NovelToon NovelToon
Ketika Aku Menyerah

Ketika Aku Menyerah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: Bhebz

"Buka hatimu untukku kak Praja," mohon Ardina Rezky Sofyan pada sang suami dengan penuh harap. Air matanya pun sejak tadi sudah menganak sungai di pipinya.

Pernikahan sudah berlangsung lama tapi sang suami belum juga memberinya kebahagiaan seperti yang ia inginkan.

"Namamu belum bisa menggantikan Prilya di hatiku. Jadi belajarlah untuk menikmati ini atau kamu pergi saja dari hidupku!" Balas Praja Wijaya tanpa perasaan sedikitpun. Ardina Rezky Sofyan menghapus airmatanya dengan hati perih.

Cukup sudah ia menghiba dan memohon bagaikan pengemis. Ia sudah tidak sabar lagi karena ia juga ingin bahagia.

Dan ketika ia menyerah dan tak mau berjuang lagi, akankah mata angin bisa berubah arah?

Ikuti perjalanan cinta Ardina Rezky Sofyan dan Praja Wijaya di sini ya😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Pergi Lagi

Maher Abdullah segera mengemas barang-barangnya untuk pulang ke Jakarta hari itu juga. Ia tak menyangka kalau pengusaha yang disodorkan oleh Samuel Richard padanya adalah mantan suami Ardina.

"Kalau aku tahu akan begini keadaannya, Aku tak akan pernah menjalin hubungan kerjasama dengan Praja Wijaya. Apalagi sampai membawa Ardina pulang ke kampungnya ini."

Pria dewasa yang sudah hampir berusia 50 tahun itu tak berhenti menggerutu. Ia menyalahkan semua orang atas apa yang telah terjadi. Kerjasama yang bernilai milyaran rupiah itu.

Setelah semua pakaiannya terkumpul di dalam kopernya, ia pun pergi memanggil Ardina untuk segera bersiap. Lama ia mengetuk pintu barulah perempuan itu membukakan pintu untuknya.

"Sudah siap?"

"Siap pak. Mari kita berangkat sekarang." Ardina tersenyum kemudian membawa semua perlengkapannya keluar dari kamarnya.

Maher Abdullah tersenyum senang. Ia yakin akan mendapatkan Ardina sebagai pendampingnya kalau seperti ini.

Di siang menjelang sore itu mereka berdua langsung kembali ke Jakarta.

Maher Abdullah sudah memutuskan perjanjian kontrak itu begitupun dengan Praja Wijaya tak ada lagi kerjasama di antara keduanya yang tadinya akan saling menguntungkan kedua belah pihak.

Praja Wijaya yang melihat kepergian mereka berdua merasakan dadanya sangat sesak. Ia seperti sedang kehilangan separuh nyawanya.

Marah dan sedih ada mengaduk-aduk perasaannya saat ini.

Ardina yang ia rindukan dan sudah lama dia tunggu ternyata pergi meninggalkannya pun tanpa pamit.

"Maaf ya pak karena gara-gara saya investasi ini jadi batal seperti ini." Ardina memulai pembicaraan setelah mereka berkendara selama hampir sejam.

"Tidak masalah. Masih banyak kok pengusaha di kota lain yang bisa kita ajak kerjasama. Yang penting kamu nyaman dan bahagia." Maher Abdullah tersenyum penuh arti.

"Ah iya pak." Ardina pun terdiam.

Padahal perusahaan milik Praja Wijaya adalah perusahaan yang paling cocok sebagai penyedia bahan-bahan produksi itu, pikir Ardina dengan perasaan sedih.

Lebih tepatnya, ia sedih karena hubungan dengan Praja Wijaya memang tidak bisa ia lanjutkan meskipun ia sangat ia ingin.

"Kamu sudah tahu perasaanku padamu Din. Aku harap hubungan kita bisa lebih dekat lagi daripada ini."

Pria itu kembali mengutarakan perasaannya. Sedangkan Ardina langsung membuang pandangannya ke arah jalan di luar sana. Untuk saat ini ia tidak ingin mengganggu hatinya.

Maher Abdullah tersenyum. Ia yakin saat luka Ardina yang masih menganga seperti ini, ia semakin bisa menjadi penawarnya.

"Kita langsung ke rumah ya pak. Maaf merepotkan," ujar Ardina saat kendaraan mereka sudah memasuki kota Jakarta.

"Hey, kita tidak sempat membeli oleh-oleh untuk ibu dan David," ujar Maher merasakan bersalah.

"Tak apa pak. Sehari yang lalu ibu dan David kan ada di sini."

"Oh iya ya."

Suasana hening lagi.

Beberapa menit kemudian, Ardina sampai di rumahnya yang cukup mewah. Rumah yang telah ia bangun dari hasil tabungannya selama ini.

"Terimakasih banyak pak. Maaf saya gak ngajak mampir." Ardina tersenyum tipis. Dan begitu kagetnya ia karena pria itu malah ikut turun dari mobil.

"Saya tetap ingin mampir Din. Saya ingin bertemu langsung dengan ibu kamu. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan.

"Ah iya."

Mau tidak mau mardina pun mempersilahkan pria itu yang merupakan bosnya di perusahaan untuk masuk ke dalam rumah.

Padahal sungguh, ia sangat ingin beristirahat dan menenangkan hatinya. Ia rindu pada putranya dan ingin menciumnya.

Ia ingin mengatakan bahwa ia sudah bertemu dengan papa dari anaknya.

"Silahkan duduk pak. Saya kedalam dulu. Ibu akan saya panggilkan."

"Iya Din. santai saja kamu."

Ardina pun masuk ke dalam ruangan dan mencari sang ibu.

"Lho, kamu sudah pulang Din?"

Asna tampak kaget tak percaya melihat bahwa putrinya sudah berada di hadapannya.

"Iya Bu. Assalamualaikum." Ia mencium pipi sang ibu dengan sayang.

"Waalaikumussalam. Kamu kok?"

Asna menatap wajah sang putri. Iya yakin bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Ardina.

"Gak apa-apa bu. Pak Maher ada di luar. Katanya ingin membicarakan sesuatu dengan ibu," ujar Ardina seraya melihat ke sekeliling ruangan. Matanya mencari sosok balita yang baru berusia 2 tahun itu.

"David sedang main di kamar ibu. Masuklah, pasti ia sudah sangat merindukanmu." Asna tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya ke ruang tamu.

"Assalamualaikum Bu." Maher Abdullah berdiri dari duduknya demi menghormati sang pemilik rumah.

"Waalaikumussalam. Silakan duduk pak." Asna pun ikut duduk di depan pria itu.

"Terima kasih karena sudah membawa putriku satu-satunya itu kembali ke rumah dengan selamat" ucap perempuan itu dengan senyum diwajahnya.

"Ah tidak apa-apa Bu. Itu kan tugas saya yang sebentar lagi menjadi imamnya."

"I-mam?" Asna tampak sangat kaget dibuatnya.

"Iya Bu. Saya ada disini untuk melamar putri ibu yang bernama Ardina Rezky Sofyan untuk saya jadikan istri."

Sekali lagi asma tanpa kaget tapi kemudian berusaha untuk menguasai perasaannya. Sungguh, ia tidak rela jika putrinya itu menikah lagi, apalagi pria itu menganut paham poligami.

Istri Maher Abdullah sudah ada 3 orang. Dan sekarang ia ingin menjadikan Ardina sebagai yang ke empat? Oh tidak! Ia tidak akan menerimanya.

"Maafkan saya pak. Saya tidak ada wewenang untuk menjawab lamaran dari bapak tapi untuk saat ini Ardina sedang bermain dengan putranya. Sepertinya ia sudah sangat rindu. Jadi mohon lamarannya ditunda saja dulu ya," ucap Asna menolak secara halus.

"Hahaha, iya ya. Mungkin besok saya akan datang melamar secara resmi. Jadi, sampaikan salam saya saja pada Ardina. Dia mungkin sudah sangat lelah juga dengan perjalanan ini Bu Asna," balas pria paruh baya itu kemudian berdiri dari duduknya.

"Maafkan saya bu karena sudah mengganggu waktu ibu. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Pria itu pun pergi dari sana dibawah helaan nafas berat dari Asna.

"Apa pak Maher tidak sadar kalau ia sudah mempunyai banyak istri?" ujar Asna seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia pun menutup pintu rumahnya dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Pak Maher sudah pulang Bu?" tanya Ardina saat melihat ibunya muncul di depan pintu kamarnya.

"Iya. Baru saja."

Asna duduk di pinggir ranjang seraya memandang Ardina dan juga David. Dua orang itu sedang sibuk menyusun puzzle, mainan favorit balita berusia 2 tahun itu.

"Pak Maher melamar kamu Din," ucap Asna setelah lama terdiam. Ardina mengangkat wajahnya dan memandang sang Ibu.

"Apa kamu mau menerima pria beristri itu dan menolak untuk kembali pada suamimu?"

🌹🌹🌹

*Bersambung.

Hai readers tersayang, selamat pagi. Jangan lupa like dan komentar ya.

Bunga dan kopi bolehlah juga dikirim ke sini hehehe supaya othor semangat nih updatenya.

Eh, sambil nunggu update berikutnya, mampir dulu dong di karya temannya othor nih.

Nikmati alurnya dan happy reading 😊

1
Ratna Fika Ajah
Luar biasa
Khairul Azam
dr bab ini aku stop baca jujur sih meski ini novel aku paling gak suka perempuan yg memakasakan cinta, merendahkan harga diri jadi perwmpuan mahal dikit dong. geli sendiri aku bacanya
Dede Bleher: betuul.
aku benci pd perempuan yg menghiba pd pria demi Cinta.
krna aku pernah di tolak oleh pria jg!
aku di tolak malah aku gandeng mas bule.
taraaaaa, sekarang 31 thn nikah.
dan dia malah di jodohkan sm tetangga nya krna bujang lapuuuuk 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Khairul Azam
ya bener sih dibilang murahan menjijikan perempuan seperti itu
delfastri
ntar aje maafanya ramadhan aja masih lama pa lagi lebaran..
Diana Sofya
Luar biasa
Normah Basir
ternyata..,....oh ternyata
Normah Basir
double2 SJ mumpung masih kuat2nya
Normah Basir
sahabat lebih baik, tp adakah teman dekat sama laku2tanpa membawa perasaan
Normah Basir
valda buat penasaran penggemarnya pasti ramai
Normah Basir
kalau halus tak bisa masuk,kan TDK jdde bela durennya
Normah Basir
modul kamu David mau dilayani sama istri mau pijat2 ples
Normah Basir
tahan dululah ada orang lihat/Grin//Grin/
Normah Basir
TDK mau tersaingi orangtua SM menantu/Facepalm//Facepalm/
Normah Basir
tahanlah David di Tokyo bisa berkali2 ronde
Normah Basir
mau solo aja david
Normah Basir
David perempuan kadang bicara sebaliknya,kok dicuekan TDK peka
Normah Basir
apa lagi taktik David supaya dapat belah durennya
Normah Basir
David pencitraan seolah2 tak butuh padahal kebelet nikah
Normah Basir
deg-degan dulu valda bahagia akhirnya
Normah Basir
David kamu sungguh pemain handal mempermainkan valda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!