NovelToon NovelToon
The Dead CINDERELLA

The Dead CINDERELLA

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Ibu Tiri
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Ratna Jumillah

Sierra Leona, adalah gadis yang sepanjang hidupnya selalu berusaha menjadi seorang putri yang baik bagi keluarganya, terutama sang ayah. Tetapi apapun yang ia lakukan, akan selalu salah dimata sang ayah.

Gadis cantik, baik hati, dan penurut itu.. Selalu di kucilkan oleh ayahnya, tidak hanya di kucilkan, ia bahkan sering kali menerima tamparan apabila sang ayah merasa Sierra membuat kesalahan, dan itu atas hasutan ibu tirinya.

Pada usia 5 tahun, ibunya meninggal dunia karena menyelamatkan nyawa Sierra kecil yang hampir tertabrak. Dan sang ayah menyebut Sierra sebagai pembunuh sejak saat itu.

Sierra tumbuh besar tanpa kasih sayang sang ayah, ayahnya tidak pernah sedikitpun menaruh rasa kasihan kepadanya, bahkan hingga di detik terakhir hidup Sierra. Sierra di jatuhi hukuman mati atas tuduhan pembunuhan pada adik tirinya. Ternyata Tuhan berbaik hati kepadanya, Sierra terlahir kembali dan membalaskan dendamnya dan membalik keadaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 18. Perlakuan manis.

Saat ini, Sierra tengah berada di sebuah kamar setelah sebelumnya ia berlarian mengejar Arthur yang berjalan begitu cepat. Sebenarnya tidak cepat, hanya saja langkah kaki Arthur begitu lebar mengingat kaki Arthur begitu panjang.

" Ini.. Kamar tamu saja seperti di hotel. Mewah sekali." Ucap Sierra mengagumi kamar yang Arthur tunjukan untuk nya tidur malam ini.

Akhirnya Sierra pun masuk kedalam kamar mandinya dan membersihkan dirinya.

Di tempat lain..

Saat ini Julia masih dilanda kebingungan Carine sudah keluar dari kantor polisi, tetapi Hailey dan Alden belum. Terlebih lagi, Carine menjadi begitu marah setelah melihat potongan adegan video antara Hailey dan Alden walau sudah di blur.

" Carine, bantulah kakakmu.. Bujuk ayahmu agar mau membebaskan kakakmu. Walau kamu bukan putri kandungnya tapi dia paling sayang padamu Carine." Ucap Julia.

" Tidak, beraninya kakak merebut Alden dariku." Ucap Carine.

" Mereka tidak sadar Carine, bisa saja kan mereka di jebak." Ucap Julia.

" Tidak ada yang tahu tentang rencana kita membuat Sierra menjadi penggantiku untuk membayar hutang itu bu, siapa yang menjebaknya." Ucap Carine.

" Kamu sungguh tidak curiga Sierra ikut andil dalam hal ini.?? Bisa saja kan Sierra menemui Dante terlebih dahulu lalu menjebak kalian." Ucap Julia.

" Sierra bahkan tidak mengenal Dante sebelumnya bu, sebaliknya Dante juga belum pernah bertemu Sierra secara langsung." Ucap Julia.

" Tetapi Sierra menelepon seseorang dan menyuruhnya datang saat di kantor polisi." Ucap Julia.

" Bukankah sudah jelas yang datang adalah tuan muda Arthur. Pokoknya aku tidak akan membujuk ayah untuk membebaskan kakak dan Alden." Ucap Carine meninggalakan Julia.

" Carine... " Ucap Julia.

" Kenapa bisa begini.." Gumam Julia.

Sementara itu, di dalam kamar.. Daniel tengah memandangi pemandangan di luar kamarnya. Langit cerah bahkan berbintang, tetapi Daniel merasa sunyi.

" Sophia.. Apakah kau marah kepadaku.?" Gumamnya.

Daniel kembali tinggal di kamar lamanya, kamar saat dirinya masih bersama dengan istri pertamanya, Sophia. Akhir akhir ini ia sering memimpikan kedatangan Sophia dengan uraian air mata. Dan hal itu yang mengganggu Daniel hingga ia kurang tidur lalu jatuh sakit.

" Apakah aku egois.." Gumamnya lagi.

Daniel membuka laci meja kecil yang berada tepat di sebelah ranjangnya. Ia mengeluarkan sebuah figura foto dimana ada foto dirinya saat muda bersama seorang wanita cantik dan seorang balita yang kira kira berusia tiga tahun.

" Dia yang membunuhmu, padahal kamu yang melahirkannya." Ucap Daniel.

Seperti itu, disaat dirinya sedikit menyadari kenyataan. Dengan mudah ia kembali tenggelam dalam asumsi konyolnya sendiri. Padahal jika di cerna dengan logika, ibu mana yang akan membiarkan putrinya celaka. Atau ibu mana yang akan tega melihat putrinya terluka.

Sophia hanya menyelamatkan putri tercintanya dari bahaya, hanya saja sayangnya Tuhan mengambil nyawanya disaat bersamaan. Dan Daniel, Daniel menganggap bahwa Sierra yang menyebabkan Sophia meninggal. Daniel selalu menganggap Sierra lah yang membunuh Sophia.

"Tolong jangan selalu datang dalam mimpiku dengan air matamu sayang, aku tidak sanggup." Ucap Daniel sendu.

Kejadian itu sudah lama berlalu, tetapi kebencian Daniel kepada putrinya itu kian makin besar seiring bertumbuhnya Sierra.

Kembali di tempat Sierra, Saat ini Sierra tengah mengeringkan rambutnya, karena Arthur mengatakan dirinya Asam, ia jadi terus kepikiran. Padahal sebelumnya ia banyak berkeringat pun tubuhnya tidak pernah bau sedikitpun.

" Hm.. hm.. I wished you the best of

All this world could give.

And I told you when you left me

There's nothing to forgive.

But I always thought you'd come back, tell me all you found was

Heartbreak and misery

It's hard for me to say, I'm jealous of the way you're happy without me.."

Merdu, dan menyayat hati, sepenggal nada yang Sierra nyanyikan. Lagu itu, sering ia nyanyikan disaat ia merindukan sang ibu.

TOK.. TOK.. TOK..

Suara pintu di ketuk.

" Ya.. " Sahut Sierra.

' Matilah, aku lupa tidak punya baju ganti.' Batin Sierra.

" Sierra.." Teriak Arthur dari luar.

" Ya, ada apa.?" Ucap Sierra.

" Bisa buka pintunya.?" Tanya Arthur.

" Eh.. Se..sebentar." Teriak Sierra panik.

' Aduh, masa aku pakai baju yang tadi, tapi tadi sudah basah kena air.' Batin Sierra.

Sierra mencari cari apapun yang bisa menutupi tubuhnya, akhirnya ia menarik selimut, dan ia bungkus tubuhnya rapat rapat.

" Sierr...a.. Kenapa dengan dirimu?" Ucap Arthur terkejut karena melihat penampilan Sierra yang di bungkus selimut , sudah mirip seperti kepompong.

" I..itu, aku tidak punya baju ganti." Ucap Sierra jujur.

Arthur pun menepuk keningnya, bagaimana bisa ia lupa menyuruh Malvin menyiapkan pakaian untuk Sierra.

"Aku lupa menyuruh Malvin, biar aku hubungi dia, sebentar." Ucap Arthur.

" Eh.. Ja jangan, jangan suruh tuan Malvin membeli bajuku ini sudah malam." Ucap Sierra.

" Lalu? Kamu mau begini semalaman.?? Atau.. Kamu sedang menggodaku.?" Ucap Arthur jahil.

" Kepalamu.. " Sahut Sierra kesal.

" Jadi? Aku tidak punya baju perempuan disini." Ucap Arthur.

Sierra menatap tubuh Arthur, lebih tepatnya baju yang di gunakan oleh Arthur.

" Boleh aku pinjam bajumu saja.?" Ucap Sierra.

" Bajuku.?? " Ucap Arthur bingung.

" Ya.." Sahut Sierra.

" Hmm.. Kamu tunggu disini, aku cari yang paling kecil." Ucap Arthur.

Sierra mengangguk, dan Arthur benar benar kembali dengan tiga model baju yang menurutnya kecil di tubuhnya yang atletis itu, dan Sierra langsung membawanya masuk kedalam kamar dan mencobanya.

Baju pertama adalah stelan piyama tidur Arthur, tetapi karena tubuh Sierra kecil piyama itu bukan hanya terlihat kebesaran, tetapi juga berbelahan dada rendah di tubuh Sierra, mengingat baju tidur Arthur berkerah leher V.

" Ini... Kenapa aku seperti orang orangan sawah." Gumam Sierra.

Sierra langsung menggeleng dan menggantinya menggunakan kaos lengan panjang milik Arthur. Sebenarnya itu benar benar baju yang kekecilan bagi Arthur, tetapi ketika Sierra memakainya, justru tenggelam.

" Aih.. Begini dia bilang sudah yang paling kecil, apa aku memang sekecil itu? Atau tubuhnya memang seperti raksasa." Gumam Sierra lagi.

Sierra menggeleng, dan akhirnya, opsi terakhir hanya kaos polos berwarna hitam dengan celana olah raga pendek, tetapi tetap celana itu kebesaran di tubuh Sierra.

" Sudah, kaos ini saja. Celana nya membuat aku seperti orang kerdil."

Dan jadilah Sierra yang begitu.. Imut. Tubuh kecilnya tenggelam dalam kaos hitam itu, kulitnya yang putih seputih susu benar benar kontras dengan kaosnya. Sierra pun keluar menemui Arthur.

" Dimana dia.??" Gumam Sierra.

Bagaimanapun dia bisa saja tersesat di rumah sebesar itu, mengingat tak ada satupun pelayan disana.

" Sierra..?" Ucap Arthur.

" Huaa.!!" Sierra terkejut.

" Kau... " Ucap Arthur menggantung saat melihat penampilan Sierra.

' Astaga, dia imut sekali.' Batin Arthur.

" Ma maaf, bajumu besar besar semua. Hanya ini yang nyaman di gunakan." Ucap Sierra.

" Ekhem.. Tidak apa apa, ayo." Ucap Arthur menghilangkan rasa gugupnya.

" Kemana.?" Tanya Sierra.

Namun Arthur tidak menjawabnya, dan malah terus menggandeng tangan kecil Sierra. Sierra berusia 20 tahun, tapi tubuhnya itu memang terbilang kecil, tingginya hanya 160 cm dan hanya sebatas ketiak Arthur yang memiliki tinggi 192 cm.

" Nah, duduk dan minum susunya." Ucap Arthur menarik Sierra duduk disebelahnya.

" Hah?? Aku sudah besar kenapa harus minum susu.?" Ucap Sierra.

Arthur terkekeh dengan ke luguan Sierra.

" Memangnya hanya anak kecil yang harus minum susu? Susu bagus untuk kesehatan, juga membuat tidur kita nyenyak." Ucap Arthur.

" Iya kah.?" Ucap Sierra.

" Hm.. Minumlah, setelah itu kamu istirahat." Ucap Arthur.

Sierra menatap Arthur dengan sedikit tidak percaya.

' Dia menungguku selesai hanya untuk menyuruhku meminum susu?' Batin Sierra terharu.

Sierra terharu karena selama hidupnya di kehidupan sebelumnya, ia tak pernah sedikitpun mendapatkan perlakuan manis dari siapapun. Bahkan saat Alden memberinya perlakuan manis, itu hanya disaat pria itu menginginkan sesuatu dari Sierra tidak benar benar tulus.

Tanpa terasa air mata Sierra menggenang di pelupuk mata sembari dirinya memandangi segelas susu yang saat ini ada di tangan nya itu. Perlahan ia pun meminumnya hingga habis tak tersisa.

" Terimakasih." Ucap Sierra.

Arthur melihat Sierra menangis, entah mengapa hatinya ikut sakit.

" Kenapa kamu menangis? Kamu tidak harus meminum susu itu jika kamu tidak suka. " Ucap Arthur khawatir.

" Tidak, aku suka.." Ucap Sierra sembari menghapus kasar air matanya.

" Lalu kenapa kamu menangis.?" Ucap Arthur.

Sierra hanya menggeleng, ia begitu terharu hingga tak dapat mengontrol dirinya untuk tidak menangis. Selama ini ia selalu mencoba menjadi tegar, tapi hari ini, hanya karena perlakuan Arthur dirinya kehilangan kendali.

" Sierra.. " Ucap Arthur.

" Aku tidak apa apa, sungguh.. Aku hanya terharu, karena akhirnya ada orang yang baik kepadaku." Ucap Sierra akhirnya.

Arthur langsung menarik Sierra kedalam pelukannya.

" Mulai sekarang, aku adalah orang yang akan memperlakukanmu dengan baik. Cukup kamu menjadi dirimu sendiri, tidak perlu berpura pura kuat, kamu mengerti.?" Ucap Arthur.

Sierra hanya mengangguk dan menenggelamkan dirinya di pelukan Arthur. Saat ini, dirinya memang hanya butuh sebuah pelukan hangat yang tidak pernah ia rasakan lagi setelah ia di tinggalkan ibunya.

Tidak terasa Sierra justru tertidur di pelukan Arthur, Arthur tersenyum melihat bagaimana Sierra dengan nyaman tidur di pelukannya. Akhirnya Arthur pun menggendong Sierra dan memasuki kamar yang Sierra tempati.

Perlahan, Arthur meletakan Sierra diatas ranjang agar tidur Sierra tidak terganggu.

" Ibu.. " Gumam Sierra.

Arthur mengusap pipi Sierra dengan lembut.

' Bahkan dalam mimpi pun kamu masih menderita. Sierra, aku berjanji.. Mulai saat ini, kamu hanya akan berbahagia. Aku akan menghapus semua duka, sedih, dan air matamu. Siapapun yang membuatmu menangis, mereka akan berhadapan denganku.' Batin Arthur bermonolog.

" Selamat tidur Sierra." Ucap Arthur.

Arthur menyelimuti Sierra, lalu ia mengecup kening Sierra dan pergi keluar dari kamar itu. Arthur menghubungi Malvin setelah ia keluar dari kamar Sierra.

" Cari tahu penyebab kematian ibu kandung Sierra. Juga bawakan pakaian lengkap untuk Sierra ke kediamanku besok pagi." Ucap Arthur, lalu panggilan pun diakhiri.

' Aku berjanji Sierra, akan membuatmu tersenyum setiap hari bersamaku.' Batin Arthur.

TO BE CONTINUED.

1
Mamath Ziad Malik
apakah paman sierra yg menybarkan.foto sisi
Mamath Ziad Malik
hamiltuh sierranya
Mamath Ziad Malik
ok
Ratna Jumillah: Terimakasih banyak udah baca karya Othor.. 🫰🏻
total 1 replies
Mamath Ziad Malik
pasti si alden ngasih racun biar sidanil mati
Mamath Ziad Malik
kayanya kaka authoor lupa sierra ada jahitan di perut ya
Mamath Ziad Malik
apa sialden oprasi apa pakay topeng wajah ya soalnya saya pwenah baca ada topeng wajah yg mirip dengan orang aslinya
Mamath Ziad Malik
benerkan lucifer itu arthuur
Mamath Ziad Malik
apa lucifer itu arthur ya
Mamath Ziad Malik
ada yg lindumgi sekrangmah dari belkang
tessa arum
Luar biasa
Anonymous
j
Ratna Fika Ajah
Luar biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
kembar 3 aturan thor hehehe
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
jaitan perut aman???
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
mantap artur
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
kenapa gak dikasih gps. kalungnya kek cincinnya kek,
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
kirain mau nyesel malah aneh lagi
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
patuhhhhh
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
si Daniel gila menyesal cenah
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!