NovelToon NovelToon
Gara-gara Mantan

Gara-gara Mantan

Status: tamat
Genre:Duda / Cintapertama / Berbaikan / Tamat
Popularitas:139.9k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

"Dasar brengsek! Kadal burik! Seumur hidup aku gak mau ketemu kamu lagi. Bahkan meskipun kamu mati, aku doain kamu susah menjemput ajal."

"Siapa yang sekarat?" Kanya terhenyak dan menemukan seorang pria di belakangnya. Sebelah tangannya memegang kantung kresek, sebelah lagi memasukan gorengan ke dalam mulutnya.

"Kadal burik," jawab Kanya asal.

"Kadal pake segala di sumpahin, ati- ati nanti kena tulah sumpah sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hati Yang Terbunuh

Kanya terbangun di ruangan serba putih yang sudah pasti rumah sakit.

Mengingat kejadian yang baru saja dia alami, Kanya segera bangun dan mendudukkan dirinya.

"Anda sudah bangun." Seorang suster tersenyum saat Kanya terbangun.

"Beruntung anda hanya mengalami memar di bahu dan dahi."

"Bagaimana keadaan yang lain Sus?" tanya Kanya.

Pengemudi mengalami cedera ringan di kepala, sementara yang satu lagi cukup serius, dan sedang menjalani pemeriksaan.

Kanya tahu itu Alan. Dia mengingat bagaimana pria itu menghalangi tubuhnya agar tidak terbentur, hingga akibatnya pria itu yang terluka.

"Saya mau melihat mereka Sus."

"Boleh. Mereka di ruangan sebelah." Kanya mengangguk lalu menurunkan kakinya untuk segera mencapai ruangan Alan.

Saat tiba di sana dia melihat Samuel duduk di kursi sebelah ranjang Alan.

"Bu, Kanya?" Samuel berdiri dari duduknya.

"Kamu baik- baik aja?" Kanya melihat luka Samuel memang hanya di dahi dan di balut perban.

Samuel mengangguk. "Tubuh saya tertahan airbag, jadi luka saya tidak terlalu parah. Maaf karena kelalaian saya kalian sampai begini." Samuel sungguh menyesal, apalagi keadaan paling parah di alami Bosnya.

"Gimana keadaan Mas Alan?"

"Bapak baru tidur setelah menjani pemeriksaan. Beruntung gak ada luka dalam, hanya luka luar saja. Bapak menolak istirahat sebelum memastikan kondisi Bu Kanya, setelah melihat Ibu, dan mendengar penjelasan Dokter, baru Pak Alan mau istirahat. Maaf, saya gak bisa hubungi orang tua, Bu Kanya. Saya gak berani."

Kanya menggeleng. "Gak usah, saya gak mau mereka khawatir. Lagian saya juga gak papa." Kanya melihat sekitarnya, ruang VIP ini hanya ada mereka bertiga termasuk Alan yang tengah tertidur.

"Gak ada keluarga Mas Alan?"

"Bapak larang saya untuk beritahu. Lagi pula meski saya beritahu mereka mungkin gak peduli." Kanya mengeryit.

"Istrinya mungkin khawatir?" Kanya menipiskan bibirnya.

Samuel menggeleng. "Selama ini hubungan mereka gak baik."

"Karena itu mereka mau cerai?"

Samuel menggeleng. "Yang saya tahu sejak dulu hubungan mereka memang gak baik. Mereka bahkan gak tinggal satu atap."

Dahi Kanya kembali mengeryit. " Kalau Bu Kanya mau tahu, anda bisa dengering penjelasan pak Alan." Kanya melihat ke arah Alan, dahi dan pelipis pria itu di balut perban, menandakan luka Alan memang cukup serius. Bayangan saat Alan memeluknya kembali terlintas hingga Kanya merasa dadanya terasa nyeri.

Kanya melihat jam di dinding menunjukkan pukul delapan malam. "Saya harus pulang." Samuel hanya bisa mengangguk dan membiarkan Kanya pergi. Dia juga tidak mungkin memaksanya untuk tetap tinggal untuk menjaga Alan. Karena bagaimana pun hubungan keduanya memang tidak baik. Terutama Kanya yang memang selalu menghindari Alan.

....

Saat Alan terbangun Samuel masih disana, hingga Alan tak bisa tak berdecak. "Harusnya kamu istirahat."

"Bapak sudah bangun? Bagaimana perasaan Bapak?"

"Aku gak papa, Sam."

"Syukurlah." Sam menghela nafasnya.

"Bagaimana Anya?" Sam terdiam.

"Sam?" Samuel menunduk. "Ya sudah aku mau melihatnya sendiri." Alan akan bangun namun gerakannya terhenti saat Samuel mencegah.

"Bu Kanya sudah pulang, Pak," katanya.

Alan tertegun. Bahkan Kanya tak sudi menunggu hingga dia terbangun. Alan terkekeh pedih.

"Dia benar-benar gak peduli padaku, Sam." Alan menunduk.

"Bapak menyesal hampir mati karena melindungi Bu Kanya?" Bagaimana pun, perjuangan Alan menyelamatkan Kanya seperti sia- sia. Sebab Kanya bahkan tak peduli dengan pengorbanannya.

Alan menggeleng. "Bahkan meski seumur hidup aku terus menyelamatkan Anya, belum tentu kesalahanku sama dia terhapus, Sam."

"Kesalahan Bapak bukan membunuh, hingga harus terus mempertaruhkan nyawa."

"Tapi hati Anya yang aku bunuh," lirihnya.

Lagipula bagi Alan keselamatan Kanya adalah yang utama.

1
BundaneAyaFitri
wkwk 😄😄😂😂
BundaneAyaFitri
barusan berasa nyesek....eeehh kok malah kocak jdnya Thor 😄😂
Siti Maulidah
ceritatanya bagus,singkat padat dan jelas /Good//Good//Heart//Heart/
Tety Boreg
kamu jg yg maksa buat anter anya plg si alan..klo anya plg naik taksi kan ga kejadian..
Memyr 67
𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖻𝗂𝗇𝗀𝗎𝗇𝗀. 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗉𝖺 𝖺𝖽𝗂𝗌𝗍𝗒 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝖽𝗂𝗍𝗒𝖺 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗇𝖼𝗂 𝖺𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝗅𝖺? 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖺𝗅𝖺𝗇 𝗒𝗀 𝗁𝖺𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 𝗄𝖾𝗋𝖺𝗌 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗋𝗂𝗈 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗁𝗂𝖽𝗎𝗉 𝗍𝖾𝗇𝖺𝗇𝗀? 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗅𝖺𝗇 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝖽𝗂𝗌𝗍𝗒 𝖽𝖺𝗇 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝖻𝖾𝗋𝗐𝖺𝗃𝖺𝗁 𝖻𝖺𝖻𝗒 𝗉𝖾𝖺𝖼𝖾, 𝖻𝖺𝗒𝗂 𝖽𝖺𝗆𝖺𝗂
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗅𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 𝖽𝗂𝗋𝗂
Memyr 67
𝗌𝗂 𝖺𝗅𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗇𝖺𝗋 𝖻𝖾𝗇𝖺𝗋 𝗌𝗂𝖺𝗅𝖺𝖺𝖺𝗇
ayoe
🥺🥺🥺🥺
Endang Sulistia
bagus Thor
Endang Sulistia
keluarga konyol
Endang Sulistia
yaa ampun...bisa bisanya si om lawak..
Endang Sulistia
Alan bener bener bodoh....keluarganya gila semua...
Endang Sulistia
🤣🤣🤣
Endang Sulistia
CK...dilan mulutmu pedes juga kayak eyang surya
Endang Sulistia
Kanya pinter
Endang Sulistia
lain kali Kanya kasi ta* kucing aja Ama sialan...😤😤😤
Endang Sulistia
Sonya..kau waras???
Endang Sulistia
gpp keturunan yg keberapa...yg penting om Suya Ama Tante masih ada bule bulenya....jadi Kanya Ama Arga kecipratan ..🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!