# No Plagiat
Novel ini adalah novel karya pertama saya yang saya unggah di grup facebook sebelum saya mengenal Aplikasi. Saya menyalin ke aplikasi ini agar Semua karya saya berkumpul disini. Jika ada yang menyamai cerita diatas artinya karya saya yang sudah di plagiat. Sebab, cerita ini sudah lama saya buat pada tanggal 22 Juni 2021.
Sinopsis
Perjalanan kisah Cinta yang di mulai dari perjodohan menimbulkan banyak cobaan. Termasuk per cekcoan layaknya Tom and Jerry.
Melewati fase sulit dengan berbagai cobaan menghiasi rumah tangga Arga dan Vania.
Itu semua diakibatkan dendam panjang yang belum usai dari cerita kelam kedua orang tua mereka. Air mata, kehilangan anak dan Amnesia bahkan mereka lewati demi sebuah kebahagiaan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sobri Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part_18 Hadiah Terindah
Setelah Bi Mardiah pergi Arga memasak nasi goreng spesial.
Beberapa menit bergelut di dapur ia membawa hasil masakannya kekamar.
"Dasar, istriku belum bangun jam segini!" tukasnya sembari meletakkan hasil masakannya dimeja.
Ia melangkah mendekati Vania yang masih digulung selimut tebal berwarna hijau muda .
Setelah puas menatap wajah istrinya tiba-tiba ide gilanya muncul. Ia mendekatkan mulutnya ke telinga Vania.
"Kebakaran..kebakaran!" teriaknya membuat Vania terkejut dan bangun mendadak hingga sikunya mengenai wajah Arga.
"Aduh...," keluh Arga kesakitan.
"Mana..mana, kebakaran dimana?" tanyanya masih belum sepenuhnya tersadar.
"Ini diwajah ku," dengus Arga manyun.
"AstaufiruLlah, Sayang? pelipis mu kenapa? kok merah?" tanyanya sambil mengelus pelipis Arga dengan lembut setelah matanya sudah terbuka lebar.
"Aku kan mau dapat hadiah ciuman malah dikasih sikut," tukas Arga manja.
"Kasihan, sini aku obati." Vania mendaratkan kecupan di pelipis Arga yang merah.
"Makanya minta baik-baik pakek ngerjain sih," dengus Vania lalu melangkah kekamar mandi.
Arga duduk di sofa menunggu Vania.
Tak berapa lama Vania selesai dan sudah berhias. Ia menyusul Arga yang sejak tadi memperhatikannya.
"Nasi goreng? ini masakan kamu?" tanyanya semangat. "tapi kok cuma sepiring?" tanya Vania lagi.
"Aku mau kita makan berdua!" tukas Arga.
Karena tak ingin berdebat di pagi buta Vania mengalah menuruti keinginan suaminya dia sudah berjanji untuk menjadi istri yang baik.
Dengan romantis mereka saling suap-suapan bak pengantin baru menikah.
Usai berkemas mereka menaiki mobil sport berwarna hijau milik Arga melaju pergi ke puncak.
Diperjalanan mereka asyik bercanda ria ditemani berbagai pemandangan unik. Suasana itu melekatkan hubungan mereka kian menjadi hangat.
Tak lama ponsel Vania berdering.
"Siapa sayang?" tanya Arga.
"Kakek," jawab Vania.
"Hallo, Kek," lanjutnya menjawab telpon.
"Apa kalian sudah pergi?" tanya Kakek ingin tahu. Kakek adalah orang pertama yang ingin mereka segera punya anak.
"Iya, Kakek tenang saja kami diperjalanan sekarang," jawabnya antusias.
"Oke, cucu yang hebat yang happy ya disana kakek ingin segera punya cicit," goda Kakek disertai kekehan kecilnya.
"Oh I.. iya, Kek," jawab Vania malu. Lalu mengakhiri sambungan telponnya.
"Apa kata, Makek?" tanya Aga yang melihat perubahan wajah Vania.
"Biar aku tebak. Kakek mintak cicit ya?" tukas Arga ikut menggoda.
"Ih, apaan sih," jawab Vania memalingkan wajah. Wajahnya memerah semu.
Selama kurang lebih satu setengah jam mereka tiba dikebun teh yang tak jauh dari vila milik keluarga Arga.
"Wah, vila nya diperkebunan teh ya," ucap Vania senang. Melihat banyak pekerja sedang memetik pucuh daun teh. Arga tersenyum gemas menyaksikan kelakuan Vania. Disana ada banyak vila berjejeran milik orang yang mempunyai bisnis bersama keluarga Arga dan banyak lagi. vila itu juga tak jauh dari perkampungan penduduk
Setibanya di vila mereka sudah disambut oleh lelaki paruh baya dan istrinya.
Arga dan Vania menyalami keduanya.
"Den, Non, Alhamdulilah sudah sampai," sambut Pak Wisnu.
"Iya Pak, makasih sudah merawat vila ini dengan baik dan mengurus perkebunan teh kakek dengan setia," jawab Arga.
"Sudah jadi kewajiban kami, Den," jawab Pak Wisnu.
"Ini istri, Aden?" tanya Bi Miah.
"Iya Bi, namanya Vania dan sayang ini pak Wisnu dan Bi Miah. Merekalah yang merawat vila ini selama 30 tahunan," tutur Arga pada Vania.
"Hallo Pak, Bi!" sapa nya.
"Istri Aden sangat cantik, lebih cantik dari gadis yang dulu pernah Aden bawa kesini," tutur Bi Miah.
Pak wisnu menyenggol bahu Bi Miah.
"Hus, ngomong gitu kok didepan istrinya," bisik Pak Wisnu.
Arga dan Vania mengulum senyum.
Ada kegetiran di hati Vania kala mendengar ucapan itu berarti ia bukanlah yang pertama kali dibawa Arga kesana.
"Maaf Den, ayo masuk!" ajak pak wisnu sembari menenteng koper milik Arga.
"Ayu, Non!" ajak Bi Miah pada Vania.
Mereka masuk ke vila megah itu. Memang tidak sepenuhnya terbuat dari tembok. Villa itu terdapat banyak ukiran kayu unik yang cantik dan mengkilat.
"Ini kamar Aden dan Non sudah saya bersihkan semuanya dan makanan sudah Bibi siapkan dimeja makan," jelas si Bibi.
"Iya Den, kalau Den Arga dan Non Vania butuh sesuatu atau ada apa-apa panggil kami saja dirumah sebelah," imbuh pak wisnu.
"Iya terima kasih Pak, Bi atas semuanya," pungkas Arga di anggukan keduanya. Arga dan Vania memilih membersihkan diri lalu makan siang bersama. Semua makanan yang terhidang sangat istimewa bahkan adalah kesukaan Arga.
Bebek goreng, Ikan goreng, lalapan tak lupa sambel kemangi dan beberapa menu lainya.
"Oh, Pak Wisnu dan Bi Miah juga paham kesukaanmu ya?" seloroh Vania tak percaya.
"Iya dong, mereka sudah bekerja dengan Kakek sejak masih bujang, gadis," jawabnya bangga.
"Kalau gitu ayo kita nikmati," Vania pun makan dengan lahap
Sore itu para pekerja sudah pulang Arga dan Vania jalan-jalan dikebun hingga sore. Segala cerita dan canda membuat mereka lupa akan waktu. Tidak disadari hujan turun sangat deras.
"Aduh sayang hujan, ayo kita ke gubuk itu!" ajak Arga menggandeng tangan vania. Tapi celakanya gubuknya agak jauh hingga mereka basah kuyup.
Sampai di gubuk mereka segera masuk. Vania menggigil. Melihat itu Arga tak tega ia melepaskan jaketnya dan menyelimutkannya ketubuh Vania lekas memeluknya.
"Maaf ya sayang, sepertinya hujan akan lama. Kamu jadi kedinginan deh," tukas Arga merasa bersalah yang hanya dibalas Vania senyuman.
semangat ya kak🥰
Kalau mampir jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Terimakasih