NovelToon NovelToon
SANG TERPILIH

SANG TERPILIH

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aludra08

Hiera seorang gadis yang selalu mendapat perundungunan, baik di kampus maupun di keluarga sendiri.
suatu malam dia disiksa ibu tiri dan keluarganya hingga meregang nyawa, tubuhnya pun dibuang ke sebuah jurang.
Hiera nyaris mati, namun sesuatu yang tak terduga terjadi dan memberinya kesempatan kedua.
apakah Hiera mampu bangkit dan membalas orang orang yang telah menyakitinya?
yuk ikuti kisahnya dalam cerita SANG TERPILIH.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aludra08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

Stp 34

"Hei ada orang di sana!" Teriak Hiera sambil berlari menuju puing bangunan itu.

Terkejut karena ketahuan, sang pengintip yang ternyata seorang anak kecil itu berlari hendak kabur. Hiera terus berlari mengejarnya diikuti Hugo dan Valia.

"Hei berhenti Nak! Kami tidak akan menyakitimu! Teriak Hiera lagi. Namun anak itu terus berlari menerobos sebuah kebun jagung yang sangat rimbun.

"Berhenti!" Teriak Hugo sambil terus berlari mendahului Hiera.

Dan akhirnya mereka sampai di halaman sebuah rumah gubuk yang sangat sederhana. Gubuk beratapkan Rumbia, berdinding anyaman bambu itu tampak asri.

Anak itu tadi masuk ke rumah ini.

"Permisi ada orang di rumah?" Teriak Hugo berbarengan dengan Hiera. Sedangkan valia sibuk melihat berkeliling. Rumah ini benar benar berada di tengah tengah kebun jagung yang sangat luas.

Tak ada sahutan dari pondok itu. Hiera mencoba membalikkan badannya dan dia berjenggit kaget, karena ternyata di belakang punggungnya telah berdiri sesosok pemuda dengan pakaian serba hitam dan bercaping lebar tengah menatap tajam mereka. Di tangannya terlihat sebuah arit yang sangat tajam.

"Siapa kalian?" Selidik pemuda itu.

"Maaf kami dari kota Tidaria, kami hendak menjelajah hutan Larangan". Terang Hiera dengan jantung masih berdegup kencang karena kaget.

Hugo dan Valia segera menghampiri, melihat seorang pemuda yang tengah memandang penuh selidik ke arah mereka dengan sikap waspada.

Seorang nenek menyeruak dari balik rimbunnya pohon jagung. Dalam gendongannya dipenuhi kayu bakar. Dan mata tuanya itu membelalak saat memandang wajah Hiera.

"Apa kalian butuh pertolongan?" Mari masuk ke pondok kami". Ajak sang nenek ramah.

Mereka kemudian memasuki pondok itu. Dalam pondok itu begitu sederhana, hanya beralaskan papan kayu. Dan tak begitu banyak perabotan di dalamnya.

Sang nenek menghidangkan satu ceret teh yang wanginya sangat menggoda juga satu bakul kecil jagung rebus.

"Nenek terimakasih, maaf sudah merepotkan". Ucap Hiera dengan sopan berusaha beramah tamah.

"Tidak apa apa, tidak usah sungkan. Perkenalkan nama saya Algae, panggil saja Nenek gae. Yang laki laki tadi adalah cucu nenek, namanya Valdi, dan ada juga adik Valdi, namanya Valdo.

Baik Hiera, Hugo dan Valia, mereka sama sama melirik pada anak kecil yang bersembunyi di balik tirai kamar, yang sedang mengintip mereka malu malu.

Valdi terlihat masuk ke dalam ruangan. Badannya terlihat bersih dan rapi. Rupanya dia sudah selesai mandi. Dia kemudian duduk bersila di hadapan para tamu tak diundang itu.

Kalau diperhatikan wajah Valdi terlihat tampan juga. Dia mempunyai warna kulit yang eksotis hingga terlihat sangat jantan.

"Apa yang membawa kalian hingga sampai ke desa ini?" Tanya Valdi sambil memperhatikan wajah mereka satu persatu. Pasti kedatangan mereka ada maksud tertentu. Karena sejak tragedi yang menghancurkan desa ini, tak ada lagi penduduk atau manusia yang Sudi datang ke sini.

"Kami ingin mencoba menelusuri hutan Larangan". Hugo mewakili menjawab pertanyaan Valdi.

"Menarik sekali, di mana tidak pernah ada orang yang berani memasuki hutan itu walau sejengkal pun, dan kalian ingin mencoba memasukinya, pasti ada alasannya. Apa yang kalian cari di sana?" Selidik Valdi

Hugo dan Valia memandang Hiera secara bersamaan, mereka butuh jawaban gadis itu, karena sedari awal memang Hiera lah yang berkeinginan untuk menelusuri hutan larangan.

"Itu.., ada tugas dari kampus untuk mencari jenis jenis tumbuhan langka". Jawab Hiera mencari cari alasan, berusaha menutupi niatnya. Nenek Gae tersenyum penuh arti mendengar jawaban Hiera.

"Memasuki kawasan hutan larangan harus siap dengan segala konsekuensinya. Hutan itu begitu banyak menyimpan misteri. Tidak akan ada yang tahu apa yang akan kalian hadapi di sana nanti, yang jelas kalian harus melewati zona kabut yang menyesatkan. Zona kabut itu memang terkenal bisa menyesatkan orang-orang yang berusaha masuk ke dalam hutan larangan. Konon katanya di dalam zona kabut itu tinggal berbagai macam makhluk halus termasuk para setan dan roh penasaran yang jahat, mereka sangat menyeramkan dan juga banyak monster ganas". Terang Valdi dengan wajah tegang.

"Menarik sekali". Ucap Hugo. "Lantas apa yang terjadi dengan desa ini? Kemana para penduduknya? Kenapa mereka enggan kembali ke desa ini?" Tanya Hugo penasaran. Pertanyaan itu mewakili hati Hiera dan Valia.

Valdi melirik nenek gae. Nenek tua itu menganggukkan kepalanya, kemudian mulai bercerita.

"Dahulu kala, sekitar seratus tahun yang lalu desa kami kedatangan seekor naga raksasa yang sangat menyeramkan, bersamaan dengan itu datanglah gempa yang sangat mengguncang bumi. Banyak rumah dan bangunan yang roboh, tanah retak dan longsor. Korban jiwa pun berjatuhan. Naga itu datang mengamuk di desa kami, tapi anehnya dia seolah sedang bertarung dengan sesuatu yang tak kasat mata. Desa kami semakin porak poranda". Nenek Gae menjeda ceritanya. Dia menarik nafas panjang dengan pandangan menerawang.

"Kemudian setelah itu, naga itu pun tiba tiba menghilang bersama redanya bencana alam itu. Banyak warga mengira, desa kami sudah terkena kutukan, hingga para warga berbondong bondong pergi dari desa ini dan enggan untuk kembali, karena khawatir sewaktu waktu naga itu akan kembali". Nenek Gae menutup ceritanya.

"Lantas kenapa nenek Gae masih bertahan di desa ini?" Tanya Hiera penasaran.

Nenek Gae terkekeh, "Nenek tidak percaya dengan adanya kutukan, lagi pula, dulu nenek dan suami adalah orang miskin, tak punya biaya untuk meninggalkan tempat ini". Jawab nenek Gae. Namun dari raut wajahnya seperti ada misteri yang ia tutupi.

"Baiklah hari sudah beranjak senja, kalau mau kalian boleh menginap di pondok kami malam ini, besok pagi barulah kalian lanjutkan perjalanan kalian".

"Merepotkan nenek, terimakasih banyak". Ucap mereka serempak sambil membungkukkan badannya.

Mereka kemudian beristirahat di tepas pondok yang terbuat dari bambu. Menikmati semilirnya angin senja sambil melihat kebun jagung yang menghampar luas.

Valdi terlihat sedang memberi makan kambing kambing dan sapi ternaknya dengan rumput rumput yang segar. Sementara Valdo masih terlihat takut takut dengan ketiga orang asing itu. Maklum selama ini dia tidak pernah melihat orang asing.

Namun saat Hiera menyodorkan sebatang coklat untuknya, wajah anak laki laki itu jadi berbinar. Dia mengambil coklat itu dengan malu malu.

Hari mulai beranjak malam, mereka berkumpul di ruang tengah. Nenek Gae menghidangkan teh jahe yang cukup menghangatkan badan.

Tak lama kantuk mulai menyerang mereka, mereka semua tergeletak tidur begitu saja di ruang tengah.

Nenek Gae memandang mereka semua. Kemudian memindahkan satu persatu tubuh yang tertidur pulas itu. Terlihat cukup aneh, seorang nenek renta bisa memindahkan tubuh Hugo yang besar dan tinggi itu dengan mudah.

Nenek memindahkan semuanya ke kamar, dua cucunya ditempatkan sekamar dengan Hugo. Sedang Valia diletakkan di kamar satunya.

Nenek Gae memandang lekat wajah Hiera, jari telunjuknya menyentuh dahi Hiera, "bangunlah gadis terpilih". Gumamnya.

Dan secara sadar Hiera pun membuka matanya, memandang berkeliling, dia sendirian di tengah rumah. Melihat yang lain sudah berada di kamar.

Hiera melihat nenek Gae berada di ambang pintu belakang, mengisyaratkan agar Hiera mengikutinya.

Dengan hati penuh tanda tanya Hiera mulai mengikuti nenek Gae.

Wanita tua itu berjalan tanpa sepatah kata pun, menyeruak kebun jagung yang rimbun itu. Suasana temaram karena terang bulan, justru membuat suasana kebun jagung jadi terlihat menyeramkan.

Hiera terus berjalan mengikuti nenek Gae, kedua tangannya sibuk menghalau daun daun jagung yang menghalangi jalannya, namun daun daun jagung yang nakal berhasil menjilat wajahnya, membuatnya sedikit gatal dan perih.

Nenek Gae terus berjalan tanpa sedikitpun menengok ke arah Hiera yang kewalahan mengikutinya. Sekarang mereka menyusuri jalan setapak menuju pada sebuah pohon yang sangat besar dan terlihat angker.

Nenek Gae berhenti di samping pohon itu, menunggu Hiera yang masih berusaha mencapai tempat itu. Ketika mendekati pohon itu terdengar suara suara aneh yang menyeramkan, membuat siapa saja yang mendengarnya pasti ketakutan dn enggan menghampiri pohon itu.

Di keremangan cahaya bulan, Hiera melihat wajah nenek Gae tersenyum. Kemudian tangan wanita tua itu menyentuh pokok pohon dengan tangan kanannya, tidak, kalau diperhatikan lebih jeli, di pokok pohon itu seperti ada sebuah celah kecil, dan kuku tangan nenek Gae masuk ke dalam celah itu.

Ajaibnya, pokok pohon itu membuka seperti pintu sebesar lubang sarang tupai. Dan dari dalam pokok pohon itu keluar cahaya berwarna perak.

Tangan keriput nenek Gae merogoh lubang itu dan mengeluarkan sumber cahaya itu.

Cahaya yang terpancar dari batu bening seperti air. Batu itu sebesar telur cicak, namun terlihat kenyal seperti jelly. Tapi walaupun batu itu kecil, namun pancaran cahayanya cukup kuat hingga mampu menerangi mereka berdua.

"Seratus tahun lalu, saat usiaku tiga puluh tahun, ada yang menitipkan mustika air ini padaku. Dia mengatakan aku harus menunggu seorang gadis bermarga Starlight, dan menyerahkannya padanya". Nenek Gae memandang lekat wajah Hiera. Gadis itu pun memandang manik mata nenek Gae yang berwarna kelabu itu.

"Aku telah lama menantimu gadis terpilih, sekarang merunduklah aku akan menyatukan mustika ini dengan jiwamu". Perintah nenek Gae.

Tanpa banyak bicara Hiera menuruti perintah nenek Gae. Dia berlutut di depan orang tua itu.

Nenek Gae kemudian menyimpan mustika air itu di ujung jari telunjuknya, kemudian dia menyentuhkannya pada dahi Hiera. Secara ajaib batu itu seperti melesak ke dalam kepala Hiera.

Tubuh Hiera mendadak menggigil. Dia merasa begitu dingin menusuk tulang. Tubuhnya serasa ditusuk ribuan jarum. Mata gadis itu bergerak gerak liar. Iris matanya berubah ubah dengan cepat, kadang biru sewarna langit, kadang sebening air. Tubuh Hiera semakin gemetar tatkala mustika air itu menyatu dengan jiwanya.

Nenek Gae segera menyentuh puncak kepala Hiera untuk menyadarkan gadis itu. Dan perlahan lahan Hiera mulai bisa menguasai dirinya kembali.

Nenek Gae tersenyum memandang Hiera.

"Setelah mustika air menyatu dengan jiwamu, kau bisa melihat masa lalu orang lain hanya dengan menyentuh tubuhnya. Hanya orang orang dengan ilmu tertentu yang tidak bisa kau tembus masa lalunya." Terang Nenek Gae.

"Kraaaaak" tiba tiba terdengar suara ranting patah terinjak dari balik semak yang tak jauh dari sana.

"SIAPA DI SANA?!"

1
Lala Kusumah
/Facepalm//Slight//Facepalm//Facepalm/
Fransiska Husun
/Facepalm//Scream//Facepalm/
Fransiska Husun
jangan bilang it si hugo lg🤦‍♀️
Aludra08: kenapa curiga sama Hugo?
total 1 replies
Kusnari B Dirma
ok
putmelyana
buruan bunuh mereka trus ambil harta ibu lu
putmelyana
si Heirs udh dong Lo terlalu naif klo gua jdi lu udh bunuh mreka semua anjing lah dri tdi gua greget bgt bisa² nya lu k tipu Ama omongan si Hanna anjing
Aludra08: sabar dek ya 🥰🥰
total 1 replies
Viona Syafazea
pembalasan dimulai.. /Angry/
Fransiska Husun
keras donk, bkn dy tidur lelap wkt mau pergi
msk langsung luluh aj
Sulfia Nuriawati
bpk kok y kyk iblis klakuannya, hsnya d gantung terbalik kyk ya otaknya geser hrs d guncang biar waras
Sulfia Nuriawati
aneh g bs melawan sama skali btl² lemah, d bully jg g bs lawan gemes jdnya kesannya kyk cwek bego bin oon
Diyah Pamungkas Sari
kecewa sih.. jd gk cocok sm krakter yg sblmnya tangguh jd lembek lg.
Aludra08: masih proses ☺
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
hiiii serem tp suka! 😁
Fransiska Husun
dan tidak jadi lg karena ad penguntit
Aludra08: haha, gagal terus 😅😅
total 1 replies
Muliati Sherina
ceritanya seru
Diyah Pamungkas Sari
hiiii....serem nya si pangeran.
Aludra08: ganteeeeng
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
kmren pas baca sm si hugo kyk ad yg kurang gt klo misal jd sm hera. apa sm pangeran ki aja?
Aludra08: Hugo ganteng loh
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
ikan laut dalam bukan?? yg ad lampu d antenanya gitu???
Aludra08: angker fish
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
liat notif lgsg gass...seruuuuu
Diyah Pamungkas Sari
seruuuuuuuuuu!!!!! ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Aludra08: terimakasih sudah mampir ya 🥰
total 1 replies
Star
Cerita nya bagus kak 😍
Aludra08: terimakasih banyak atas dukungannya 🙏☺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!