NovelToon NovelToon
Sang Penguasa

Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Tamat / Kultivasi / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur
Popularitas:21.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yudhistira

Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.

Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.

Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.

Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.


Penulis serampangan.
Yudhistira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Berakhirnya Pertempuran.

Di sisi lain.

Dalu Rong dan Heian Bai yang melihat Qing Ruo menjadi pusat serangan para jenderal pasukan iblis, bergerak membantu  Qing Ruo dan bertempur di sisinya.

" Saudara, terima kasih..." ucap Qing Ruo sambil  terus bergerak melepaskan serangannya.

" Dalu Rong,  Heian Bai, terima kasih..." suara Luo Xing berbicara dalam pikiran mereka.

" Baik jenderal, kami berdua akan melindunginya," ucap Dalu Rong dan Heian Bai bersaman, sedangkan  Qing Ruo yang tidak mengetahui rencana mereka terus bergerak dengan ganas, dan menyerang dengan  brutal.

Argh... Baj***n itu dilindungi semi abadi  tingkat lima," ucap Mogui Zuixiao mengumpat, menatap Qing Ruo yang didampingi oleh Dalu Rong dan Heian Bai.

Dua belas jam kemudian, pertempuran tanpa henti itu membuat kedua belah pihak mulai sama-sama kelelahan,  namun di pihak pasukan iblis kini tidak  tersisa sedikitpun para pendekar tingkat Kaisar Dewa.

" Argh..." Mogui Wangzi meraung murka, menatap pasukan Jubah Emas dan Pasukan Pelindung  Benua Teratai hitam dengan sorot mata penuh kebencian, terlebih lagi pada sosok Qing Ruo.

" Para Jenderal Mari kita mati bersama!" Teriak Mogui Wangzi   memanggil puluhan jenderal yang tersisa, yang merupakan para pendekar semi abadi tingkat satu hingga tingkat empat, berkumpul membentuk lingkaran.

" Para jenderal, menjauh. Teknik penghancuran tubuh iblis...!"  teriak Qing Ruo mengejutkan  para jenderal pasukan jubah emas dan jenderal pasukan pelindung benua teratai hitam, membuat Mogui Wangzi dan Mogui Zuixiao sekali lagi begitu murka.

" Segel langit!" ucap Luo Xing, bergerak bersamaan kedua Jenderal utama lainnya sambil membuat segel tangan secara bersamaan.

" Swhus....."  Balok-balok  emas raksasa  muncul dari kehampaan, membentuk kubus balok emas, dan  mengurung Mogui Wangzi beserta rombongannya yang sedang berkumpul di tengah bola jaring emas raksasa.

" Segel!" teriak Luo Xing.

" Swhus...swhus...." puluhan  para Jenderal serta ratusan prajurit yang tersisa mengirimkan kekuatan pada perisai emas itu, tanpa terkecuali Qing Ruo, Bai Xin  dan pasukan pelindung Benua  Teratai Hitam juga ikut mengirim kekuatannya.

" Dhuar..." ledakan dahsyat menggetarkan perisai emas tersebut, dan merusaknya, bahkan ratusan  prajurit tingkat rendah, yang merupakan para pendekar tingkat dewa surga, hingga tingkat kaisar dewa yang ikut membantu mengirimkan kekuatan pada perisai emas itu, terlempar hingga puluhan meter dan melukainnya.

" Sangat kuat. Ledakan ini bahkan mampu menghancurkan seperempat  benua teratai biru." Qing Ruo membatin, sambil menatap ratusan ribu prajurit jubah  emas dan pasukan pelindung benua teratai hitam yang tersisa,  yang tampak begitu kelelahan.

" Apakah ini sudah berakhir...?" tanya seorang rajurit pada temannya.

" Sepertinya demikian," ucap Luo Xing, sambil meminta pasukan itu bergerak menjauh sebelum mereka membuka perisai balok-balok emas raksasa tersebut.

Setelah prajurit beserta para Jenderal pasukan menjauh, Luo Xing dan kedua Jenderal utama itu lalu membuka kurungan emas itu secara perlahan.

Tampak hanya ada kekosongan, yang diserta debu yang langsung tersapu, membuat pasukan itu seketika bersorak gembira.

" Semuanya telah berakhir. Sebelum kembali, pulihkan diri kalian..." ucap Luo Xing memberi perintah.

" Terima kasih jenderal...." sambil bergerak menuju piringam emas raksasa yang ikut melebar, menampung seluruh prajurit yang ada di tempat itu.

Luo Xing, dan kedua Jenderal utama, serta para Jenderal lainnya,  bergerak menuju tempat peristirahatan yang telah disiapkan oleh pasukan secara khusus untuk memulihkan diri. Sedangkan  Bai Xin, lalu mengerahkan pasukannya untuk berkumpul sebelum meninggalkan tempat itu.

" Swhus..." Qing Ruo menghampiri  Jinse dan Liong Hei yang berada di dalam kerumunan itu.

" Tuan..." menyapa Qing Ruo dengan hormat.

" Bagaimana keadaan kalian?"

" Tuan, kami baik-baik saja..." jawab Liong Hei, yang diikuti anggukan Jinse.

" Syukurlah.." sambil meminta mereka berdua untuk mengikuti rombongan pasukan pelindung Benua teratai Hitam.

" Tunggu aku di perbatasan daratan Kehampaan Abadi," ucap Qing Ruo sambil meminta mereka  bersembunyi di tempat itu.

" Baik Penguasa..."

Tidak lama kemudian, Bai Xin yang telah selesai mengarahkan pasukannya,  lalu berpamitan pada Luo Xing dan para Jenderal pasukan langit lainnya, dengan perlahan bergerak meninggalkan tempat itu.

" Saudara Qing Ruo," ucap Heian Bai dan Dalu Rong menghampiri Qing Ruo yang berpura-pura hendak bergerak meninggalkan tempat itu.

" Saudara, bicaralah..." ucap Qing Ruo ramah.

" Apakah suadara akan pergi? kami berdua ingin mengenalkan saudara pada jenderal besar," ucap  Heian Bai.

Qing Ruo menganggukkan kepalanya menatap mereka dengan ramah.

" Saudara Heian Bai, saudara Dalu Rong, terima kasih atas niat baik kalian, namun aku rasa itu juga percuma, karena aku juga tidak bisa kembali ke daratan ilahi. Aku Qing Ruo akan selalu mengingat kalian. Sampai jumpa di lain kesempatan....," ucap Qing Ruo tiba-tiba menghentikan kata-katanya saat seorang komandan pasukan menghampiri mereka.

" Jenderal Heian Bai, jenderal Dalu Rong, Jenderal besar memanggil, dan meminta jenderal untuk membawa tuan ini untuk menghadap.." sambil menangkupkan tangannya dengan hormat.

" Baik, kembalilah. Kami akan memyusul," jawab Dalu Rong sambil menatap Qing Ruo yang tampak ragu.

" Saudara, ayolah," ucap Dalu Rong dengan penuh semangat tetapi dengan wajah ragu.

" Suadara, bicaralah," ucap Qing Ruo.

" Saudara, kebetulan sekali. Ini adalah kesempatan saudara untuk  menemui jenderal besar, dan kembali ke daratan Ilahi, teapi..." ucap Dalu Rong ragu. 

" Bicaralah..." ucap Qing Ruo penasaran.

" Jenderal Besar Luo Xing, mungkin menyukai saudara, tetapi tidak  dengan jenderal Kongqi Chu dan Jenderal Baoyang Ran..." berbicara melalui telepati sambil mengarahkan pandangannya pada  dua jenderal yang duduk bersama Luo Xing.

" Mengapa bisa demikian?" tanya Qing Ruo heran.

" Mereka berdua adalah Jenderal kepercayaan Kaisar langit Baoyang Tian. Dan mereka sangat tidak senang pada para jenius..." ucap Heian Bai, membuat Qing Ruo tertawa kecil.

" Suadara, ini serius..."

" Aku tahu, tetapi kata jenius itu..." ucap  Qing Ruo terkekeh.

" Hais, saudara ini. Mereka sangat tidak suka pada seseorang yang  bisa mengancam keberadaan mereka..." Heian Bai menjelaskan.

" Lalu apa yang harus aku lakukan?"

" Kami berdua ingin saudara mengaku sebagai orang dari Klan Shen Shandian Luo. Alasannya, jika saudara mengaku berasal dari  klan kecil di luar klan utama,   aku yakin mereka berdua  tidak akan memberi wajah, bahkan kesempatan saudara untuk kembali ke dataran ilahi akan sangat  sulit..." Dalu Rong menjelaskan.

" Benar, tetapi-"

" Ambilah, aku secara tidak sengaja melakukannnya," ucap Heian Bai memberikan cincin penyimpanan pada  Qing Ruo dengan cepat, yang berisi lencana dari prajurit Klan Luo yang mati dalam pertempuran sebelumnya.

" Baik saudara,  terima kasih..." sambil bergerak meninggalkan tempat itu.

****

Di atas piringan emas raksasa.

Luo Xing, Baoyang Ran dan Kongqi Chu duduk dengan tenang, berbincang-bincang santai sambil mendengarkan laporan dari masing jenderal.

" Lapor Jenderal, jumlah pasukan yang tersisa sebanyak seratus tiga puluh lima ribu orang.  Delapan puluh ribu luka ringan dan dua puluh lima ribu luka berat..."

" Itu berarti kita kehilangan seratus enam puluh lima ribu prajurit," ucap Kongqi Chu sambil  menggelengkan kepala.

" Benar, tetpi pihak musuh bahkan kehilangan lima ratus ribu prajuritnya..."  ucap Luo Xing.

" Baik, perintahkan mereka yang tidak terluka untuk membantu para petugas medis. Karena semakin cepat kita pergi maka semakin baik," ucap Baoyang Ran.

" Baik jenderal," jawab sang komandan  lalu meninggalkan tempat itu.

Tidak lama kemudian,  Qing Ruo, Dalu Rong dan Heian Bai  tiba di tmpat itu.

" Jenderal..." ucap Qing Ruo dan rombongannya memberi hormat.

" Kemarilah...!" ucap Luo Xing, menyambut kedatangan mereka dengan ramah,  sambil mempersilakan mereka duduk pada kursi yang tersedia.

" Jenderal Heian Bai, Dalu Rong, terima kasih..." ucap para jenderal itu lalu menatap  Qing Ruo yang masih terdiam.

" Jenderal, Aku Luo Ruo," ucap Qing Ruo memperkenalkan diri, menangkupkan tangannya dengan hormat.

" Luo Ruo, terima kasih," ucap Luo Xing, Baoyang Ran dan Kongqi Chu satu persatu, sambil menangkupkan tangannya, membuat Qing Ruo berdiri dari kursinya.

" Jenderal, ini... Aku tidak pantas mendapat hormat dari kalian..." sambil menangkupkan tangannya dengan hormat.

" Luo Ruo, kemenangan ini semua berkatmu,"  ucap Luo Xing dengan gembira. 

" Jenderal, ini berkat kerja sama semua orang, bahkan mereka yang telah tiada. Tanpa hal itu, mustahil ada kemenangan..." Qing Ruo merendah, membuat Luo Xing semakin menyukainya.

" Baiklah... baiklah. Jenderal Heian Bai, Dalu Rong, silakan beristirahat dan pulihkan diri kaliam," ucap Baoyang Ran.

" Baik jenderal..."

" Saudara Luo Ruo, kami pergi dulu..." ucap Heian Bai sambil bergerak meninggalkan tempat itu.

" Jenderal, bagaimana dengan hamba?." tanya  Qing Ruo dengan heran.

" Luo Ruo,  kamu tetap disini. Ada beberapa  hal yang ingin kami bicarakan denganmu," ucap Baoyang Ran serius.

" Baik Jenderal," jawab  Qing Ruo dengan tenang.

Setelah Dalu Rong dan Heian Bai benar-benar pergi, Baoyang Ran lalu menyegel tempat itu, membuat Qing Ruo yang sebelumya begitu tenang tampak begitu terkejut.

1
Evrasakha
Badugun? Badigun? Badigin?
Evrasakha
Boong banget
syahrizal aziz
Kecewa
syahrizal aziz
Luar biasa
Evrasakha
Bukannya malah aman kalo di tinggikan
Rudy Rudy
Lumayan
Zee
mngkin piringan ini yg dilihat oleh orang2 bumi yg disebut sbgaI pesawat UFO ? mgkin klan Jin ini yg prnah dtang 😀😀
Zee
mngkin mreka yg mmbangun piramida mesir yaa 😀
Zee
pada saat patriak mnyebutkan bumi/dunia fana kpda Qing Ruo, dia gak tau bhwa gue sbagai slahsatu pnduduk bumi itu sdang membaca cerita n dialog mereka saat ini 😀😀😀😀
Rudy Rudy
Lumayan
Lilyana
maaf ya aku nggak bisa komen apa-apa nih selain aku ingin bilang bahwa cerita ini sungguh luar biasa banget para pejuangnya para kisah-kisahnya ceritanya sungguh mendalam maksudku ya itu aja
Edi Sarnen
Kereeeeennnn... Aku suka
Susanwi Fung
wah sombongnya...
Roni Sakroni
lanjutkan lagi thor
Roni Sakroni
luar biasa
Roni Sakroni
membunuh cucu sendiri
Roni Sakroni
licik atau cerdas memanfaatkan kekuatan pihak lain untuk kepentingan pribadinya.
Roni Sakroni
bagus hajar saja pengganggu
Roni Sakroni
semangat
Roni Sakroni
terlalu Lambat jln ceritanya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!