Fauzia seorang gadis desa yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan bersama sahabatnya Tantri, namun berjalannya hari dia harus di hadapkan dengan seorang pria keturunan konglomerat yang merupakan sahabat dari bos tempatnya bekerja yang bernama Adrian Riyan Pramuka. Dia di rumor kan menjadi selingkuhan dari Adrian namun berita itu malah membuat dirinya semakin dekat bahkan keluarga dari Adrian menerimanya dengan baik membuat Adrian harus rela menerima keputusan keluarganya untuk menjadikan Fauzia sebagai calon tunangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zia sakit.
Tibanya di depan kontrakan Ayan turun lalu membukakan pintu mobil untuk Zia. Zia di buat kaget dengan perlakuan pria di depannya karena Zia merasa mendapat perhatian lebih.
"Makasih" ucap Zia sebelum masuk dan memberikan jas milik Ayan.
"Kamu pakai sah dulu nanti bawa ke tempat kamu kerja saja" balas Ayan.
Ayan pun masuk kembali ke mobil dan tancap gas pergi begitu saja.
Zia dia masuk ke dalam rumah dengan lemas Zia sedih karena dia merasa di permalukan di acara tadi. Tantri yang mendengar pintu terbuka dia keluar kamar dan terkejut melihat keadaan Zia yang basah kuyup.
"Kamu kenapa? " tanya Tantri sambil menatap wajah Zia yang sembab karena dia dari tadi menangis.
"Jangan nangis dong" ucap Tantri sambil menghapus air mata Zia lalu Zia memeluk Tantri dan dia menangis di pelukan Tantri.
Tantri terdiam membiarkan Zia menangis karena jika sudah puas Zia pasti akan menceritakan apa yang terjadi. Zia pun sudah merasa lega dan dia pun melepaskan pelukannya pada Tantri.
"Ada apa? " tanya Tantri.
Zia pun menceritakan semua dan dia terkejut karena dia pikir Galih cowok baik namun ternyata salah.
"Kamu sabar ya, aku yakin bakal ada cowok yang tulus suka dan sayang sama kamu suatu saat nanti" ucap Tantri menenangkan Zia.
"Aku ke kamar dulu, aku capek mau tidur" ucap Zia dan Tantri hanya mengangguk.
Zia pun mandi setelah mandi Zia langsung merebahkan tubuhnya dan di masih meneteskan air mata karena mengingat kejadian tadi.
Shayan yang baru sampai rumah dia langsung masuk kamar dan pergi mandi lalu ganti baju, setelah selesai dia ke luar lagi lalu mengetuk kamar sang kakak yaitu Adrian karena dia tau jika sang kakak baru balik dari luar Negri.
"Apa sih berisik" kesal Adrian saat membuka pintu dan ternyata itu sang adik.
Shayan menyerahkan ponselnya menunjukan kejadian tadi di pesta. Adrian pun melihatnya dan di terkejut melihat kejadian Zia yang di lempar ke kolam renang.
"Lo gimana sih sebagai cowok gak bisa jagain cewek lo sendiri malah membiarkan dia jalan dengan cowok kurang ajar seperti Galih" ucap Shayan.
"Zia bukan cewek gue jadi buat apa gue peduli sama dia" balas Adrian.
"Kalau dia bukan cewek lo terus kenapa rumor itu masih gak lo klarifikasi? " tanya Shayan.
"Gue sibuk dan baru mau gue selesaikan besok" jawab Adrian.
"Udah sana ah, gue mau istirahat capek" usir Adrian pada sang adik.
Shayan pun masuk ke kamarnya dan langsung tidur karena hari sudah malam juga.
Paginya Adrian terbangun karena anak buahnya menghubunginya memberikan informasi tentang siapa orang yang membuat berita dirinya dan Zia. Adrian kaget saat tahu siapa di balik itu semua dia langsung bangun dan turun ke ruang makan.
"Maksud papa apa? " tanya Adrian pada sang papa yang sedang sarapan.
"Ada apa sih kak? " tanya sang mama.
"Gak usah pura-pura gak tau deh, papa kan yang buat berita tentang aku dan cewek itu? " tanya Adrian dengan nada kesal.
"Lambat juga ya kamu dapat informasi" ujar sang papa meremehkan Adrian.
"Bukan lambat pa, tapi aku lebih mementingkan pekerjaan dari gosip gak jelas gitu" balas Adrian.
"Papa sengaja biar kamu putus dengan cewek mata duit tan itu" alasan sang papa.
"Gak perlu repot-repot aku udah putus sama dia dan aku minta papa hapus berita itu" ucap Adrian lalu pergi namun sang papa berkata membuat Adrian terhenti.
"Buat menghentikan gosip itu kamu harus pacaran atau tunangan dengan cewek itu" ucap sang papa membuat Adrian kaget.
"Dengan kamu memberi klarifikasi kepada media dan memberitahu semua orang jika wanita itu tunangan kamu atau cewek yang akan di jodohkan dengan mu, hanya itu cara membersihkan nama baik kamu" lanjut sang papa membuat Adrian marah dan pergi.
Berbeda dengan Zia dia saat bangun tubuhnya merasa tidak enak mungkin efek semalam masuk kolam renang namun Zia tetap memaksakan untuk berangkat kerja.
"Zia kamu sakit? " tanya Tantri yang melihat wajah Zia sedikit pucat.
"Enggak kok" jawab Zia berbohong karena dia gak mau membuat sahabatnya itu khawatir.
"Kalau kamu sakit istirahat aja gak usah kerja" ucap Tantri.
"Aku gak apa-apa kok" balas Zia sambil tersenyum lalu melanjutkan pekerjaannya.
Namun tiba-tiba seseorang menarik tangan Zia membuat dia melihat siapa yang menariknya.
"Bapak mau bawa aku kemana? " tanya Zia menarik tangannya.
"Lo ikut gue karena gue gak mungkin ngomong di sini" jawab Adrian lalu Zia pun mengikuti Adrian ke belakang.
"Lo di bayar berapa sama bokap gue? " tanya Adrian langsung.
"Maksudnya apa?, aku gak ngerti? " tanya Zia.
"Lah jangan bohong lo. Masalah berita itu lo tau semuanya kan" tuduh Adrian membuat Zia kesal.
"Harusnya aku yang tanya kamu kenapa selama ini kamu diam saja tidak ada pergerakan? " tanya Zia dengan nada marah.
"Lo gak perlu dan gue sudah tau siapa dalang di balik berita itu dan gue yakin lo ikut kerjasama dengan bokap gue agar li dapat duit" ucap Adrian.
"Kamu jangan nuduh sembarangan, aku kenal bokap kamu aja enggak gimana aku bisa kerjasama" balas Zia.
"Aku memang orang gak punya tapi aku gak akan pernah cari duit dari jalan yang tidak baik" tegas Zia lalu pergi namun tiba-tiba kepalanya pusing dan tubuhnya langsung ambruk membuat Adrian kaget lalu mengangkatnya dan membawanya ke ruangan Kevin.
"Zia kenapa? " tanya Kevin kaget saat Adrian menggendongnya ke ruangan Kevin.
"Gue gak tau dia kenapa karena tiba-tiba dia ambruk gitu saja" jawab Adrian.
Kevin langsung menghubungi Tantri dan tak lama Tantri datang dan kaget melihat Zia tak sadarkan diri.
"Zia, Zia kenapa bang? " tanya Tantri pada Kevin.
Kevin melirik Adrian lalu Adrian berkata "dia tiba-tiba ambruk".
Tantri mencoba membangunkan Zia dengan mengoleskan minyak di hidungnya dan Zia pun sadar.
"Zia kamu gak apa-apa? " tanya Tantri setelah Zia sadar.
"Aku gak apa-apa" jawab Zia.
"Lo bilang gak apa-apa jelas-jelas lo gak sadarkan diri" omel Adrian.
Zia menatap Adrian dan Adrian dia pergi begitu saja.
"Kita ke dokter yu! " ajak Tantri.
"Gak usah nanti juga baikan kok setelah minum obat" tolak Zia.
Adrian yang kesal dia langsung berdiri lalu melangkah dan langsung menggendong Zia membuat Zia kaget begitu pun Kevin dan Tantri.
"Turunin" pinta Zia namun bukan Adrian Zia tidak keras kepala.
Adrian menurunkan Zia saat akan masuk mobil dan memaksa Zia masuk mobil. Tantri dan Kevin ikut mengantarkan Zia karena Kevin merasa tanggung jawab sebagai bosnya.
Tibanya di rumah sakit Zia langsung di periksa sedangkan mereka bertiga menunggu di luar.
"Apa gara-gara semalam Zia sakit? " tanya Adrian pada Tantri.
Tantri kaget kenapa Adrian bisa tau kejadian semalam.