NovelToon NovelToon
Tangan Kasar Suamiku

Tangan Kasar Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:402k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Laura, adalah seorang menantu yang harus menerima perlakuan kasar dari suami dan mertuanya.

Suaminya, Andre, kerap bertangan kasar padanya setiap kali ada masalah dalam rumah tangganya, yang dipicu oleh ulah mertua dan adik iparnya.

Hingga disuatu waktu kesabarannya habis. Laura membalaskan sakit hatinya akibat diselingkuhi oleh Andre. Laura menjual rumah mereka dan beberapa lahan tanah yang surat- suratnya dia temukan secara kebetulan di dalam laci. Lalu laura minggat bersama anak tunggalnya, Bobby.

Bagaimana kisah Laura di tempat baru? Juga Andre dan Ibunya sepeninggal Laura?

Yuk, kupas abis kisahnya dalam novel ini.
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.

"Ketika sunyi menghantar tidurmu, mimpi ibarat lecutan menghantam memori yang tersimpan. Suka tidak suka, berputar mengiringi langkahmu."

"Ibu kenapa, Bu?" Andre mengguncang tubuh ibunya yang setengah sadar dqn terbaring lemah di tempat tidur.

"Palingan juga sakit kepala biasa, ibu cuma mau cari perhatian saja itu," celetuk Irina dibelakang, Andre.

"Tau dari mana kamu, ibu sakit kepala. Ibu bukan orang yang suka berpura- pura. Ayo kita bawa ibu kerumah sakit!"

"Manggil bu bidan saja kenapa? Hanya sakit kepala masak mau bawa ke rumah sakit segala. Emang gak pake duit?" timpal Irina lagi.

Bu Maya yang merasakan kepalanya sakit luar biasa, bertambah sakit mendengar anak dan menantunya bersitegang.

Ingin sekali dia bicara tapi jangankan berbicara, membuka matanya saja beliau tak sanggup.

"Yah, sudah. Kamu panggilkan saja dulu Bidan Yessi, bawa kemari."

"Kok aku sih, ini "kan sudah malam."

"Kamu bisa pergi bersama Luna! Ajak dia dulu," bentak Andre mulai kesal. Karena istrinya menganggap remeh sakit ibunya.

"Luna belum pulang, dari tadi juga sudah ditungguin ibu."

"Apa? Hari begini Luna belum pulang sekolah?" bentak Andre kalap.

"Lha, kok marahnya sama aku sih, bang! Abang heran ya? Bukan sekali dua kali Luna kelayapan sepulang sekolah. Ibu saja yang terlalu memanjakan, Luna. Tidak pernah ngadu sama abang." ucap Irina. Membuka kedok Luna selama tinggal dirumah mereka.

"Ah, sudah. Jangan bahas itu dulu. Ibu harus segera diperiksa. Lihat kondisi ibu makin parah saja." Andre segera keluar dari kamar ibunya.

Berlari ke halaman rumah. Istrinya benar-benar keterlaluan karena menolak menjemput Bidan Yessi. Padahal jaraknya cuma selisih tiga rumah.

Bidan Yessi dan Andre bergegas kerumah Andre, memeriksa Bu Maya.

"Ibu Maya harus dirujuk ke rumah sakit. Untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik." ucap Bidan Yessi setelah memeriksa Bu Maya.

"Ibu saya kenapa, Bu bidan?" tanya Andre khawatir.

"Tekanan darah ibu sangat tinggi. Sebelum makin parah sebaiknya dirawat dirumah sakit saja."

"Apa tidak bisa dirawat di rumah saja. Kerumah sakit mah, mahal," protes Irina.

"Perlengkapan medis saya tidak memadai, bu. Bu Maya sudah setengah sadar. Takut nantinya kena serangan stroke. Ini surat rujukan saya, Pak." Bidan Yessi memberikan secarik kertas pada Andre, untuk dibawa ke rumah sakit.

Tanpa pikir panjang lagi, Andre segera membawa ibunya ke rumah sakit.

"Kamu di rumah saja. Tunggu Luna pulang kerumah." perintah Andre ketika Irina mau masuk ke mobil.

Andre segera meluncur membelah jalanan yang ramai. Pikirannya kalut antara ibunya dan adiknya yang belum pulang sekolah.

"Kemana saja dia seharian, sampai malam belum pulang sekolah. Kenapa pula ibu tidak pernah cerita." guman batin Andre.

Andre tetap mencoba fokus ke jalan raya. Mencari celah untuk bisa menyalip kenderaan yang lain. Andre sangat cemas melihat keadaan ibunya.

Setelah memakan waktu lebih lima belas menit, Andre tiba di rumah sakit.

Paramedis yang jaga di UGD bergerak cepat saat melihat Andre.

"Pak, tolong Pak!" ucap Andre panik kepada petugas. Dengan sigap Paramedis menggotong tubuh Bu Maya dari mobil ke Brankar.

Keadaan Bu Maya makin payah, dan langsung ditangani dokter jaga di UGD.

"Mari Pak, mengurus surat administrasi pasien," seorang suster mengarahkan Andre ke meja penerimaan pasien rawat inap.

Setelah selesai mengurus administrasi ibunya. Andre kembali ke ruang UGD. Andre melihat ibunya yang terbaring lemah dan belum sadar.

Jarum infus dan beberapa selang yang terhubung ke layar monitor, menancap di lengan ibunya juga di hidung yang terhubung ke tabung oksigen.

Andre kaget melihat keadaan ibunya. Terlebih karena tidak tau apa penyebab ibunya bisa seperti itu.

Selama ini Andre melihat ibunya baik-baik saja. Apakah ini karena ulah Laura. Yang menjual rumah mereka sehingga terusir dari rumah mereka.

Saat Andre, masih bingung dengan keadaan ibunya. Ponsel di saku celanya bergetar. Sebuah panggilan dari nomor yang tidak ia kenal.

Ragu, Andre menerima telepon itu.

"Halo, selamat malam pak. Ini dari kepolisian. Adik bapak denga nama Luna saat ini sedang kami tahan di kantor polisi. Harap bapak datang segera untuk pengurusan kasus adik, bapak."

Seperti mendengar suara petir saja, Andre kaget menerima informasi itu. Andre merasa terpukul menerima berbagai masalah yang tengah menimpanya.

Andre benar-benar kalut! Apakah ini karma atas perlakuannya selama ini pada istri dan anaknya? Sampai sekarang Andre belum mendapat info yang pasti tentang keberadaan anak dan istrinya.

Dia sudah menelepon mertuanya tapi Laura dan anaknya tidak pulang ke kampung halamannya. Lantas Laura di mana?

Kini ibunya sedang sekarat ditambah adiknya yang bermasalah membuat Andre merasa makin terpuruk.

***

Sementara, Laura telah memulai usaha barunya membuka warung makan. Bermodalkan uang hasil penjulan rumahnya dan tanah yang dikuasai suaminya.

Laura tengah mereka-reka, gerangan apa yang terjadi sekarang di rumahnya setelah dia minggat.

Tentu Om David tidak akan mengulur waktu untuk memproses kepemilikan rumah dan tanah itu.

Sesegera mungkin, Andre dan Ibu mertuanya serta Luna pasti terusir dari rumah itu. Mungkin saat ini saja pasti mereka sudah pindah dan terlunta di jalan.

Ah, Andre 'kan telah membeli rumah yang lumayan megah untuk Irina. Tentunya mereka akan pindah ke rumah itu. Berkumpul, bahagia bersama. Tidakkah mereka semua selam ini telah sekongkol untuk mendepaknya dari keluarga itu?

Sekarang saatnya mereka akan bahagia sejahtera. Tanpa mengindahkan keberadaannya dan Bobby. Mereka tentunya tidak akan kehilangan dan malah senang karena dirinya minggat.

Tapi apapun itu, Laura sudah tidak perduli lagi kepada Andre dan keluarganya.Bagi Laura mereka sudah mati!

Dia akan berdiri diatas kakinya sendiri. Menata hidupnya dengan anaknya Bobby.

"Siang bu?" sebuah suara menyapa membuyarkan lamunan Laura.

Laura memutar tubuhnya ke arah datangnya suara itu. Sesosok tubuh atletis berdiri kokoh di ambang pintu.

Seperti patung saja yang dibingkai tiang pintu. Sosok itu sangat gagah dan tampan. Laura segera menundukkan kepalanya, atas kekeliruan yang barusan dia lakukan.

"Mau makan, Pak?" sahut Laura pelan dan berjalan ke lemari tempat dia memajang berbagai menu makanan.

"Iya, saya mau tau menu hariannya, Bu?" ucap lelaki itu dengan pandangan takjub.

Mark, nama lelaki itu. Secara kebetulan dia mampir di ruko ini. Saat itu dia melintas karena terkejut dengan tampilan ruko yang sekarang berubah jadi rumah makan.

Dulunya ruko itu adalah tempat penyimpanan barang dari rekan bisnisnya. Ruko itu adalah salah satu bangunan ruko di kota ini yang dia bangun.

Mark, seorang kontraktor yang sudah punya nama do kota ini.

Entah kenapa tadi, kakinya iseng saja melangkah masuk dan terkejut melihat pemiliknya yang tengah duduk melamun.

Mark sudah cukup lama berdiri di pintu masuk. Ternyata kedatangannya tidak disadari oleh, Laura.

Melihat wajah cantik yang sepertinya digayuti mendung. Membuat Mark memandangi wajah Laura dengan leluasa.

Terlabih saat wajah itu kaget! Terkesiap saat pandangan mereka bersirobok. Dalam hitungan beberapa menit mereka saling adu tatap. Ada desiran aneh menjalari hati, Mark!

Sesuatu yang asing yang telah lama mati.*****

1
Doike Sia
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
Nurhasanah
Luar biasa
Anna Wong
Lumayan
Anna Wong
Luar biasa
Katherina Ajawaila
kasihan luna, semoga bertobat ya lun, biar yg lalu du buang jauh 2 . hidup baru.
Katherina Ajawaila
kasihan luna,
Katherina Ajawaila
pasti di Terima kalau ingin berubah ya thour🤗🤗🤗
Katherina Ajawaila
ya nasip seseorang yg tau hanya yg kuasa 🤔🤔🤔
Katherina Ajawaila
semoga Ryan, mau berbagi dgn luka ya thour 🤭🤭🤭🤭
Katherina Ajawaila
cepat sembuh Thour, ceritanya bagus, sukses selalu
Katherina Ajawaila
bertobat Luna, biar Tuhan jamah doa mu
Katherina Ajawaila
bagus juga sih bu maya msh punya harga diri, walau sdh terpuruk. luna tuh suruh kerja ya wajar. buat utus ortu. jgn nge jablai. aja. 🤫🤫🤫
Katherina Ajawaila
pecat aja, pak umar, itu mafia jelas teri modal lendir doank
Katherina Ajawaila
bego mark ms ngk berasa itu ulah pelacur, liat HP istri mu donk siapa yg tlp,
Katherina Ajawaila
dasar pembantu lacur. mark si h tutup cerita dr suami
Katherina Ajawaila
org hamil di ksh obat tidur, pengaruh ngk thour sm baby nya🤭🤭🤭
Katherina Ajawaila
jadi PSK aja kalau mau dpt duit banyak dan hanya jual apem basi kan🙄🙄🙄
Katherina Ajawaila
dasar belatung nangka ngk tau diri, murahan. biar tau rasa di pecat dgn tidak hormat😫😫😫😫
Katherina Ajawaila
Ratih ngk tau diri juga, dulu di usir dr tmp kerja karna godain majikan, skrng mau coba lg, mmg dasar ngk tau diri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!