" Kumohon Tuan! lepaskan aku! aku tahu kau tak pernah mencintai ku, kau hanya mencintai kakak ku, dan menganggap ku hanya bayang-bayang dari Kakak ku Sania."
"Aku tak ingin terjebak pernikahan ini selamanya! aku menikahi mu karna kakak ku yang memintanya, bergitu pun diri mu, tak akan pernah terjadi cinta di antara kita! lepaskan aku Tuan, aku juga ingin bahagia!"
Barley dan Sania sudah merencana kan pernikahan mewah, mengingat Barley adalah putra tunggal dari milioner bernama Hasta Raja Prawira.
Disaat pernikahanya tinggal menunggu waktu,.Barley harus kehilangan Sania, calon pengantin yang sangat ia cintai.
Selain itu Barley mengalami patah kaki karna tulangnya yang retak hingga harus menggunakan kursi roda.
Barley menjadi putus asa, keluarga juga memutuskan untuk menjodohkan Barley dan Santi, selain menjadi istri,.tugas Santi adalah merawat anak mereka yang cacat sementara karna mengalami keretakan tulang pada kakinya.
Sanggupkah Santi bertahan dalam menghadapi sikaf arogan dari suaminya tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Culik
Barley kembali ke meja makan hendak menemui Andini, dengan wajah kesalnya ia menghampiri ibunya tersebut.
"Mommy apa yang sebenarnya terjadi pada Santi?!"tanya dengan wajah yang memerah.
"Barley, kamu kenapa sih? berteriak teriak di depan orang tua, ngak sopan banget," ucap Andini dengan ketus.
"Mommy yang mengusir Santi dari rumah ini karna dia kepergok selingkuh bersama Arief, bisa-bisanya dia menjalin hubungan dengan pria lain, sementara kamu sedang tidak berdaya," Andini semakin memanasi Barley.
"Ngak mungkinlah Mommy, aku tahu Arief itu, dia ngak mungkin menghianati aku!" kilah Barley.
"Barley, mungkin Arief ngak berniat menghianati kamu, tapi jika terus di goda dan di rayu sama istri kamu itu, mana mungkin dia tahan, Arief kan bukan malaikat yang ngak punya nap*su!" cecar Andini.
Barley mendengus kesal, meski pun dia ragu untuk mempercayainya.
"Apa kamu tahu, Santi ngomong sendiri kalau kamu dan dia ngak pernah berhubungan suami istri, mungkin itu yang membuatnya menggoda Arief, ingin mencari pelampiasan," timpalnya dengan senyum menyeringai.
"Atau jangan-jangan, istri kamu sudah di tiduri oleh Arief," timpal Andini.
"Apa? semudah itu Santi melakukannya?" Barley mulai kecewa.
"Masih belum percaya, kamu lihat saja foto-foto kebersamaan mereka, di belakang kamu mereka malah asik menjalin kasih, bahkan Santi sudah menggugat cerai kamu sekarang!"
Barley membatu, matanya menatap nanar kearah depan.
Andini menunjukan foto-foto Arief dan Santi yang tengah jalan bersama.
Barley mengepal tanganya, rahangnya mengeras, dengan wajah yang merah padam.
Dengan emosi Barley kembali ke kamarnya, kemudian melampiaskan kemarahannya dengan melempar semua barang-barang yang ada di hadapannya.
"Akhhhh, Sial! kalian berdua tak akan pernah ku maafkan!"Barley
"Akh!!!!!" Barley mengamuk.
"Ternyata dia lebih murahan, lihat saja nanti apa yang akan ku lakukan pada mu, akan ku buat hidupmu seperti di neraka!"
"Aku benci pengkhianatan!"
Prank...prangkkkk
Kaca jendela pecah akibat di lembar Barley dengan benda keras.
Kamarnya berantakan seperti kapal yang hendak pecah.
Barley mengeram, matanya semakin menyulutkan dendam.
***
Ini sidang pertama bagi Santi, kini ia berada di depan rumahnya sedang menunggu kedatangan Arief.
Selama ini Arief yang mengantar dan menjemputnya, karna itu tugas yang di beri Andini kepada Arief.
Mereka tak menyadari jika Andini menjebak mereka berdua, agar mereka semakin sering jalan berdua dan semakin banyak bukti yang akan menunjukan jika mereka berselingkuh.
Mobil Arief terihat di depan pagar, dengan segera Santi menghampirinya.
"Maaf ya, aku terlambat," ucap Arief kepada Santi ketika ia mulai masuk kedalam mobil.
"Tidak apa-apa bang hari ini masih mediasi dan kurasa tuan muda tak akan hadir di persidangan," papar Santi.
"Oh iya Bang, setelah mengantar ku ke pengadilan Abang, langsung pulang saja, karna rencananya hari ini aku mau mengantar CV ke sebuah perusahaan." Santi.
"Oh baiklah, "sahut Arief.
Mereka pun sudah sampai di depan halaman kantor pengadilan agama.
Santi melepas seatbelt , "Terina kasih ya bang," ucap Santi.
"Ok, kamu hati-hati ya," ujar Arief sambil menyungingkan senyum manisnya.
"Iya Bang," sahut Santi dengan membalas senyuman Arief.
Santi keluar dari mobil Arief, ia pun menunggu Arief memutar mobilnya.
Keduanya saling melambai kan tangan ketika mobil perlahan menjauh.
Santi tersenyum seraya menurun kan tangannya, semakin hari ia semakin mengagumi pria tersebut.
Namun memang tak mungkin mereka berhubungan lebih dari itu, meski ia merasa tatapan Arief terhadap nya akhir-akhir ini terasa berbeda dari sebelumnya, itu sama saja membuat Arief berada dalam masalah besar.
Begitupun Arief ada rasa yang tak biasa yang ia rasakan saat bersama Santi, begitupun saat ia jauh dari gadis tersebut, namun sekali lagi ia harus menepis jauh-jauh perasaannya tersebut, mengingat siapa dirinya.
Mobil Arief memasuki gedung perkantoran PT, Raja Prawira group.
Komplek tersebut terdiri dari tiga gedung dan semuanya milik seorang CEObernama Hasta Raja Prawira.
Dengan berbagai bidang usaha perusahan tersebut berkembang, dari perusahan pengolahan makanan, sampai produk kesehatan dan kecantikan.
Sementara Barley ia lebih memilih usaha perhotelan, Cafe dan Restoran.
Sesampainya di lobi gedung utama, langkah Arief di cekal oleh dua orang bodyguart.
Kedua orang berpakaian serba hitam tersebut menghadang langkahnya saat akan memasuki pintu masuk.
"Ada apa ini?"tanya Arief tegas.
"Maaf tuan anda di larang masuk, atas dasar perintah tuan muda Barley." ungkap salah seorang dari mereka.
"Apa?" tapi kenapa?"tanya Arief tak percaya.
"Saya tidak tahu kenapa, kami hanya menjalankan perintah," ujarnya.
"Tapi saya direktur di perusahaan ini dan tuan muda sendiri yang telah mempercayakan saya menduduki jabatan sebagai direktur." Arief.
Kedua bodyguart tersebut diam seraya menunggu pergerakan Arief selanjutnya.
Arief melangkah kan kakinya, ia merasa kedua orang tersebut telah salah mencekalnya.
"Maaf tuan, kami bisa melakukan hal yang lebih dari ini jika anda masih memaksa masuk," ucap salah satu dari kedua bodyguart itu seraya menahan bahu Barley.
"Tapi kenapa? saya mau menemui tuan Hasta Raja Prawira, ingin menanyakan kejelasannya!" bentak Arief.
"Tidak bisa, ini sudah perintah langsung dari tuan muda Barley!"seru mereka.
Kemudian salah satu dari mereka mendapat telpon.
Dengan segera ia mengangkat telpon dari tuan muda tersebut.
"Hallo, ya tuan." Bodyguart 1
-
-
"Baik tuan, siap laksanakan perintah." Bodyguards 2
Pria yang berpakaian serba hitam tersebut menutup telponya.
"Maaf tuan Arief, tuan muda Barley meminta anda untuk menyerahkan kunci mobil dan segala sesuatu fasilitas yang sudah anda terima." ucap salah satunya.
Arief semakin kaget.
"Kalian tidak bisa seenaknya! saya akan kembalikan semua fasilitas yang di berikan tuan muda, tapi sebelum itu, ijin kan saya menemuinya terlebih dahulu, pasti sudah terjadi kesalah pahaman antara kami!" pinta Arief.
"Tidak bisa tuan!, tuan muda Barley tak ingin bertemu dengan tuan, dan sebaiknya anda segera keluar dari sini, karna kami bisa berbuat lebih tegas!"Bodyguard 2
Arief mendengus, "Ada apa ini sebenarnya? kenapa tiba-tiba tuan muda melakukan ini kepada ku, padahal selama ini ia tak pernah meragukan kesetian dan loyalitasku terhadap perusahaan ini," dengusnya.
"Mana kunci mobilnya?"tanya bodyguart tersebut seraya menadahkan tangan kepada Arief.
Arief merogoh jasnya, kemudian menarik kunci mobil dan menyerahkan nya.
Setelah itu ia pun pergi dari tempat tersebut.
Arief masih mengingat-ngingat kesalahan yang di buatnya, "Kenapa tuan muda berubah seperti itu, emangnya apa kesalahan ku?" gumannya sambil berjalan.
Kemudian Arief teringgat dengan Santi, "Apa mungkin ini ada hubungannya dengan Santi?"
"Ah, bisa jadi, gawat Santi dalam keadaan bahaya, aku harus menyusulnya." Arief meraih handphonenya berusaha menghubungi Santi, namun telponnya di luar jangakauan.
Ia pun menghadang jalan sebuah pengendara motor.
"Woi, mau mati ya?"tanya pengendara motor yang di hadang oleh Arief.
Untung saja pengendara tersebut tak begitu laju, hinga sempat melakukan pengereman nendadak hingga nyaris menabrak Arief.
"Pak, tolong antar saya ke gedung pengadilan agama sekarang," ucapnya dengan panik.
"Oh tidak bisa, saya bukan tukang ojek," tolok pria tersebut.
"Saya akan bayar mahal anda Pak," ucap Arief membuka dompet kemudian menyerah kan semua uang cashnya yang berjumlah sekitar dua juta tersebut.
Melihat uang yang di sodorkan Arief, pria tersebut langsung menyambar uang tersebut.
"Baiklah silahkan naik," ucapnya.
Arief pun naik,
" Cepat sedikit Pak!" seru Arief ia berusa mengejar waktu agar tak terlambat.
***
Setelah selesai dengan urusannya di gedung pengadilan agama, Santi keluar dari gedung dan berjalan menuju jalan raya.
Ia menunggu taxi online yang sudah di pesannya, tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di hadapannya.
Santi mencocokan plat mobil tersebut dengan plat mobil dari taxi yang menjemputnya, karna tak sama, ia pun mengabaikan mobil tersebut.
Santi berjalan agak menjauh dari mobil yang berhenti di depannya, sambil menunggu taxi yang ia pesan menghampirinya.
Namun, tiba-tiba saja ia merasa ada orang yang membekap mulutnya dan seketika pandangan nya menjadi gelap.
Bersambung.dukung author ya dengan like komen vote dan hadiah-hadiahnya.
sama aja barley nyakitin santi, menggunakan kesempatan yang ada.
terjeda bukan terjedah
bersikap...bukan bersikaf...