Anjani Berliana Putri seorang pelayan pengganti yang harus bekerja di sebuah rumah Majikan ibunya yang terkenal sangat kaya raya di seluruh Negeri ini,
Tak di sangka hal buruk terjadi pada dirinya,ia harus mengandung anak dari putra pertama sang penguasa tanpa adanya ikatan pernikahan.
Hal besar ini ia sembunyikan, dan demi keselamatan kelurganya, demi menghindari ancaman besar yang akan merugikan keluarga kecilnya.
Namun tak kunjung lama, setelah beberapa waktu ia menyembunyikannya kejadian ini tetap terungkap juga...,
Hingga ia harus terikat di sebuah pernikahan paksa dengan Tuan Devino, namun pernikahan ini tidak di harapkan oleh keluarga besarnya, Termasuk Tuan Besar sendiri Ayah dari Tuan Devino,
Namun apakah rasa cinta ini akan muncul dan menyelimuti Keduanya yang sudah menjadi sepasang suami istri.
Apakah kebersamaan mereka setiap harinya akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang?..
Entahlah,...
Apa kalian penasaran?,yuk jangan lupa ikuti cerita baruku yah!..
Salam hangat,
Sagita Chn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lumayan
Setelah Anjani selesai berganti pakaian ia langsung keluar dari ruangan gantinya.
Wanita itu tampak mempersiapkan alat make-up yang begitu banyak dia atas meja rias.
Melihat Nona muda keluar dari ruangan ganti langsung bergegas menghampirinya.
"Mari Nona, sekarang Anda duduklah!"
menuntun Nona mudanya dan mendudukkannya di atas kursi rias.
"Apa maksud semua ini?"Tanya Anjani bingung.
"Saya akan merias Anda Nona!, karena sebentar lagi akan sarapan pagi bersama keluarga,jadi Tuan Muda menyuruhku untuk merias Anda!".
"Tapikan ini hanya sarapan kan?.."
"Hust..!, Nurut saja Nona!"
Apa-apaan si?, sarapan pagi saja harus berdandan...
Perias itu menata rambut Anjani dengan baik dan menggelung-nya,
Tampilan ini tampak sangat cocok dengan bentuk wajah Anjani yang begitu manis,
kecantikannya tampak terlihat memancar dengan balutan mek-up transparan yang mewarnai wajahnya.
"Apa aku sangat jelek?"
Tanyakan sepontan menatap dirinya di depan cermin melihat kearah wanita yang sudah meriasnya ini.
Wanita itu langsung terseyum menatap Nona mudanya sambil menggelengkan kepalanya.
*Jelek dari mana Nona?
Anda terlihat cantik sekali,
bahkan tubuh anda saja seperti seorang model, begitu ideal*..
"Anda sangat cantik Nona!, saya tidak berbohong, memang ada yang bilang kalau Anda jelek?"
Tanya wanita itu sambil tersenyum tidak percaya menatap Anjani.
Ada, lelaki itu,
lelaki brengsek itu..
"Sudahlah lupakan!,aku hanya mencoba menilai diriku sendiri!"Terseyum palsu di hadapan wanita itu.
"Cklekk...!"
Pintu tampak terbuka, Tuan Muda telah kembali,
Tentu saja ia langsung menatap Anjani yang terlihat begitu berbeda dari yang ia bayangkan sebelumnya.
Itukah dia...
Sial!, kenapa dia lebih cantik dari apa yang aku bayangkan...
Mencoba mengalihkan pandangan ke arah lain, Tuan Muda mencoba cuek dan biasa saja melihat tampilan Anjani yang terlihat begitu memukau.
"Kau sudah selesai?"
"Sudah Tuan Muda!"
"Kalau begitu pergilah!"perintah Devino kepada wanita itu.
"Baiklah Tuan Muda,Nona,saya permisi!"
Hey.. hey aku saja belum berkenalan dengannya,
kau sudah mengusirnya dari sini..,
Anjani hanya bisa terdiam melihat kepergian penataan rias itu sambil menatap suaminya kesal.
"Bisakah kau berhenti menatap ku dengan mantan mu yang jelek itu!"
Bisik Dev di telinga Anjani sambil menuntunnya Keluar ruangan.
"Lepaskan!,kau..kau...mau membawaku kemana?,dan satu lagi!, siapa suruh mau menikahi wanita jelek sepertiku..!"
Anjani mencoba melepaskan genggamannya karena merasa begitu kesal.
Wanita aneh...,
aku beri tanggung jawab malah ia tidak terima..
Devino hanya menatapnya kesal,
"Diam!, dari pada kau menimbulkan masalah nantinya!, ikuti saja aku!"
Devino menuntun Anjani menuju ke arah meja makan, semua Anggota keluarganya sudah duduk di situ.
Pandangan semua orang juga tertuju kepada keduanya, termasuk Daniel dan Diva.
Melihat kakak Iparnya yang terlihat cantik membuat Daniel melirik.
Cantik juga Pelayan itu,
benarkah itu dia...
lumayan juga,
Salah satu pandangan yang tidak bergeming sama sekali adalah Tuan Besar,ia sama sekali tidak menatap keduanya yang sedang berjalan menghampiri meja makan.
Dia membawaku kemari,apa dia tidak mengerti juga kalau keluarganya tidak ada yang menyukaiku...
apa dia tidak waras,
Menggenggam erat tangan suaminya, Anjani merasa tegang untuk menghadapi orang-orang yang ada di rumah ini.
Merasakan genggaman tangan Anjani yang begitu erat membuat Devino meliriknya.
Apa dia takut..
Devino menggenggam tangannya erat juga untuk memberi ketenangan kepada istrinya.
Keduanya terus berjalan menuju ke meja makan.
Anjani yang melihat tingkah suaminya ini membuatnya melirik.
"lihatlah!, bukankah aku begitu baik?, seharusnya kau berterimakasih kepadaku Nanti!"
Bisikan pelan Devino ke telinga istrinya yang sedang di gandeng itu.
Mendengar perkataannya Anjani merasa begitu kesal, namun ia mencoba menahan rasa kesalnya itu karena dia sendiri juga sedang merasa sangat tegang kali ini.
Berterimakasih?,
kepada orang yang telah merebut kehidupan ku...
apa aku tidak salah dengar Tuan Muda,
Langsung mendekat ke arah kursi duduknya, tidak ada kursi untuk Anjani yang seharusnya berdampingan dengan suaminya disitu, yang jelas Diva tidak ingin bergeser dari duduknya yang berdampingan dengan kakaknya itu.
"Diva!,kau tidak tahu tempat duduk siapa itu?"
Tanya Devino yang sudah melotot tajam menatap Adiknya,Diva tidak menjawab apapun, dengan muka masanya ia bergeser meninggalkan tempat duduk yang seharusnya menjadi milik Anjani kali ini.
Lihat kakak benar-benar menyebalkan sekali sekarang..
"Apa yang kau lihat?"Devino menatap tajam Daniel yang juga tak berhenti menatap istrinya.
"Cih..."Daniel hanya tersenyum sinis.
Aku tahu kau pasti sedang terpana melihat Anjani kan...
Devino yang masih menatap sinis Daniel.
"Sudahlah Devino duduklah!"Ibu yang sudah tidak betah dengan semua ini.
Wanita itu...,
berani sekali dia berdadan seperti itu,
dia pikir... dia di harapkan di keluarga ini hah?..
"Penampilanmu lumayan juga setelah menjadi istri putraku Anjani!"Mulut ibu mertuanya sungguh tidak tahan jika ia tetap terdiam saja melihat semua ini.
"baju-baju yang kau gunakan juga terlihat mahal,kau pasti sangat senang memakainya!"
Sindiran keras yang di berikan ibu mertuanya kepada Anjani
Jahat sekali mamah mengatakan semua ini kepadaku...
Ibu mertuanya sejak tadi benar-benar menatap sinis Anjani, sementara Tuan Besar mulai berbicara.
"Tidak boleh ada yang berbicara ketika berada di meja makan!, Untuk orang baru!,aku harap kau bisa bertingkah sopan dan santun untuk melayani suamimu!"
Memang apa yang aku lakukan sehingga dia membicarakan sopan dan santun...,
perasaan dari tadi aku terdiam bukan....
Anjani menjadi bingung menatap Tuan Besarnya, namun ia mencoba untuk mendengarkan perkataanya.
"Biasakan menyapa terlebih dengan orang yang pantas kamu hormati!"
"Maaf Pah,Mah, kedepannya aku akan..."
"Ini bukan kesalahan Anjani Pah!!,ini kesalahanku!, karena aku belum memberitahunya tentang seluruh peraturan di rumah!, jadi wajar saja jika dia tidak tahu!"
"Aku tidak menyuruhmu berbicara!,Aku juga sedang memberitahunya Devino, tidak sembarangan orang untuk menjadi menantuku di keluarga ini!"
Anjani merasa begitu sakit setelah ia mendengar ini semua,ia langsung berdiri dan menganggukan kepalanya meninggalkan meja makan begitu saja.
Aku baru dua hari disini tapi rasanya sudah begitu sakit,
mereka pikir aku mau masuk ke rumah ini dan menjadi anggota kelurganya hah...
Aku juga tidak mau,
aku juga tidak mau...
Menitikkan air matanya dan berjalan menuju ke kamarnya untuk mencoba menenangkan dirinya.
"Braghh..."
Hentakan yang di berikan Dev di atas meja makan benar-benar membuat semua orang kaget.
"Sikap kalian benar-benar keterlaluan!, seharusnya kalian mengerti saat ini, dia itu adalah istri Devino sekarang!"
Pergi meninggalkan meja makan untuk menyusul istrinya.
"Hiks...hiks..."
Mencoba menahan air matanya, namun air mata itu tetap ingin keluar dari matanya, hingga berulang-ulang Anjani mengusap air mata itu untuk menghilangkannya, namun masih saja berlinang.
"Anjani..!"
Panggil Devino pelan yang sudah berdiri di belakangnya.
"Pergilah!, pergi!,aku mohon pergi dari sini!"
merasa begitu sakit dan berusaha mengusir suaminya dari hadapannya, namun tenaganya tidak mampu menggeser tubuh suaminya sedikit pun.
"Aku bilang pergi!"menatap Devino dengan mata berlinang-nya, Devino menahan tangan Anjani yang mencoba mengusirnya.
"Jika kau tidak ingin pergi!,maka aku yang akan pergi dari sini!, lepaskan!"
mencoba melepaskan genggamannya, karena Anjani begitu merasa sakit hati dan kesal.
"Tidak..tidak akan!"jawab Devino menatapnya lekat.
"Kau tidak dengar tadi?,kau benar-benar ingin menyiksaku? .., lihat keluargamu yang angkuh itu!, kalian pikir aku mau berada di sini hah?,aku juga tidak mau!,aku juga tidak mau!,apa kau dengar!,hiks..hiks...!, lepaskan aku!"sambil terisak,Ia masih meronta-ronta mencoba melepaskan genggamannya.
"Dan ini!" mencoba merusak riasan itu dari rambutnya, namun Devino mencegahnya.
"Apa yang kau lakukan?"
" lepaskan!"Anjani berusaha untuk merusak riasannya.
"Kalian pikir aku senang berpenampilan seperti ini!"
"Jangan!"Teriak Dev seketika.
"kenapa?,lepaskan!, biarkan aku pergi dari sini?,aku juga tidak ingin berpenampilan seperti ini!.."
masih berusaha meronta-ronta dan mencoba untuk merusak riasannya dengan tangan yang masih di genggaman suaminya itu.
Melihat tingkah istrinya yang terus melawan membuatnya terpaksa untuk memojokkannya ke atas tempat tidur dan menidurinya agar ia terdiam.
"Haaa...."merasa kaget dan jantung Anjani mulai berdegup kencang, sementara Devino menatap Anjani dengan lekat di atas ranjang.
Karena kau terlihat cantik saat ini...
Menatap istrinya lekat,
Apa yang aku katakan..
Menyesali perkataannya.
"Aku akan mengajakmu pergi!, jadi jangan rusak riasan-mu!"
Langsung berdiri dari ranjang meninggalkan istrinya karena merasa terhipnotis dengan penampilannya itu.
gk percaya dech
anjaniiii
klo jebret ky karet
sukses
semangat
mantap