Davina mempunyai kekasih dan sahabat namun dengan teganya mereka bekerja sama menjual dirinya. Davina pun melakukan cinta satu malam bersama pria asing tersebut.
Namun siapa sangka pria tersebut ternyata seorang Ketua Mafia sekaligus seorang psycophath pembunuh berdarah dingin dan anti wanita.
Enam tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dengan suasana yang berbeda di mana Davina bersama ke tiga anak kembarnya hasil dari cinta satu malam bersama pria asing tersebut.
Bagaimana kisah perjalanan cinta mereka? Ikuti yuk novelku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yakasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Daddy kapan pulang?
Mommy Davina sebenarnya enggan menceritakan masa lalu yang sangat menyakitkan dan ingin dilupakan seumur hidupnya karena sangat pahit. Namun karena Daddy Aberto memintanya membuat Mommy Davina terpaksa menceritakan tanpa ada yang ditutup - tutupi namun tidak semuanya diceritakan.
Sedangkan Daddy Aberto yang mendengarkan cerita tentang kejadian enam tahun yang lalu. Membuat Daddy Aberto sangat bahagia karena Mommy Davina berkata dengan jujur tentang masa lalunya.
'Saat ini dan seterusnya Aku, Aberto berjanji untuk menjaga Mommy Davina dan ke tiga anak kembarku dengan sepenuh jiwaku.' Ucap Daddy Aberto dalam hati.
"Selebihnya maaf, Aku tidak bisa menceritakannya." ucap Mommy Davina mengakhiri ceritanya.
"Memangnya kenapa?" Tanya Daddy Aberto pura - pura tidak tahu karena dirinya sudah tahu selanjutnya.
"Maaf Kak Aberto aku tidak bisa menceritakan semuanya." Jawab Mommy Davina.
"Apakah kamu melakukan hubungan suami istri dengan pria itu waktu kamu tidur di hotel?" tanya Daddy Aberto.
Mommy Davina hanya menganggukkan kepalanya dan tidak berapa lama air matanya keluar membuat Daddy Aberto merasa sangat sakit dan merasa bersalah karena melihat orang yang dicintainya menangis membuat Daddy Aberto menghapus air mata Mommy Davina dengan menggunakan ke dua ibu jarinya kemudian memeluknya.
"Hiks... hiks...hiks... Aku sangat kotor... Hiks... Hiks...hiks..." ucap Mommy Davina sambil terisak dan membalas pelukan Daddy Aberto.
"Sstttt.. tidak... Kamu tidak kotor.. Apakah ke tiga anak kembar itu adalah hasil dari hubungan suami istri? Apakah kamu mengenal wajah pria itu?" tanya Daddy Aberto sambil mengusap punggung Mommy Davina.
"Benar sekali ketiga anakku adalah hasil dari hubungan suami istri namun Aku mohon dengan amat sangat agar Kak Aberto jangan mengatakan ke tiga anakku karena mereka masih kecil dan mengenai wajah pria itu aku tidak mengenalnya secara jelas." Jawab Mommy Davina.
"Aku tidak mungkin tega melakukan hal itu. Jika seandainya pria itu adalah Aku, apakah kamu mau menerimaku?" tanya Daddy Aberto penuh harap.
Mommy Davina mendorong tubuh Daddy Aberto sambil menatap tajam membuat Daddy Aberto menggenggam tangan Mommy Davina.
"Baik aku akan ceritakan padamu." ucap Daddy Aberto.
xxxxxxx Flash Back On xxxxxxx
Di sebuah pesta di mana Daddy Aberto bersama asisten setianya siapa lagi kalau bukan Hendrik.
'Si*l, Hendrik ada yang memberikan obat perang * sang di dalam minumanku.' Ucap Daddy Aberto ke asisten pribadinya yang bernama Hendrik dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh yang lain.
'Kita kembali ke hotel saja tuan.' ucap Hendrik dengan suara ikut pelan.
"Baik, karena Aku tidak mau bersentuhan dengan wanita jadi lebih baik kita pergi secepatnya." Ucap Daddy Aberto.
"Baik tuan." Jawab Hendrik
Daddy Aberto dan Hendrik keluar dari tempat pesta pernikahan relasi bisnisnya bersamaan kedatangan seorang gadis cantik dan seksi yang ingin mendekati Daddy Aberto tapi Daddy Aberto langsung mengusirnya kemudian Mereka pulang ke hotel tempat dirinya menginap.
xxxxxxx Flash Back Off xxxxxxx
"Maafkan Aku, waktu itu Aku melihatmu dalam kondisi tidak menggunakan sehelai benangpun dan jujur saat itu Aku terkena jebakan oleh seorang wanita ular dengan memberikan aku obat perang * sang dosis tinggi dan niat awalnya aku ingin mendorong tubuhmu tapi karena tidak ada reaksi pada kulit sensitif ku maka Aku terpaksa melakukannya bersamamu." ucap Daddy Aberto menjelaskan ke Mommy Davina.
"Kenapa saat itu Aku di tinggal pergi?" tanya Mommy Davina penasaran.
"Maafkan Aku karena waktu itu aku sedang menghukum orang yang telah berani memberikan obat perang * sang dosis tinggi. Kenapa kamu pergi?" tanya Daddy Aberto gantian bertanya.
"Waktu Aku terbangun, jujur Aku sangat terkejut dan membuat Aku langsung mandi. Selesai mandi Aku memakai handuk bekas Kak Aberto sambil mencari pakaianku yang ternyata disembunyikan di kolong ranjang oleh mantan sahabatku setelah itu Aku pergi dari hotel itu ke tempat sahabatku yang benar - benar tulus berteman denganku." Jawab Mommy Davina menjelaskan.
"Pantas saja." ucap Daddy Aberto
"Pantas apa?" tanya Mommy Davina dengan wajah bingung.
"Ketika Aku kembali lagi kamu sudah tidak ada dan Aku melihat posisi handuk yang tadi Aku letakan di kamar mandi pindah ke ranjang dan semakin basah." Ucap Daddy Aberto tersenyum jahil.
"Maaf waktu itu, Aku terburu - buru dan Aku juga bingung pakai handuk siapa jadi Aku memakai handuk yang ada di hotel itu." ucap Mommy Davina menjelaskan.
"Tidak apa-apa handuk itu aku simpan buat kenang-kenangan." ucap Daddy Aberto sambil tersenyum karena melihat wajah merona Mommy Davina.
"Kenang - kenangan? Maksudnya?" tanya Mommy Davina mengulangi ucapan Daddy Aberto.
"Kenangan-kenangan dari wanita yang aku cintai dan bau wanginya tidak pernah hilang, jadi kalau aku kangen tinggal menghirup aroma handuk itu." ucap Daddy Aberto dengan jujur.
"Kangen? Mencintai? Apa tidak salah dengar?" tanya Mommy Davina beruntun.
cup
'Iya kangen. Kangen dengan tubuhmu dan juga kangen dengan suara desa**nmu.' Ucap Daddy Aberto dengan suara berbisik dan nada menggoda tepat di telinga Mommy Davina kemudian mengecup bibir Mommy Davina dengan singkat.
Kecupan singkat membuat Daddy Aberto menginginkan lagi terlebih Mommy Davina tidak melakukan perlawanan membuat Daddy Aberto mendekatkan wajahnya ke telinga Mommy Davina.
"Bolehkah kita melakukan lagi di sini? Sudah enam tahun adik kerisku tidak aku gunakan lagi karena menunggu sarungnya yang sulit ditemukan." bisik Daddy Aberto kemudian menggigit telinga Mommy Davina dengan pelan.
Mommy Davina menahan geli dan duduk agak menjauh sampai bersandar di pintu mobil.
"Lihat adik kecilku sudah mulai tegang lagi." ucap Daddy Aberto sambil menggenggam tangan Mommy Davina dan diarahkan di tengah - tengah antara ke dua pahanya membuat Mommy Davina menarik tangannya karena panjang dan berotot.
"Tidak, kita bukan suami istri, kita pulang saja." ucap Mommy Davina menolak keinginan Daddy Aberto.
"Kalau begitu secepatnya kita menikah." ucap Daddy Aberto dengan nada yakin.
"Aku akan pikirkan." Jawab Mommy Davina.
"Kenapa mesti memikirkan?" tanya Daddy Aberto dengan wajah terkejut sekaligus kecewa pasalnya dirinya ingin secepatnya menikah dengan Mommy Davina.
"Karena kita baru kenal dan siapa tahu Kak Aberto tidak cocok denganku karena Aku banyak kekurangan dan berbeda dengan wanita yang lainnya yang jauh dari sempurna." ucap Mommy Davina memberikan alasan.
"Bagiku kamu adalah wanita yang sangat sempurna, ibu dari ke tiga anakku yang sangat tampan." ucap Daddy Aberto.
Perkataan Daddy Aberto membuat Mommy Davina hanya tersenyum dengan wajah merona tanpa mengucapkan sepatah kata. Daddy Aberto ikut tersenyum kemudian Mereka keluar dari mobil dan masuk kembali ke dalam mobil karena tadi Mereka duduk di kursi belakang.
Hal itu dilakukan karena Daddy Aberto tidak ingin memaksa Mommy Davina untuk melakukan hubungan suami istri. Mommy Davina sangat bahagia karena Daddy Aberto tidak memaksa dirinya.
"Oh ya, bagaimana Kamu tahu kalau mereka yang memberikan obat tidur dan membawamu ke hotel?" tanya Daddy Aberto sambil duduk di kursi pengemudi sedangkan Mommy Davina duduk di samping pengemudi.
Sambil berbicara Daddy Aberto menggenggam kemudi dengan erat karena dirinya sangat kesal dengan mantan kekasihnya Mommy Davina dan mantan sahabatnya yang telah berani menyakiti orang yang dicintainya.
"Aku bisa meretas cctv yang berada di apartemen milik orang tuaku dan juga meretas cctv hotel." Jawab Mommy Davina.
"Lalu kenapa Kamu tidak bisa melihat kalau itu adalah aku?" tanya Daddy Aberto sambil menyalakan mobilnya kemudian mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Karena pada saat itu, Aku hanya meretas cctv untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh pria jahat itu dan mantan sahabatku yang sangat jahat sekaligus wanita yang tidak punya hati padaku tanpa mau melihat kelanjutannya." Jawab Mommy Davina menjelaskan.
Daddy Aberto hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti sedangkan Mommy Davina menatap ke arah jalan raya di mana pikirannya melayang jauh entah kemana atau dalam istilah melamun.
"Oh iya aku ingin pulang mau mengambil pakaianku dan juga pakaian si kembar karena kami belum mengganti pakaian kami." ucap Mommy Davina setelah beberapa saat Mereka terdiam.
"Kita beli saja di butik karena aku juga belum mengganti pakaian." ucap Daddy Aberto.
"Apakah Kak Aberto akan menginap di rumah sakit?" tanya Mommy Davina sambil tersenyum bahagia karena Daddy Aberto akan menginap di rumah sakit.
"Tentu saja karena ada empat orang yang aku cintai dan harus Aku jaga." ucap Daddy Aberto.
"Empat orang?" tanya Mommy Davina mengulangi ucapan Daddy Aberto.
"Iya empat orang, terdiri kamu dan juga ke tiga anak kita." Jawab Daddy Aberto menjelaskan.
Lagi - lagi Mommy Davina tersenyum malu dengan wajah merona merah membuat Daddy Aberto senang karena dirinya sangat suka melihat wajah merona calon istrinya.
"Kita jalan sekarang ke butik langganan Mommyku." ucap Daddy Aberto.
"Ok." Jawab Mommy Davina dengan singkat.
Daddy Aberto pun mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke arah butik. Tiba - tiba ponsel milik Daddy Aberto berdering dan meminta Mommy Davina untuk mengambil ponselnya di saku jasnya.
"Tolong ambilkan dan tempelkan di telingaku." pinta Daddy Aberto.
"Baik." Jawab Mommy Davina singkat sambil mengambil ponsel Daddy Aberto di saku jasnya.
Deg
Jantung Mommy Davina berdetak kencang ketika melihat siapa yang menghubungi dirinya namun Mommy Davina berusaha bersikap biasa saja. Mommy Davina menggeser tombol berwarna hijau kemudian ditempelkan di telinga Daddy Aberto.
("Hallo Sayang." panggil Daddy Aberto sambil tersenyum tanpa mengetahui perubahan wajah Mommy Davina).
("Daddy kapan pulang?" Tanya seorang anak kecil).