Warning : Tolong jangan Boom Like ya
Kimberly adalah seorang gadis berusia 25 thn, dia adalah seorang juara bela diri tingkat dunia, Kimberly berhasil menjadi juara bela diri tingkat dunia selama 5 tahun berturut turut, selain hebat dalam bela diri Kimberly juga seorang hacker yang sangat handal.Dimasa kekayaannya Kimberly tiba-tiba dinyatakan mati tanpa alasan, tapi hal aneh terjadi saat dia membuka mata Kimberly dia terbangun di sebuah kelas dan terlihat seorang guru perempuan memarahinya tanpa alasan jelas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyingkirkan pelayan yang tidak tau diri
Setelah merengek dan menagis akhirnya vanessa diperbolehkan pulang dari rumah sakit,vanessa masuk kedalam mobil dengan perasaan senang perjalanan dari rumah sakit menuju mansion keluarganya tidak terlalu jauh.
Sekarang vanessa sudah duduk dikursi belajarnya dengan sebuah leptop yang menyala.
Tangannya menekan setiap tombol dengan sangat cepat dan gesit kedua bola mata vanessa bergerak cepat kekiri dan kekanan.
Wajah vanessa menggelap saat melihat hasil dari pekerjaannya.
"sialan lo, bener dugaan gue jika video cctv sudah di manipulasi, butuh waktu yang cukup lama untuk memulihkan video cctv ini, tapi gue nggak akan nyerah gitu saja"
Tangan vanessa kembali menekan setiap angka dan huruf dengan cepat,
Wajah vanessa terlihat lebih serius dari sebelumnya, jari jari tangannya bergerak lebih cepat. Saat sedang fokus terdengar suara dari luar pintunya.
Tok tok tok tok
Pintu kamar vanessa di ketuk beberapa kali lalu terdengar suara seorang perempuan yang memanggilnya.
"nona apa anda ada di dalam, nyonya memerintahkan saya membawa cemilan malam untuk nona"
Cklek
Vanessa membuka pintu kamarnya dan mengambil nampan berisi kue dan segelas coklat hangat, saat akan menutup pintu vanessa mendengar pelayan tersebut menggerutu, walaupun suara pelayan itu kecil tapi telinga vanessa yang tajam dapat mendengarnya.
"cih dasar gadis tidak berguna, hanya bisa merepotkan orang saja, kenapa nyonya menyuruh ku mengantarkan cemilan sih, nggak tau apa orang lagi capek, mana jarak kamar nona dengan kamar pelayan jauh lagi"
Vanessa menatap tajam pelayan tersebut, tangan vanessa sedikit terangkat ingin menampar pelayan tua tersebut namun dia urungkan matanya melirik cctv yang terletak di pojok ruangan.
"ck, terlalu banyak orang, terlalu banyak sanksi, beruntung lo kali"
Vanessa masuk kedalam kamarnya lalu mengunci pintunya, nampan yang berisi kue dan coklat panas diletakan dimeja belajarnya.
Jari vanessa mengetuk ngetuk meja belajar "bagaimana caranya menyingkirkan pelayan tadi, pelayan tadi pelayan kesayangan kak kai, gue juga harus menyingkirkan pelayan pelayan yang bisa menjadi saksi." vanessa tersenyum saat sebuah ide terlintas di otaknya
"hahaha gila ide gue bagus banget, gue harus cari target dulu" vanessa memakan cemilan yang dibawakan tadi lalu meminum coklat panas, vanessa keluar dari kamarnya dengan membawa nampan.
Vanessa melangkah menuju dapur dan meletakkan nampan tersebut, mata vanessa menyipit saat melihat seseorang pelayan wanita yang sedang mencuci piring, Vanessa melangkah dan menghampiri pelayanan tersebut.
"tolong cuci ini sekalian ya" pelayan wanita tersebut mengangguk lalu mengambil nampan dan mencucinya.
"oh gue mau nanya dong, lo kenal nggak sama pelayan wanita yang usianya kira kira 37 tahun deh, lo kenal nggak?"
Tangan pelayan tersebut berhenti menggosok piring kotor, wajahnya terlihat sedang berpikir lalu pelayan tersebut mengangguk.
"bagus, lo tau siapa namanya nggak"
"bi ilma"
"bibi ilma ya, di mansion ini terlalu banyak pelayan jadi gue nggak terlalu ingat namanya, eh kenapa pipi mu merah seperti ini"
"ah tidak apa-apa nona, tadi saya tidak sengaja menabrak tembok"
Vanessa memincingkan matanya menata pelayan tersebut lalu dia ber o ria saja, vanessa melangkah pergi dari dapur saat vanessa menaiki tangga lantai 2 menuju kamarnya, dia baru ingat jika dia ingin membuat kopi vanessa membalikkan badannya dan melangkah kembali ke dapur saat di depan dapur vanessa tidak sengaja mendengar pertengkaran.
PLAKKK
"akhh"
"dasar gadis tidak tau diri, saya menyesal menolong kamu, kamu sama sekali tidak berguna mencuci piring kotor saja tidak becus, kamu pikir tugas kamu cuma cuci piring saja hah, cepat selesaikan tugas ini lalu pel lantai 3"
"tapi saya sudah sangat lelah bi"
"jangan membantah, gara-gara kerja mu yang tidak becus itu aku dimarahin nyonya dan tuan elvan, bahkan aku hampir di pecat gara gara kamu, jadi jangan membantah lakukan saja tugas yang aku berikan".
Senyum smirk terlihat di bibir vanessa, matanya menatap pelayan yang baru saja dimarahin tadi, penyebab pipi pelayan tersebut merah sepertinya bukan karena menabrak tembok tapi bekas tamparan, vanessa menganggukan kepalanya pelan sepertinya dia akan menggunakan pelayan tadi untuk menyingkirkan bibi ilma.