NovelToon NovelToon
Kebangkitan Zahira

Kebangkitan Zahira

Status: tamat
Genre:Wanita Karir / Pelakor jahat / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

pernikahan selama 20 tahun ternyata hanya jadi persimpangan
hendro ternyata lebih memilih Ratna cinta masa lalunya
parahnya Ratna di dukung oleh rini ibu nya hendro serta angga dan anggi anak mereka ikut mendukung perceraian hendro dan Zahira
Zahira wanita cerdas banyak akal,
tapi dia taat sama suami
setelah lihat hendro selingkuh
maka hendro sudah menetapkan lawan yang salah
mari kita saksikan kebangkitan Zahira
dan kebangkrutan hendro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KZ 35

Linda tersenyum kecil, lalu melirik ke arah Romlah.

"Lihat sendiri, Romlah... dia bahkan lebih cepat membaca situasi daripada kamu. Jangan terlalu hati-hati. Kalau kamu sampai dipecat, aku siap tampung kamu di perusahaanku—dengan jabatan tinggi."

Romlah mendengus, lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan mulai ambil lebih banyak model baju dari gudang desain. Toh aku juga malas dipimpin anak magang dari pusat yang sok tahu."

Linda mengangguk.

"Oke, kalau begitu… kita sepakat."

Zahira hanya mengangguk pelan, tak banyak bicara. Tapi matanya tajam, menyimpan rencana.

Tanpa menunggu lama, Romlah membuka suara lagi, nadanya lebih ringan,

"Ya sudah, Bu. Kalau semuanya sudah jelas… sekarang, mana uangnya?"

Linda tertawa pelan.

"Santai saja… ini uangnya," ucapnya sambil menyodorkan sebuah amplop cokelat tebal ke arah Romlah.

Romlah langsung mengambilnya tanpa ragu, lupa bahwa satu kesalahan kecil bisa menjadi senjata bagi Zahira untuk menjatuhkannya kapan saja.

,,

"Wow... hebat banget Bu Romlah," ucap seseorang dengan nada mengejek dari arah pintu masuk. "Ternyata ini orang yang membocorkan rahasia perusahaan ke pesaingku."

Ketiganya—Romlah, Linda, dan Zahira—serempak menoleh. Wajah mereka seketika menegang.

"Non... Nona Senja?" gumam Romlah, nyaris tak percaya.

Sementara itu Zahira membeku di tempat.

"Kenapa dia? Ini bukan bagian dari rencana. Harusnya polisi yang datang menyergap mereka. Kenapa malah Nona Senja?" pikirnya panik.

"Zahira!" bentak Romlah tiba-tiba, ekspresinya berubah penuh amarah.

"Berani-beraninya kamu menjual rahasia perusahaan kepada orang luar!"

Tanpa ragu, Romlah langsung mencoba membalikkan keadaan.

"Nona Senja, saya ke sini hanya karena mengikuti Zahira!" ucap Romlah cepat, menunjuk ke arah Zahira. "Saya memergokinya sedang menjual baju-baju kita secara ilegal kepada orang ini!"

Senja mengangkat alis, menatap Zahira, lalu kembali menoleh ke Romlah.

"Benarkah itu? Apa buktinya?"

Romlah dengan cepat menyahut, suaranya penuh kepanikan terselubung,

"Bu, coba cek CCTV di depan restoran ini! Lihat siapa yang datang lebih dulu! Saya hanya mengikuti dia. Dan saya melihat dengan mata kepala sendiri... dia sedang menyerahkan barang-barang dari konveksi kita!"

Zahira masih diam. Otot wajahnya menegang. Dia harus berpikir cepat—satu langkah salah, dan semua rencananya bisa berantakan dalam sekejap.

"Romlah, tenang saja… kenapa kamu panik menghadapi anak kecil seperti dia?" ucap Linda santai, berusaha tetap tenang meski situasi mulai tak terkendali.

Namun Senja menatap Romlah tajam, nada suaranya berat dan penuh kekecewaan.

"Bu Romlah… Anda berkhianat. Padahal saya sudah beri Anda kepercayaan dan jabatan tinggi."

Romlah buru-buru mengangkat tangan, wajahnya panik.

"Tidak, Bu! Bukan saya… saya hanya mengikuti Zahira. Dan saya memergoki dia sedang menjual baju reject. Saya cuma ingin menyelamatkan perusahaan!"

"Jangan menyalahkan orang lain, Bu Romlah," potong Senja tajam.

"Peristiwa ini sudah saya pantau hampir satu tahun. Sedangkan Bu Zahira? Bahkan belum sebulan bekerja di konveksi."

Wajah Romlah memucat. Ia tak bisa berkata-kata.

Senja melangkah perlahan mendekat, suaranya rendah tapi menusuk,

"Saya memang sudah tahu siapa pelakunya. Saya hanya belum punya bukti lengkap. Dan yang lebih menyakitkan… ternyata Ibu bukan sekadar menjual barang ilegal. Ibu sudah merusak sistem dalam perusahaan ini."

Kini seluruh ruangan hening. Linda mulai merasa tak aman. Zahira hanya duduk tenang, menatap Romlah dengan pandangan datar—karena pada titik ini, dia tahu, rencananya justru berjalan lebih baik dari yang ia harapkan.

"Ibu tahu…" ucap Senja, suaranya datar namun menyimpan luka mendalam, "perusahaan kita nyaris bangkrut hanya karena produk kita dituduh meniru brand RH. Kami kehilangan kepercayaan pasar… dan kerugiannya hampir menyentuh satu miliar rupiah."

Senja menatap Linda lurus, tatapannya menusuk seperti belati dingin.

"Dan sekarang semuanya sudah jelas."

Ia menarik napas dalam, lalu berkata dengan nada dingin tapi penuh kekuatan:

"Ternyata dalangnya adalah perusahaan RH sendiri. Perusahaan sebesar gajah… tapi sayangnya, memilih untuk menginjak semut."

"Hahaha... kamu terlalu naif, anak kecil," ucap Linda sambil tertawa meremehkan.

"Makanya jangan sok menentang perusahaan sekelas RH. Kami sudah berdiri puluhan tahun, dan kamu? Baru tiga tahun pegang kendali, sudah berani-beraninya mencoba merebut pasar kami?"

Nada angkuh Linda membuat Senja mengepal tangan, matanya berkilat menahan amarah.

"Kamu curang... pengecut... dan tidak tahu diri!" desis Senja geram.

Ia lalu beralih menatap tajam ke arah Romlah yang menunduk dalam ketegangan.

"Dan kamu, Bu Romlah... mulai hari ini kamu saya pecat. Bukan pengunduran diri. Tapi pemecatan secara tidak hormat!" ucap Senja tegas.

Suaranya menggema di ruangan, dingin dan final.

"Dan lebih dari itu... aku akan melaporkanmu ke pihak berwajib. Siapkan dirimu untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu di depan hukum."

“Hahaha… Romlah, kalau kamu bisa diintimidasi sama anak kecil seperti dia, lebih baik kamu jangan pernah mengaku kenal aku,” ucap Linda dengan nada menghina, matanya menyipit sinis. “Ingat, tawaranku bukan sekadar omong kosong.”

Romlah ikut tertawa, suara tawanya lebih mirip penyangkalan daripada keberanian sejati.

“Hahaha… betul juga, Bu Linda.”

Baginya semuanya sudah jelas—buat apa menghindar? Toh, lawannya cuma gadis remaja 17 tahun. Emang bisa apa anak seusia itu? pikirnya.

Romlah berdiri, wajahnya angkuh, lalu menatap Senja tajam.

“Ya sudah, silakan pecat saya, Bu. Nggak masalah. Tapi asal Ibu tahu, hampir setengah dari karyawan di pabrik itu adalah saudara saya. Dan kalau saya suruh mereka berhenti bekerja… coba bayangkan apa yang akan terjadi.”

Ancaman itu menggema di ruangan, tajam dan terang-terangan.

Namun Senja hanya menatap Romlah datar, lalu menghela napas pendek sebelum menjawab,

“Bu Romlah, Anda terlalu percaya diri.”

Ia melangkah pelan ke depan, kini matanya menatap langsung ke dalam mata Romlah.

“Ibu tahu kenapa saya membela Bu Rina selama ini?”

Romlah tampak bingung.

“Apa… karena kasihan?”

Senja menggeleng pelan.

“Tidak. Bukan karena kasihan. Tapi karena saya tahu satu hal penting: yang benar-benar bisa mengendalikan para karyawan… bukan Anda.”

Ia menyipitkan mata.

“Tapi Rina.”

Romlah tertegun. Tatapannya kosong, pikirannya penuh kekacauan. Ternyata Senja—anak muda yang selama ini ia remehkan—telah menyusun langkah dengan begitu rapi dan tak terduga.

"Tidak mungkin... Dia cuma anak kecil. Kenapa aku bisa kalah darinya?" gumamnya dalam hati, menolak kenyataan.

Namun mulutnya masih mencoba bertahan, meski suara mulai terdengar getir.

"Sudahlah… toh hampir semua desain produk ZA sudah aku jual ke RH. Mereka sudah mulai produksi, dan pakai mesin canggih. Mau apa kamu sekarang?"

Senja menoleh ke arah Linda, tatapannya dingin dan mengunci.

"Betulkah itu, Bu Linda?"

Linda tertawa angkuh, suara tawanya tajam menusuk ruang.

"Hahaha… benar sekali. Dan saran dariku, lebih baik kamu segera tutup perusahaanmu sebelum bangkrut total."

Namun Senja tersenyum tenang, senyuman yang tak pernah muncul kecuali saat kebenaran sepenuhnya ada di tangannya.

"Terima kasih atas pengakuannya."

Ia lalu menoleh ke pintu dan mengangkat tangan.

"Pak Polisi, mereka sudah mengaku. Silakan tangkap."

Dalam sekejap, beberapa polisi berpakaian sipil yang sejak tadi bersembunyi muncul dari balik pintu restoran. Suasana langsung berubah tegang. Wajah Romlah pucat, dan Linda mendadak terdiam. Tak ada lagi kesombongan di wajah mereka.

1
Ihay Hairunnisa
keren ceritanya.. perjalanan kehidupan...
itin
kok lama lama flat ya 🫣
zahira terlalu mulus sekali perubahannya
dan ceritanya hanya disitu situ ajjah. maap. maap. maap
itin
apa begitu kali ya jalan cerita dunia perpolitikan uang dan jabatan. menggulingkan terbukti yang bersalah mengangkat naik jabatan bagi sekutunya yang kemudian nanti akhirnya justru terbukti sebagai pelaku/oknum kejahatan. pdahal ini masih tentang garment belum yang lahan basah tapi banyak sekali intriknya 😁😄
itin
angga anggi seumuran kan ya dgn senja dan kembarannya tp knp pendidikannya kayak lbh tinggi senja ya. anak magang status pendidikan sdh S1 atau setara kan ya sesgkan anggi msih anak kuliah ingusan
itin
kampung mana ini tempat tinggalnya zahira sekarang kok bodoh semua penduduknya. patutlah adit bilang kliniknya bisa tutup krn satu hasutan sekampung percayaan ternyata memang sesempit itu pola pikir sekampungnya zahira tinggal.
itin
padahal ada kata bijak "SEBURUK BURUKNYA INDUNG KANDUNGMU MENGASUH TAPI BILA MENDADAK DIDIKAN YANG BAIK DARI ORANG ORANG TERDEKAT YANG MENGASIHIMU SEDIKITNYA BISA PUNYA SISI BAIKNYA ITU ANAK ANAK BEDJATT" 😁🫣🥺
itin
wkwkwkwkwk betapa sang khalik maha pembolak balik keadaan
yang dengan setia menguji mental dan keimanannya zahira dan setelah zahira mulai mengambil sikap atas ujiannya beliau langsung membayar kontan kesetiaannya zahira dengan kehancuran tanpa jeda untuk hendro ibunya dan kedua anak perselingkuhannya 😄😄

saya suka
saya suka

seperti real kehidupan didunia yang fana ini
itin
bertahan sampai 20 tahun? moon maap itu jelas karena zahira lemah. lemah akan kata cinta dan pengabdian. sudah jelas dari 10thn pernikahan ada noda tapi justru bertahan. cuman mungkin kata kata yang tepat "MEMANG SUDAH WAKTUNYA KEWARASAN MENANG DARI KATA KEWAJIBAN"
malaikat juga paham lah saat mencatat dibuku dosa manusia 😄
itin
sianida zahira. sianidakan mereka atau minyak bensin. sieamkan bensin itu ke mereka. sudah ada kok yg melakukannya 🫣🥺. sakitnya jadi zahira masya ampun deh
itin
maap kalau kebiasaan saya setiap memulai baca novel baru pasti dari end nya dulu.
jadi maksudnya disini angga dan anggi ini anak twinsnya ratna ya sedangkan anak kandungnya zahira ditukar titip hendro ke orang lain. demi apa si hendro lakilaki bedjat ini coba.
bab awal yang sudah bikin candu 🥰
Sona Muchsin
dua kata..Ruarrrr Biasaasa
olra
semangat thor
Nur Bahagia
naif banget kamu zahra 😔 ayo sadarlah.. bangkitlah lawan mereka semuaaa
Ria Gazali Dapson
allhamdulillah , hendro berjodoh dg ratna , sama² penipu ulung , bentar lgi juga ratna dn hendro kena penyakit kelamin , ganti² pasangan, ank² hidupnya juga ancur²an 10 x masuk sel , masih ja zahira yg kau hina², hendro bodoh
Soraya
mampir thor
Erna Fkpg
mending tinggalin aja keluarga tonik kayak gitu
Mr T
👍
Yuliati Soemarlina
itu karena kamu hendro..terlalu memanjakan mereka..anak istri pada dmn...
Muffin: Hai sahabat pembaca!
Aku baru aja rilis cerita baru berjudul “Menjebak Cucu Presdir” ✨

Cleona hanya ingin menyelamatkan ibunya dari penyakit mematikan, tapi sebuah kesalahan membawanya ke kamar Batara, CEO muda yang dingin dan penuh rahasia. Kini, hidupnya terjerat antara bahaya, rahasia, dan perasaan yang tak pernah ia duga. Apakah ini awal kehancuran… atau takdir yang menunggu?

🔥 Jangan lupa mampir dan ikuti kisahnya yaa~
total 1 replies
Yuliati Soemarlina
kamu hendro seenak jidat..inget zahira hanya perlunya saja..nyesel deh sdh mengacuhkan..ini lg hendro tertarik dg pembantu baru
Yuliati Soemarlina
adit kan dr..kenapa gak kerja di rs ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!