Athar mempunyai seorang sahabat yang juga merupakan saudara dari pihak Bunda nya yang bernama Kimmy.
Diam-diam, Athar menaruh perasaan dengan gadis yang dari kecil selalu bersama dirinya itu.
Namun, sayangnya Kimmy tidak menaruh perasaan yang sama dengan Athar. Bagaimana cara Athar mendapatkan cinta dari gadis impiannya itu?
Ikuti kisahnya dan jangan lupa dukungannya ya readers 🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon de'rini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17# Siklus manusia
"Malam Om, Kimmy nya ada?" Tanya Farhan, saat melihat Papa Bobby muncul dari balik pintu rumah Kimmy.
"Farhan, masuk," Ucap Papa Bobby sambil mempersilahkan Farhan untuk masuk.
"Terima kasih Om," Ucap Farhan. Lalu, lelaki itu masuk dan duduk di sofa ruang tamu, di susul oleh Papa Bobby yang baru saja selesai sholat Isya.
"Dari mana kamu? tumben ke rumah Om?" Tanya Papa Bobby.
Farhan tersenyum grogi. Lalu, ia menatap Papa Bobby dengan malu-malu.
"Dari rumah Om, saya sudah janjian dengan Kimmy. Mau mengajak Kimmy jalan-jalan Om, soalnya saya malam minggu mau kembali ke Belanda," Terang Farhan.
Papa Bobby mengangguk paham. Ia menatap lelaki muda yang terlihat sangat jelas sangat menyukai anak gadisnya. Papa Bobby pun tersenyum, ia mengingat lagi saat ia pertama kali bertemu dengan Engkong Mamat, untuk mengejar cinta Mama Nia.
Waktu begitu cepat berlalu, mungkin kalau anak-anak muda jaman sekarang di ceritakan kisah perjuangan Papa Bobby saat cinta Mama Nia, pasti akan tertawa terbahak-bahak, mengingat betapa nekatnya Papa Bobby sang brondong yang masih sekolah, mengejar cinta Tante cantik berusia tiga puluh dua tahun.
"Hmmm, Kimmy nya ada Om?" pertanyaan Farhan, membuyarkan lamunan Papa Bobby yang mengingat kisah masa mudanya.
"Oh, Kimmy belum pulang, mungkin terjebak macet. Dia kan sekarang lagi Praktek Kerja Lapangan di pabrik mobil," Ucap Papa Bobby.
"Oh begitu," Sahut Farhan yang terlihat salah tingkah.
Farhan mungkin lebih menjaga-jaga sikap saat di depan Papa Bobby. Berbeda dengan Papa Bobby dulu saat menghadapi calon mertuanya. Papa Bobby sangat santai dan apa adanya. Ia langsung menganggap Engkong Mamat dan Emak Romlah sebagai orang tua kandungnya saja. Jadi, tidak ada jarak dan harus bermanis-manis sedemikian rupa.
"Hmm, apa kabar Om?" Tanya Farhan yang tampak tidak tahu akan berbincang apa dengan Papa Bobby.
"Alhamdulillah, baik," Ucap Papa Bobby singkat.
Lalu hening.. .
"Siapa bee?" Tanya Mama Nia dari arah ruang keluarga.
"Ini si Farhan," Sahut Papa Bobby.
Mama Nia muncul dengan masih mengenakan mukena, lalu ia tersenyum kepada Farhan.
"Tante," Sapa Farhan sambil menghampiri Mama Nia.
"Eh Farhan, Kimmy nya belum pulang loh," Ucap Mama Nia.
"Iya Tante, Farhan tunggu saja deh. Karena Farhan sudah janjian sama Kimmy," Ucap Farhan.
"Ok deh, Tante buatkan minuman dulu ya."
"Ngggg.. tidak usah Tante....."
"Sudah gak apa," Ucap Mama Nia sambil berlalu ke dapurnya.
Farhan kembali duduk dan menundukkan wajahnya. Ia tampak begitu grogi kepada Papa Bobby.
"Bagaimana kuliahmu?" Tanya Papa Bobby.
"Ba-baik Om, lancar."
"Semester berapa sekarang?" Tanya Papa Bobby lagi.
"Baru naik semester lima om," Ucap Farhan.
Papa Bobby hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam," Sahut Papa Bobby dan Farhan.
Kimmy tersenyum menatap Farhan, lalu ia berjalan kearah Papa Bobby dan menyalami Papa Bobby.
"Kok lama pulangnya?" Tanya Papa Bobby.
"Iya Pa, tadi macet banget," Sahut Kimmy.
"Ya sudah, kamu mandi dan segera kesini lagi, kasihan Farhan sudah menunggumu dari tadi," Perintah Papa Bobby.
Kimmy hanya mengangguk dan tersenyum kembali kepada Farhan. Dengan malu-malu, Farhan membalas senyuman Kimmy.
Setengah jam kemudian, Kimmy yang sudah selesai mandi dan berpakaian muncul kembali di ruang tamu dan bergabung dengan Farhan dan Papa Bobby.
"Sudah lama Bang?" Tanya Kimmy.
"Lumayan," Sahut Farhan.
"Ya sudah, Papa masuk dulu," Ucap Papa Bobby.
"Oh iya Om, saya mau mengajak Kimmy jalan-jalan, boleh Om?" Tanya Farhan.
Papa Bobby menghentikan langkah kakinya dan menatap Farhan dengan seksama.
"Asal jangan malam-malam pulangnya tidak apa-apa dan satu lagi, tolong jaga anak saya," Ucap Papa Bobby.
Farhan pun mengangguk dengan pasti, lalu ia menyalami Papa Bobby dan mengucapkan terima kasih.
Papa Bobby yang tadinya hendak masuk ke ruang keluarga pun, mengurungkan niatnya. Ia ikut melepas anak gadisnya yang hendak pergi bersama dengan Farhan. Papa Bobby tetap berada di teras hingga Kimmy dan Farhan sudah menghilang dari pandangan matanya.
Papa Bobby duduk di kursi beranda rumah peninggalan mertuanya itu. Lalu, ia termenung mengingat sosok Engkong Mamat yang begitu berwibawa dan bijak namun sangat asik diajak berbicara.
"Pak, apa aku bisa seperti Bapak? Melepaskan anak gadisnya dengan ikhlas kelak?" Gumam Papa Bobby.
Mama Nia datang menyusul Papa bobby yang sedang memandangi langit pada malam itu.
"Bee.. kenapa?" Tanya Mama Nia.
Papa Bobby menoleh kearah Mama Nia, lalu ia tersenyum dan menggapai tangan Mama Nia dengan lembut.
"Sini duduk," Ucap Papa Bobby sambil menuntun Mama Nia untuk duduk disebelahnya.
"Mikirin apa?" Tanya Mama Nia.
"Aku hanya rindu Bapak," Ucap Papa Bobby.
Mama Nia menghela napas panjang, lalu ia mencoba tersenyum.
"Sama, aku juga sangat merindukan Bapak," Ucap Mama Nia.
"Aku masih belum percaya, apa yang dialami Bapak dulu, sekarang aku yang mengalaminya."
"Maksudnya?" Tanya Mama Nia.
"Anak ku sudah gadis dan disukai banyak laki-laki, ada perasan waspada dan khawatir," Ucap Papa Bobby.
Mama Nia tersenyum, lalu ia mengusap tangan Papa Bobby dengan lembut.
"Siklus manusia memang begitu, dulu anak-anak, kini dewasa. Dulu muda, kini tua. Dulu ke kanak-kanakan, kini lebih dewasa. Dulu mendatangi anak gadis orang, sekarang di datangi anak perjaka orang," Ucap Mama Nia sambil tertawa lebar.
"Tapi, ada yang tidak berubah," Ucap Papa Bobby.
"Apa?" Tanya Mama Nia penasaran.
"Kamu,"
"Aku?" Mama Nia mengerutkan keningnya dan memandangi Papa Bobby sambil menahan tawanya.
"Iya, kamu. Dulu cantik, sekarang tetap cantik. Dulu kamu mampu membuat aku tergila-gila kepadamu, sekarang tetap hanya kamu yang bisa membuat aku tergila-gila."
"Gombal mu Bobby !" Ucap Mama Nia sambil tertawa geli.
"Ih, beneran loh Bee," Ucap Papa Bobby.
"Gombal !"
"Suer sayang,"
"Pretttt..!"
Mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak.
Papa Bobby memandang wajah Mama Nia yang terlihat memang awet muda. Lalu, ia mengusap pipi kekasih halal nya itu.
"I love you bee, sampai kapan pun, insyaallah," Ucap Papa Bobby.
Mama Nia membalas tatapan Papa Bobby dengan mata yang berkaca-kaca. Papa Bobby sangat mampu membuat Mama Nia merasa menjadi wanita seutuhnya, wanita yang digilai oleh pasangannya, wanita yang sangat dibutuhkan oleh pasangannya, wanita satu-satunya yang paling beruntung di miliki pasangannya. Begitulah, saking manisnya perlakuan Papa Bobby untuk Mama Nia dan hal itu bukan hanya semata-mata hanya didepan Mama Nia, Papa Bobby tetap mencintai Mama Nia dimana pun dia berada.
"I love you too, sayang," Ucap Mama Nia.
Papa Bobby merangkul dan mengecup kening Mama Nia. Lalu, mereka pun memandangi bintang yang sama, yang sedang bersinar terang di langit malam itu.