Merantau ke kota bukannya mendapat ketenangan Alletta malah dikelilingi 3 pria aneh dan menyebalkan. Namun, di balik itu semua, dia diuntungkan karena mereka mau membiayai semua kebutuhannya. Alletta tidak munafik, uang adalah segalanya.
"Katakan apa yang kamu mau, saya pasti akan mengabulkan semuanya."
⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Malam ini, Keyla, Sella dan juga Faldo akan menonton di apartemen Alletta. Jadilah Alletta membersihkan apartemennya. Ya meskipun sudah bersih, tetap saja harus dibersihkan agar rapi.
Hari ini hari libur kerja, jadi Alletta tidak terlalu lelah. Dia juga membuat kue kering untuk para temannya itu. Ah, membahas kue kering, ia jadi teringat Sahara yang suka dengan kue buatannya, bahkan wanita itu meminta untuk diajari, tapi Alletta belum punya waktu untuk ke sana lagi.
Ini masih jam 10, Alletta masih punya banyak waktu. Ia memutuskan untuk membuatkan kue kering untuk Sahara juga.
Setelah hampir 1 jam lamanya, semua kue sudah matang. Bentukannya cantik dan imut. Alletta jadi tak tega memakannya.
Seperti biasa, dia akan memotret nya untuk kenang-kenangan. Namun tiba-tiba, sebuah ide terlintas di pikirannya. Alletta memotret kue berbentuk babi lalu mengirimkannya pada Keandra.
Sebenarnya bukan itu saja, Alletta ada kue yang lain yang ia buatkan khusus untuk Sahara.
Alletta: Aku baru bikin kue, lucu kan? Pak Kean mau?
Keandra: Buat siapa?
Alletta: Kalau Bapak mau, ya buat Bapak
Keandra: Jelek. Gak ada yang lebih bagus?
Alletta mencebikkan bibirnya melihat balasan itu. Jelek katanya? Lucu gini masa jelek?
Alletta: Ya udah kalau gak mau. Aku kasih ke Pak Tenggara atau Pak Reygan aja kalau gitu
Lagi-lagi Alletta kesal karena Keandra hanya membaca pesannya. "Dasar tua," gumamnya.
Dia meletakkan ponselnya ke meja lalu beralih memindahkan kue-kue itu ke dalam toples.
"Padahal lucu, warna pink. Kenapa Pak Kean bilang jelek?" kesal Alletta.
Setelah selesai, Alletta menyimpan nya ke lemari dapur. Selanjutnya ia mencuci loyang dan juga peralatan yang kotor.
"Hai, baby..."
Hampir saja Alletta menjatuhkan mangkuk kaca yang sudah di cuci. Matanya terbelalak mendapati Keandra yang sudah berdiri di belakangnya.
"Pak Kean?!"
Keandra tersenyum miring yang sangat menyebalkan di mata Alletta.
"Kok bisa masuk?!"
"Kan saya udah bilang waktu itu." Keandra membuka kulkas dan mengambil air dingin di sana. Sama sekali tidak canggung.
"Tapi... " Alletta menatap curiga. "Aku gak merasa ngasih tau password apart ke Bapak deh," lanjutnya.
"Berarti kamu pikun," balas Keandra membuat Alletta kesal setengah mati. "Mana kuenya?"
"Cih, katanya gak mau," ujar Alletta. Dia kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda, mengabaikan Keandra yang terus mengekorinya.
"Gak ada, udah aku bagi buat Pak Gara sama Pak Reygan," lanjut Alletta.
Keandra mengerut tak suka. "Gak boleh. Buat saya aja!"
"Gak!"
"Ohh udah makin berani ya kamu?" Keandra berkacak pinggang.
"Kita sama-sama makan nasi, kan?"
Keandra terkekeh sinis mendengar jawaban itu, dia tidak suka kalau Alletta berani padanya.
"Salah sendiri bilang kue buatan aku jelek," gerutu Alletta sambil memasukkan peralatan dapur ke lemari.
Tak tau saja gadis itu kalau wajah Keandra tidak ramah lagi.
Alletta memekik ketika Keandra tiba-tiba mengangkat tubuhnya dan mendudukkan nya ke atas meja dekat wastafel. Gadis itu melotot kaget sambil memegang pundak Keandra.
"Ngagetin!" kesalnya sambil memukul pundak kekar tersebut.
Alletta terdiam ketika Keandra terus menatapnya. Tatapan itu tidak seperti biasanya. Terlihat datar tapi penuh makna dan begitu dalam.
"Saya tiba-tiba kepikiran." Keandra membuka suara tanpa mengalihkan pandangannya. "Gimana kalau kita benar-benar pacaran, tanpa pura-pura?"
Alletta terbelalak, dia hendak menyahut tapi telunjuk Keandra menempel di bibirnya membuat gadis itu terdiam kaku.
"Saya gak suka berbagi. Kalau kamu jadi milik saya, mereka gak akan ganggu-ganggu kamu lagi, Alle. Karena saya gak suka berbagi."
"Mau kan?" lanjutnya.
"Aku—"
"Oke, mau," sela Keandra.
"Gak mau!"
Tatapan Keandra semakin tajam. "Mau, Alletta," paksanya.
"Nggak. Aku takut diserbu fans Pak Kean nanti!"
"Saya pastikan itu gak akan terjadi."
"Tetap aja. Kemarin aku dikatain jual diri—" Alletta menutup mulutnya ketika keceplosan. Dia menatap Keandra yang mengerutkan keningnya.
"Siapa yang bilang begitu?" tanya Keandra.
Alletta menggeleng cepat membuat poninya ikut bergoyang. "Nggak ada, aku cuma ngarang."
"Bilang atau saya cium?"
Alletta bergidik ngeri, kenapa Keandra menjadi ganas gini?
"Jangan aneh-aneh, deh! Pak Kean kenapa jadi brutal banget? Perasaan dulu gak pernah gini," kata Alletta terheran-heran.
"Jadi, pilih cium?" Keandra tak menghiraukan perkataan Alletta.
"Enak aja! Bibir aku masih suc—" Alletta berdecak mengingat bibirnya sudah tidak suci lagi. Seketika pipinya bersemu. Kejadian di villa kembali terlintas di otaknya.
"Gak mau," lanjut Alletta.
"Kalau gitu, kasih tau saya sekarang," ujar Keandra.
Alletta menelan ludahnya dengan kasar. Dia menatap Keandra dengan tatapan lembut. "Tapi ... jangan apa-apain dia, ya?"
"Gak janji."
"Tuh kan! Aku gak mau kasih tau kalau gitu!" Alletta membuang muka sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Berarti kamu maunya dicium?" Sebelah alis Keandra terangkat. Dia menumpukan kedua tangannya di meja tepatnya di kedua sisi tubuh Alletta hingga membuat Alletta seperti dikurung sekarang.
"Pak, please..." Alletta memelas.
"Kasih tau."
Alletta menghela nafas. Dia menunduk sejenak lalu kembali menatap bola mata hitam legam itu.
"Bu Lea," cicitnya.
Rahang Keandra mengeras. "Dia yang ngatain kamu jual diri?"
Alletta mengangguk kecil, ia tak berani menatap mata tajam Keandra.
"Kapan?"
"Umm ... kapan ya? Belum lama ini. Aku lupa," jawab Alletta.
Keandra menganggukkan kepalanya. Oke, dia harus memberi Leana pelajaran nanti. Pria itu menatap Alletta yang masih menunduk. Tangannya memegang dagu Alletta, mengarahkannya agar menatapnya.
"Kalau ada yang ganggu kamu lagi, langsung lapor saya, ngerti?"
"Iya..."
Cup
"Good girl."
Alletta memegang bibirnya yang baru saja di cium Keandra. Ini curang!
****
"Rapi banget, Ta. Beda sama kamar aku." Sella menatap isi apartemen Alletta sambil berdecak kagum.
"Kalau tinggal sendirian itu seru, gak ada yang berantakin. Kalau berantakan, ya rapiin sendiri," ujar Alletta.
"Sama aja kali kaya di rumah," balas Sella membuat Alletta tertawa.
Sekarang mereka sudah berkumpul. Ada banyak makanan yang dibawa Keyla, Sella dan Faldo, Alletta hanya memberi kue kering buatannya saja.
"Film apa?" tanya Faldo yang sedang mengotak-atik laptopnya.
Lampu mereka matikan, hanya cahaya dari proyektor saja yang menerangi, menambah kesan horror.
"Aku gak mau horror," ujar Keyla. Gadis itu memang sangat penakut.
"Horror itu seru. Lagian kita di sini rame-rame," kata Faldo.
"Horror aja horror," celetuk Sella.
"Kok gitu?!" kesal Keyla. Teman-temannya itu gemar sekali menjahilinya.
"Iya, horror aja, daripada romance. Aku suka yang menantang," sahut Alletta pula.
Faldo menjulurkan lidahnya mengejek Keyla. Laki-laki itu segera mencari film horror yang sedang trending.
"Nah ini bagus!"
Ketiga gadis itu menatap layar proyektor. Film nya sudah dimulai. Bagian awal diperlihatkan trailer yang sangat menyeramkan, Keyla langsung meringkuk mendekati Alletta. Ingin sekali rasanya dia menangis.
"Udahan aja yuk," cicit Keyla membuat yang lain tertawa.
"Baru juga mulai," kata Sella. "Dasar penakut!"
Keyla semakin terpojok.
Tak lama dari itu, tiba-tiba bel berbunyi. Mereka berempat saling menatap, Faldo menjeda filmnya lebih dulu.
"Jangan-jangan itu hantu?" bisik Keyla mulai berfikir yang tidak-tidak.
"Bukan, itu iblis," sahut Faldo.
"Iiihh jangan gitu!"
"Biar aku yang buka pintu." Alletta beranjak tapi Keyla langsung menahan.
"Jangan, Ta. Itu hantu!"
"Gak ada yang namanya hantu. Siapa tau itu orang penting," balas Alletta. Ia segera berlalu membuat Keyla, Sella dan Faldo mengikuti. Takut beneran hantu.
Ceklek
Seorang pria dengan kaos putih dan juga celana pendek berwarna abu-abu tersenyum ke arah mereka, terutama Alletta.
"Pak Lorenzo?"
"Boleh saya masuk?"
bersambung...
mga aletta ga trauma,trs videonya blm d sebar.....ngerii....
kean mkin ksni mkin ksna.....
d luarn aja galak,glirn sm pwangnya mlah meshuuummmm....🙈🙈🙈
btw,slmt brjuang buat fans'ny aletta...
Aletta mbuk?????
kl kthuan kean,alamt d gntung....mna 2 rivalnya dsna pula.....nyri gara2 nih aletta....