Harap membaca Novel JERAT CINTA DEWI ULAR biar gak bingung sebelum membaca novel ini.
Dua cinta yang terpisah karena beda dunia. akan kekuatan cinta mampu mempersatukan mereka kembali?
Akankah ada jalan bagi mereka untuk menemukan cinta yang hilang..
Ikuti kisah perjalanan cinta anata Kenzo dan Adhisti yang harus terpisah karena dunia mereka yang tidak sama..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima Belas
"Sial! Mereka sedang apa ke rumah itu?" tanya seorang pemuda berambut ikal dan cukup panjang meski berkeriwil.
"Mungkin minta makan, kan tadi disuguhi makanan," sahut yang satunya.
Pria berambut ikal, dengan hidung bangir dan kedua mata yang terlihat sangat kejam itu tampak begitu awas dalam memperhatikan penghuni rumahnya.
Mungkin ia sedang mengagumi kecantikan Dewi Asri yang meskipun terlihat seperti sudah paruh baya, namun kecantikannya seperti artis ibukota yang menolak tua.
Hari semakin terlihat meremang dan membuat nyamuk mulai menyerang mereka.
Matanya terlihat mengawasi rumah tersebut yang terlihat terang meski tanpa aliran listrik. "Sepertinya kita perlu bersenang-senang dengan mereka, sebab hutan ini sangat sepi, dan tidak mungkin ada orang yang dapat melihat dan datang kemari," usul Doni yang merupakan anak seorang pejabat.
"Ya, apalagi masih pulen begitu, kan lumayan buat gantiin Aira yang tidak sempat kita ramein," sahut pria bertubuh cungkring yang sepertinya sudah tak sabar untuk melancarkan aksinya.
"Kita gerak sekarang saja, aku udah gak sabar. Liat aja body-nya, mirip gitar Spanyol--Uy..," celoteh pemuda bertubuh tinggi dan berusaha menepuk nyamuk yang mulai mengerubungi mereka dengan bunyi kepak sayap yang begitu bising.
"Ayo!" ajak pemuda berambut ikal dengan penuh semangat. Ia adalah pemimpinnya.
Mereka keluar dari dalam semak, dan berjalan menuju rumah panggung dengan tubuh lebam akibat dihajar oleh Angkasa.
Namun bayangan akan wanita didalam rumah itu membuat rasa sakitnya hilang seketika.
Langkah-langkah tak sabar begitu kentara dihati mereka, hingga saat mereka berdiri didepan rumah tersebut sembari berkacak pinggang dengan tatapan yang merendahkan.
Pemuda berambut ikal menyentuh luka lebam dibagian sudut bibirnya. Ia melangkah untuk menaiki anak tangga dengan begitu percaya diri.
Sedangkan tiga pecundang lainnya masih menunggu intruksi dari sang pimpinan
Tok tok tok
Ia mengetuk pintu yang tertutup. Namun pandangannya memindai kesegala arah. Tidak ada bohlam, namun mengapa rumah itu terlihat sangat terang.
Namun naluri hasrat yang menggebu membuat ia tak dapat lagi berfikir dengan jernih.
Tok tok tok
Ia kembali mengetuk pintu tersebut. Jika saja sang pemilik rumah tidak membukanya juga, maka ia akan mendobraknya.
Kreeeek
Suara pintu terbuka, lalu berdiri seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dan menggiurkan. Tatapan sang pemuda terlihat begitu sangat berhasrat.
Ia memindai tubuh wanita didepannya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Dewi Asri dengan sangat sopan. Ia melihat jika hati pemuda itu dipenuhi niat jahat yang begitu besar.
"Kami tersesat, dan kami ingin menumpang makan, apakah kau bersedia menerima tamu?" ucap pemuda tersebut dengan senyum liciknya.
"Oh, baiklah, silahkan masuk." ajak Dewi Asri dengan masih bersikap sopan.
"Aku mengajak tiga temanku, mereka juga lelah," pemuda berambut ikal itu menunjuk ketiga rekannya yang masih berada dibawah
"Bawa mereka masuk, dan harap bersihkan hati kalian, aku akan menyiapkan makanan untuk kalian santap." Dewi Asri mempersilahkan, lalu berjalan ke arah dapur, dan pemuda itu memberi isyarat agar ketiga rekannya naik ke atas rumah.
Mereka memasuki rumah, dan duduk diatas lantai papan dengan beralaskan tikar anyaman pandan berduri.
Terdengar dari arah dapur suara berdenting dari peralatan memasak yang saling beradu dan aroma bumbu masakan yang menguar diudara.
Keeempatnya melihat ke arah pintu kamar yang hanya ditutup menggunakan selembar kain jarik.
Pemuda berambut ikal itu merasa sangat penasaran isi didalamnya. Ia beranjak dari duduknya, lalu berjalan menghampiri pintu tersebut.
Tangannya menyentuh kain jarik dan siap untuk membukanya.
"Jangan terlalu lancang ketika bertamu dirumah seseorang, bersikap sopan dan juga menjaga sikap itu lebih baik." ucap Dewi Asri yang sudah berdiri diambang pintu pembatas dapur dan ruang tengah dengan nampak ditangannya yang berisi satu mangkuk besar nasi putih dengan asap yang masih mengebul.
Disisi lainnya terdapat potongan daging bakar yang itu entah apa, mungkin mirip ular sanca.
Pemuda berambut ikal itu menghentikan niatnya, lalu tersenyum licik dan kembali ke tempatnya, sebab ia merasa sangat lapar.
"Makanlah, dan pergi dengan segera." usir Dewi Asri, sembari menyajikan makanan tersebut.
Mendengar ucapan sang pemilik rumah yang bernada mengusir, keempatnya saling pandang dan memberi isyarat untuk menghabiskan makanan tersebut.
Mereka makan dengan lahap, lalu menghabiskan tanpa sisa. "Kami sepertinya kekenyangan. Masakanmu sangat enak, kami menumpang istirahat sejenak disini," ucap pemuda bernama Doni tersebut.
Ia menutup pintu dan menguncinya, seolah ingin memberikan sebuah peringatan kepada sang wanita jika ia tak ingin dibantah.
Dewi Asri yang saat ini duduk membelakangi mereka hanya diam saja, dan ia beranjak untuk mengangkat sisa piring kotor yang habis tanpa sisa tersebut.
"Aku beri waktu hanya lima menit saja, dan setelah itu harap kalian pergi," ucap sang wanita sembari menata piring kotor tersebut diatas nampan.
Tap
Tangan Doni mencengkram pergelangan tangan Dewi Asri, dan tanpa rasa sungkan, ia menyentuh dagu sang wanita.
"Mengapa begitu sangat angkuh. Kami hanya ingin memberikan rasa terimakasih atas jamuan yang sudah kau buat dengan sesuatu yang sangat menyenangkan." pemuda mengusap dengan gairah yang begitu membara.
"Ada apa, Bu?" tiba-tiba Adhisti keluar dari kamar yang masih lengkap dengan jubahnya, ia baru saja selesai menidurkan Dewi Pandita.
Keempat pemuda itu menoleh ke arah Adhisti, dan ternyata mereka merasa sangat beruntung, sebab ada satu wanita lagi yang ternyata dapat mereka jadikan mainan.
"Oh, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Sayang. Mereka hanya seorang tamu yang ingin merasakan betapa sopannya kita dan ia membalasnya dengan sikap kurang ajar mereka."
Keempatnya tertawa sangat terbahak saat mendengar ucapan dari Dewi Asri yang terdengar sangat lemah.
Taaaak
Seketika Doni terdiam saat tanpa terduga Dewi Asri mematahkan pergelangan tanganya dan membuatnya membolakan kedua matanya.
"Aaaaaaaaa," pekiknya kesakitan dengan wajah memerah karena tulangnya patah.
Sontak saja ketiga rekannya merasa ketakutan dengan apa yang terjadi didepan matanya.
Buuuuugh
Tubuh Doni melesat setelah menghantam dinding kamar setelah mendapatkan pukulan dari ujung siku tangan Dewi Asri.
"Aaaaargh," pekiknya kesakitan dengan wajah pucat dan mengeluarkan cairan pekat dari ujung bibirnya.
Ketiga rekannya beranjak bangkit, dan mencoba menyerang Dewi Asri dengan cara pengeroyokan.
Namun Adhisti tak ingin memberi kesempatan, ia tahu itu sangat mudah bagi sang ibunda untuk memberikan pelajaran pada mereka. Namun ia tak ingin begitu saja dengan mudah melewatkan semuanya.
Ia mencengkram pakaian pemuda yang bertubuh kurus tersebut, lalu mengangkatnya keudara setinggi lima puluh centimeter dari lantai, lalu melemparkannya keluar melalui jendela yang tertutup hingga jebol, dan tubuh pemuda itu tersangkut diatas dahan pohon yang cukup tinggi.
Kedua rekam lainnya ketakutan, namun salah satunya mencoba menyerang Adhisti, dan ia menarik jubah yang dikenakan oleh sang wanita.
Sontak ia terkejut melihat kulit tubuh wanita tersebut.
Ben ora mumet trs sirahe 🤣🤣
tgu aja kk siti bikin kek mana terhadpa merka berdua jd tgl tgu Ja ya kannn
kalian diciptakan di dunia yang berbeda...
berdoa saja semoga cinta memihak kalian berdua...
di buat gregetan terus huhuuu..
ingin segera rasanya kenzo sadar klo yg di rumahmu itu istrimu..
pindimint dingin2 empoek.. wkwkwkwkkk...
nahhh yoooo piye kiiiieeee🤣🤣🤣🤣🤣
kamu gak mo jujur sama laki mu , tp kamu gak mo cemburu Krn laki mu terangsang dg mu ,,, aneh kaaan ❓🤔
gmn Kenzo tahu klu yg pakai jubah itu kamu , Adisty 🤦🤦🤣🤣
Adisty yaaa lgian lucu ,,, knp pula hrs cemburu pd diri sendiri ,,, gmn si Kenzo tahu klu kamu itu istrinya yg sdh pergi ,,, mmg dg semuanya tertutup bgtu , laki mu tahu ,, aneh kn kamu itu 🤦🤦🤦🤦
mknya gsah egois trs ,, tggl ngomong ja apa sich susah nya ,,, dari pd nyeseeeeek ja tu hari ,, ribet di buat sendri sich ,,,, bgtu ja Kok repot ... bgtu ja kok di buat ribeeeet 😡🤬