NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tak Pernah Ia Sangka

Cinta Yang Tak Pernah Ia Sangka

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Cintapertama
Popularitas:703
Nilai: 5
Nama Author: Ayunda nadhifa akmal

Rio seorang master chef yang menyukai seorang wanita penyuka sesama jenis
bagaimana perjuangan Rio akankah berhasil mengejar wanita yang Rio cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayunda nadhifa akmal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10

Rio berdiri di balkon hotel, angin malam meniup rambutnya. Wajahnya tegang, matanya penuh kepastian yang sudah lama ia tahan.

Alana datang dengan langkah percaya diri. “Rio? Kamu mau ketemu aku?”

Rio menatapnya tanpa senyum. “Aku mau bicara soal hubungan kita.”

Alana mengangkat alis. “Hubungan kita? Memangnya kenapa?”

Rio menarik napas panjang. “Aku… nggak bisa lagi sama kamu, Lan.”

Wajah Alana seketika membeku. “Maksud kamu… putus?”

Rio mengangguk, walau hatinya terasa berat. “Kita nggak sehat. Kamu sering bohong, kamu cuma datang pas butuh aku. Aku udah capek.”

“Dan itu karena Rey, kan?” suara Alana meninggi, matanya memanas. “Karena cewek itu?!”

“Ini bukan soal Rey,” Rio mencoba tenang. “Ini soal kita yang udah nggak jalan.”

Alana mendekat, memegang kerah Rio. “Kamu pikir kamu bisa pergi begitu saja? Setelah semua yang aku lakukan buat kamu?”

Rio melepas tangannya pelan. “Maaf, Lan. Aku udah mutusin.”

Alana menatap Rio seperti hendak menangis—tapi itu hanya topeng. Di balik tatapan itu ada amarah.

“Kalau kamu lebih pilih Rey…” bisik Alana dengan senyum dingin, “…kamu bakal nyesel.”

Rio berpaling. “Aku nggak takut.”

Alana tersenyum tajam.

“Tunggu saja.”

Alana Menyusun Jebakan

Beberapa hari kemudian, Alana menghubungi seorang pria—berpakaian rapi, wajahnya mudah diatur.

“Kamu cuma perlu mendekati Rey dan bikin dia keliatan kayak lagi pelukan sama kamu,” ujar Alana tanpa ragu.

“Kalau dia nolak?”

“Paksa sedikit. Aku urus sisanya.”

Pria itu mengangguk, tergiur bayaran yang Alana tawarkan.

Rey Dijebak

Hari itu Rey sedang menata bahan minuman di ruang loker ketika pintu mendadak ditutup seseorang.

Rey menoleh cepat. “Siapa lo?”

Seorang pria asing berdiri di sana, tersenyum aneh.

“Rey, aku cuma mau ngomong sebentar.”

Rey langsung waspada. “Gue nggak kenal lo. Pergi.”

Pria itu berjalan mendekat. Rey spontan mundur.

“Jangan sentuh gue,” kata Rey dengan nada dingin.

Tapi pria itu menarik Rey ke arahnya, seolah sedang memeluknya. Rey berusaha melepaskan diri—

Namun tepat saat itu…

Cekrek! Cekrek! Cekrek!

Kilatan kamera menyambar dari pintu kecil di atas loker.

Rey membeku.

Di balik kaca kecil itu, berdiri Alana, dengan ponsel terangkat, senyum penuh kemenangan di wajahnya.

“Alana?!” Rey memekik, kaget dan marah sekaligus.

Alana membuka pintu loker perlahan. “Aww… Rey. Ternyata kamu memang suka ya kayak gitu?”

“GUE NGA—”

Rey hampir berteriak, tapi suaranya tenggelam oleh tawa kecil Alana.

Alana memperlihatkan layar ponselnya: foto Rey yang tampak dipeluk pria itu, angle-nya dibuat seolah Rey menyambut pelukan itu.

“Rio pasti senang lihat ini,” ujar Alana dengan santai.

Rey menggeleng, napasnya gemetar. “Lo gila, Alana. Lo bener-bener gila!”

Alana mendekat, berbisik di telinganya, suaranya sangat pelan tapi menusuk.

“Rio milik aku. Bukan kamu.”

Rio Menerima Foto Itu

Setelah shift, Rio duduk di ruang istirahat, mengusap wajahnya yang lelah.

Ponselnya berbunyi.

Satu pesan masuk.

Dari Alana.

Ketika dibuka…

foto Rey tampak bermesraan dengan pria asing itu.

Rio membeku.

“Rey… apa yang kamu lakukan?” bisiknya, suara pecah.

Hatinya seperti diremas, dunia seakan runtuh di sekelilingnya.

Dan pada saat yang sama…

Rey berdiri sendirian di depan loker, memukul pintu dengan marah dan putus asa, air matanya jatuh tanpa bisa ia tahan.

“Rio…” lirihnya, “…tolong percaya aku.”

Namun foto itu…

seolah merenggut semua kepercayaan yang mereka bangun.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rio membanting pintu apartemen Rey begitu keras hingga suara dentingnya menggema lama. Nafasnya memburu—antara marah, kecewa, dan hancur.

Rey yang sedang mengganti jaket terlonjak kaget.

“Rio? Kenapa kamu—”

“Diam, Rey!” Rio membentak, suaranya pecah. Ia melemparkan ponselnya ke meja—layar menyala, memperlihatkan foto Rey dengan seorang pria, kepala Rey bersandar di bahu pria itu.

Rey terpaku. “Itu… bukan kayak yang kamu pikir—”

“Bukan?!” Rio maju, menatap Rey dengan mata memerah. “Kamu peluk pria itu, Rey! Kamu… kamu bersandar seperti kalian lagi—” suaranya tersendat, “—seperti kamu milik dia.”

Rey menelan ludah, merasa dadanya diremas rasa bersalah yang ia bahkan tak lakukan.

“Rio, aku dijebak. Pria itu tiba-tiba narik aku, dia mabuk. Aku dorong dia—”

“KEPALA KAMU DI BAHUNYA ITU JUGA BAGIAN DARI ‘DORONG’?!” Rio meraung, suaranya memantul di seluruh ruangan.

Rey gemetar. “Rio, tolong dengerin aku… aku ga pernah selingkuh! Aku cuma—”

“Aku MENINGGALKAN ALANA buat kamu, Rey!” Rio menepuk dadanya sendiri dengan keras. “Aku pilih kamu, gadis tomboy keras kepala yang aku pikir JUJUR! Tapi malah kamu—”

“Aku ga pernah minta kamu ninggalin siapa pun buat aku!” Rey memotong, suaranya meninggi, tapi matanya berkaca-kaca. “Aku hanya minta kamu percaya sama aku!”

Rio tertawa pahit. “Percaya? Setelah lihat ini?” Ia menunjuk foto itu dengan tangan bergetar. “Rey… kamu keliatan nyaman sama dia.”

Rey menggeleng berkali-kali, air matanya jatuh satu per satu. “Aku cuma sayang sama kamu, Rio. Cuma kamu…”

“Tapi kamu ga bisa jaga itu,” Rio berbisik, kini suaranya lebih sakit daripada marah. Seolah semua kekuatannya runtuh.

Rey melangkah maju, ingin menyentuh Rio, tapi dia mundur.

“Rio, jangan pergi. Tolong…”

Rio menatap Rey sekali lagi—tatapan hancur yang menusuk.

“Aku ga tahu harus percaya yang mana sekarang,” katanya lirih.

“Kesalahan siapa pun, kenyataannya tetap sama… foto itu ada. Dan aku—” Rio menelan emosi yang hampir memecah suaranya, “—aku sakit, Rey.”

Rey menggenggam ujung baju Rio, suaranya nyaris seperti anak kecil yang ketakutan.

“Jangan tinggalkan aku…”

Rio menutup mata, seakan harus mengumpulkan keberanian terakhir.

Ia melepas genggaman Rey, perlahan, satu per satu jari.

Dan Rio pergi.

Meninggalkan Rey yang jatuh berlutut di lantai, menangis tersedu, sementara foto palsu itu—jebakan Alana—masih menyala di layar ponsel, menghancurkan dua hati yang sama-sama saling mencintai.

Rey tampak menangis semalaman,ia tak bisa lagi mempertahankan hubungannya dengan Rio,terlebih Rio yang percaya bahwa foto itu benar ia dan pria asing itu berselingkuh.

Keesokan harinya Rey memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya,ia menatap Rio dari kejauhan.

Menatap pria yang ia cintai dan pria yang bisa menerima keadaan Rey gadis tomboy itu,air mata Rey menetes.

Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang,ia mulai berkemas,ia memutuskan untuk pindah dari kota tempat ia menemukan cinta sejatinya.

Rey ingin melupakan Rio,dan memulai hidup baru di kota lain,ia ingin membuka kedai kopi dan cake sesuai dengan keahliannya.

Rey melajukan mobilnya hingga ia sampai di sebuah kota yang mungkin saja orang lain tak akan mengenal sosoknya.

1
Dede Jangkung
mulai jatuh cinta
Blueberry Solenne
wah berarti sudah mapan ni
Dede Jangkung
bagus,semangat
Alna
salam kenal juga🙏
Alna
karena sekarang akhir zaman, jadi kita akan kembali ke zaman jahiliyyah kalo gak salah
Alna
mksud saya banyak temen saya yg buci
Alna
kalo aku biasa aja karena banyak yg jadi buci
Alna
gimana kalo sama adikku😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!