Dave memberikan sebuah flashdisk yang tadi ia bawa.
Dengan patuh Hans memutarkan video itu melalui laptop yang ada disana dah terhubung ke layar proyektor.
Saat video di putar semua kepala divisi tampak pucat pasi.Bahkan ada diantara mereka yang terekam disana.
Tak lama HRD memasuki ruangan dan memberikan sebuah map pada Dave.Lalu HRD itu duduk tak juga dari Dave.
"Kalian tau apa kesalahan kalian?",tanya Dave dengan tatapan menghunusnya.
Tak ada yang berani menatap Dave,semua yang hadir tampak menunduk kecuali HRD dan Hans yang ikut merasa ketakutan melihat amarah dari pria itu.
"Kenapa diam,aku bicara pada kalian?",ujar Dave.
"P-pak maafkan kami yang--
"Aku tidak butuh karyawan yang tidak disiplin.Masih banyak diluaran sana yang ingin bekerja disini",ujar Dave.
"Pak--
"Aku hanya meninggalkan kalian selama dua hari tapi kalian malah bertingkah seenaknya.Aku meminta laporan kalian tapi tidak ada satupun yang memberikannya",ujar Dave.
"Pak...saya minta maaf atas kesalahan yang kami lakukan, kami mulai hari ini akan merubahnya",ujar kepala divisi keuangan.
"Kalian digaji disini cukup tinggi dibandingkan perusahaaan lainnya.Setiap kelalaian yang kalian lakukan perusahaaan mengalami kerugian.Laporan dari kalian saya butuhkan karena besok Pak Zaki akan kesini mengecek semuanya",ujar Dave.
"Pak..."
Dave melempar map yang tadi diberikan oleh HRD ke tengah-tengah meja meeting."Nama yang ada didalam map itu, dipecat",ujar Dave.
"Dan aku butuh laporan kalian satu jam lagi", sambung Dave lalu berdiri dari duduknya meninggalkan ruang meeting tau serasa neraka oleh semua orang.
Hans langsung meninggalkan ruangan itu, pekerjaannya juga banyak saat ini.Pria itu menghembuskan nafas panjang.
"Aku sudah memperingatkan kalian dihari pertama tapi tak ada yang mau mendengarkanku.Pak Dave itu berbeda dengan CEO sebelumnya.Ia tak akan mengampuni yang lalai dalam pekerjaannya",ujar HRD lalu meninggalkan ruangan itu dengan langkah panjangnya.
Semua kepala divisi mengecek nama mereka masing masing dan ada lima kepala divisi yang di pecat selebihnya diberikan peringatan pertama.
...****************...