Mohon untuk tidak membaca novel ini saat bulan puasa, terutama disiang hari. Malam hari, silahkan mampir jika berkenan.
Season1
Nadira Safitri Kasim. Siswi Kelas XII yang terjebak pernikahan dini. Pertemuan yang tak disengaja dan faktor ekonomi sehingga ia harus menikah di usia yang terbilang muda. Namun pernikahan itu hanyalah sebatas kontrak, yang di mana ia akan menyandang status janda apabila kekasih suaminya telah kembali. Saat kekasih suaminya telah kembali, Nadira sudah terlanjur jatuh cinta pada suaminya.
Apakah Nadira akan menjadi janda di usia mudahnya?
Apakah mereka akan hidup bersama?
Season 2
Tidak semua orang memiliki kepintaran atau pemahaman yang cepat, dan hal itu terjadi pada Marsya. Marsya selalu dikatai bodoh oleh teman dan guru-gurunya.
Deva, saudara kembar Marsya meminta ayah dan ibunya untuk membawa Marsya ke Jerman. Seminggu sebelum kepergian Marsya, Marsya mendapat masalah hingga membuatnya terjebak dalam pernikahan dini.
Mari simak ceritnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asni J Kasim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Tanpa Cinta. Episode 18
Kediaman Angga
Angga berdiri diruang keluarga membelakangi Kaira. Mengusap wajahnya dengan kasar. Lalu berbalik menatap Kaira yang tengah menunduk. Cinta dan kasih sayang Angga terhadap Kaira lebih besar daripada cinta dan kasih sayang Rian pada Kaira.
"Apa cinta dan kasih sayangku kurang, Kaira!! Kenapa kamu melakukan semua ini. Jika kamu sangat menginginkan Rian lalu kenapa kamu memberiku harapan? Hah!!" hardik Angga sembari mengepal tangannya.
"Maafkan aku Angga. Aku tidak bermaksud menyakitimu apalagi mempermainkamu" balas Kaira dengan mata yang mulai berkaca kaca.
Angga tersenyum sinis. "Kamu sadar tidak! Kamu sudah mempermainkan perasaanku!" bentak Angga menahan tangis dan amarah.
"Kembalilah ke kamarmu dan biarkan aku sendiri!" titah Angga dengan nada suara yang melemah. Angga merasa frustasi menghadapi keegoisan Kaira.
"Apa kurangku, Kaira? Kenapa kamu lebih memilih Rian dibandingkan aku" batin Angga. Mengusap wajahnya dengan kasar.
-------
Malam hari
"Kamu telah merebut Rian dariku, Nadira. Aku akan memberimu perhitungan yang tidak akan pernah kamu lupakan seumur hidup kamu!" batin Kaira tersenyum sinis.
Kaira menuruni anak tangga, mengambil air es di kulkas lalu meneguknya dalam sekali teguk. Kemudian menghampiri Angga yang sedang duduk di ruang keluarga.
"Angga," panggil Kaira.
Angga membuka matanya lalu menatap Kaira yang kini tersenyum padanya. Sejujurnya dia masih marah tapi cinta membuatnya mengalah. "Apa kamu sudah makan?" tanya Angga tersenyum.
"Belum. Apa kamu lapar?" balas Kaira lalu balik bertanya.
"Iya. Ayo kita ke dapur" kata Angga lalu beranjak dari sofa menuju dapur, yang disusul oleh Kaira.
"Kamu duduk di situ. Biar aku yang memasak" kata Angga dengan senyum. Kemudian mulai memasak makanan untuk dia dan Kaira. Dua puluh tiga menit kemudian, makanan telah tersaji di atas meja.
Angga mengambil tempat di samping Kaira. Membiarkan wanita itu mencicipi masakannya.
"Apa kamu suka?" tanya Angga menatap Kaira penuh tanya.
Kaira mengangguk, menandakan bahwa makanan yang dicicipinya sangat enak.
------
Kediaman Wijaya
Cek--lek... (Pintu terbuka lebar)
Rian menghampiri istrinya yang masih tidur. Kemudian duduk di samping sang istri. Perlahan tangannya terulur mengelur kepala istrinya. "Berharap kamu tidak marah dengan keputusanku, Nadira" batin Rian.
Nadira merasa ada seseorang yang sedang mengelus kepalanya. Dengan mata yang masih terasa berat, iapun memaksa untuk membuka matanya. "Kakak" panggil Nadira tersenyum.
"Cepat bangun dan mandi. Baru kali ini aku melihat perempuan tidur sampai malam" kata Rian tersenyum meledek.
"Iya!!" ketus Nadira.
Nadira beranjak dari tempat tidur lalu masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Rian memilih keluar mencari ART yang bekerja dirumah ibunya.
"Bi, tolong buatkan bubur. Sekalian antar dikamarku" pintah Rian kemudian kembali ke kamarnya.
Bukan hanya Nadira yang bangun di malam hari, Kania pun begitu. Kania ke luar dari kamar menuju dapur. Lalu mengambil air es di kulkas. Terilihat kerutan di dahinya saat melihat ART sedang memasak. "Ibu kan masih di luar kota. Dan aku tidak meminta dibuatkan bubur. Terus itu buat siapa?" batin Kania.
"Bi, untuk siapa buburnya?" tanya Kania.
"Untuk Tuan, Non" balas ART.
"Untuk kak Rian?" tanya Kania bingung.
"Iya, Non" jawab ART singkat.
Kania bergegas naik ke lantai dua. Lalu berjalan menuju kamar kak Rian. Kania tidak langsung masuk, ia memilih mengetuk pintu lebih dulu lalu masuk ke dalam saat mendapatkan sahutan dari dalam.
Cek--lek... (Pintu terbuka lebar)
"Kania, kakak kirain Bibi" ungkap Rian saat melihat adiknya.
Kania duduk di sofa menatap Rian yang sedang duduk di tepi ranjang. "Sejak kapan kalian di sini, Kak?" tanya Kania.
"Sejak tadi. Kakak melihatmu tidur jadi kakak tidak membangunkanmu" jelas Rian.
Terlihat seorang ART masuk ke dalam kamar sembari membawa bubur untuk majikannya. Di waktu bersamaan, Nadira keluar dari kamar mandi. ART dan Nadira pun saling melempar senyum satu sama lain.
"Terima kasih Bi" ucap Rian tersenyum menatap ARTnya.
"Sama-sama, Tuan" balas ART lalu keluar dari kamar majikannya.
--------
Pukul 19:11 PM
Rian dan istrinya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah mereka. Dalam mobil, Rian terus menggoda istrinya. Membuat pipi sang istri terlihat merah karena malu.
"Sayang" panggil Rian menatap lurus ke depan.
Nadira menoleh menatap suaminya. "Ada apa?" tanya Nadira.
"Sayang" panggil Rian lagi.
Nadira mengkerutkan keningnya, menatap aneh suaminya. "Kamu kenapa?" tanya Nadira lagi.
Rian menepikan mobilnya dipinggiran jalan. kemudian menatap istrinya dan mendaratkan ciuman singkat di bibir sang istri. "Jangan marah tapi jawab pertanyaanku. Kapan kamu ujian?" tanya Rian.
Nadira masih terdiam, pipinya juga masih terlihat merah. Tanpa sadar, ia menatap suaminya tanpa berkedip.
Rian tersenyum. Ia berniat menjahili istrinya. Dengan nakalnya, Rian kembali mendekatkan wajahnya. "Nadira...!!" teriak Rian saat Nadira tiba-tiba bersin bersin.
"Hahahahaha" Nadira tertawa lepas. Ia berhasil membalas sikap mesum suaminya.
Rian merasa bahagia melihat istrinya tertawa lepas. "Kapan kamu ujian?" tanya Rian lagi, saat Nadira kembali tenang.
"Tiga pekan lagi, Kak" balas Nadira.
"Baguslah. Setidaknya aku tidak akan menunggu lama lagi" jelas tersenyum bahagia.
Nadira kembali mengkerutkan keningnya. "Maksudnya apa Kak?" tanya Nadira.
"Kamu istriku dan kamu punya kewajiban untuk melayaniku. Jalankan kewajibanmu saat kamu sudah selesai ujian" jelas Rian tersenyum mesum.
Modus Lu Yan