"Kenapa aku harus malu? Selama aku nggak nyuri dan ngemis, aku nggak peduli omongan nyinyir orang lain!."
Namaku Cantika Hidayat, anak pertama dari dua orang bersaudara.
Aku lahir dan besar di Kota Manado.
Ayahku anak perantauan dari Jakarta menikah dengan Ibu ku yang asli Manado.
Setahun setelah aku lulus SMA, ayahku meninggal karena serangan jantung yang membuat hidup keluarga kami terguncang baik dalam segi psikis dan finansial.
Ayahku yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang ojek, meninggalkan satu buah motor keluaran tahun 2000 dan rumah sederhana untuk kamu berteduh.
Dari sinilah cerita hidupku di mulai..
Namaku Leonardo Samuel Wijaya, ibuku biasa memanggilku Dodo.
Aku sempat protes padanya, kenapa tidak panggil Leon atau Sam saja. Tapi ibuku mengomel kalau dia tidak suka anaknya menjadi kebarat-baratan.
Aku heran, kalau tidak mau begitu lalu kenapa tidak memberi nama Santoso atau Endanu saja?
Tapi menurut eyang ku, nama itu diberikan oleh seorang peramal yang sempat dia datangi sebelum aku lahir kedunia.
Mereka mengatakan kalau nama itu akan mendatangkan keberuntungan untuk ku, dan aku malah berpikir sebaliknya.
Alih-alih beruntung aku selalu gagal dalam urusan percintaan. Kalau bukan diselingkuhi ya dipeloroti oleh kaum betina.
Entah karena memang aku yang bodoh atau aku yang memang selalu sial bertemu dengan kaum mereka.
Namun suatu hari saat aku tidak sengaja bertemu dengan nya, pemikiran ku tentang mereka berubah..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanda Anastasia Adam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tertarik?
Vote dulu..
Trus Like deh..
**********
Semalam setelah Dodo pulang dari rumah Cantik, lelaki itu senyum-seyum sendiri sepanjang perjalanan menuju rumah opa dan eyang nya.
Dia bahkan masih bisa mencium aroma wangi khas sabun kesehatan yang biasa dipakai Cantik bersama keluarganya.
Entah kenapa Dodo jadi suka dengan wangi sabun itu sekarang, padahal mantan pacarnya dulu tidak ada satupun yang mau memakai sabun macam itu.
Mereka biasanya akan mencari sabun yang beraroma wangi buah atau bunga, agar bisa membuat mereka lebih percaya diri.
Tapi, lagi-lagi Cantik memang berbeda di mata Dodo. Wanita itu punya daya tariknya sendiri untuk bisa menarik hatinya.
Tunggu.. Tertarik? Gue tertarik sama dia?
Dodo mendoer kepalanya sendiri, pikiran aneh macam apa itu pikirnya.
"Kenapa kamu mukul kepala kamu sendiri Do? Sakit kamu?."
Suara eyang yang ternyata belum tidur masih menonton TV, mengagetkan pria yang sedang berperang dengan batinnya sendiri.
"Astaga eyang.. bikin kaget aku aja ih..!", ucap Dodo sambil mengusap-usap dadanya.
"Kamu nya aja yang nggak liat, eyang dari tadi juga duduk disini dari sebelum kamu datang. Lagian kamu kenapa sih? Sakit kamu Do?", tanya eyang lagi penasaran, tidak biasanya cucu bungsu Laki-lakinya ini bertingkah aneh seperti tadi.
Dodo pun duduk di kursi sofa empuk dekat eyang nya, dia jadi teringat saat tadi dia duduk di kursi sofa lusuh dirumah Cantik. Rumah sederhana namun sangat nyaman ditempati.
"Ya ampun Dodo.. Muka kamu kenapa itu?."
"Yahh seperti kata eyang tadi, di gebukin aku.."
"Ha? Di gebukin? sama bapak nya tukang ojek itu? Siapa namanya..", tanya eyang mengingat-ingat.
"Cantik eyang.."
"Ah iya, Cantik. Kamu digebukin sama bapaknya?", tanya eyang lagi.
Dodo menggeleng, "Bukan sama bapaknya eyang, kalo sama bapaknya mungkin aku udah dirumah sakit ini.."
"Trus siapa?."
"Emaknya Cantik eyang, aku digebukin pake sapu lantai.." jawab Dodo lesu.
"Hahaha..." tawa eyang menggelegar di ruangan ini bersaing dengan kerasnya volume TV mereka.
Dodo berdecak malas karena eyangnya malah menertawakan cucunya sendiri yang sedang apes malam ini.
Lelaki itu mulai merasakan sakit di punggungnya setelah tadi mencoba menangkis pukulan Tanta Mar padanya.
"Eyang nggak bisa bayangin gimana sadisnya emak Cantik pas mukulin kamu pake sapu Do.." ujar eyang sembari mengusap sudut matanya yang mengeluarkan air karena terlalu banyak tertawa.
Dodo hanya melengos dan berdiri dari tempat duduknya.
"Eh.. mau kemana kamu? Udah di obatin muka kamu itu?."
"Udah eyang, tadi Cantik udah ngolesin salep sebelum aku pulang. Aku mau naik ke kamar, capek! Besok aku harus anterin Cantik ke rumah sakit buat kontrol tangannya lagi.."
Eyang manggut-manggut, "Baguslah kalo udah di obatin. Cantik masih baik berarti peduli sama kamu Do, tapi.. mereka nggak minta ganti rugi berpuluh-puluh juta kan?."
Dodo kembali duduk lagi di tempatnya dan menceritakan semuanya pada eyang.
"Wah.. nggak nyangka eyang, masih ada juga keluarga yang baik begitu Do. Apalagi si Cantik itu, duh.. eyang nggak bisa berkata apa-apa lagi sama dia", puji Eyang.
Dodo mengangguk, "Iya.. eyang bener. Yah meskipun dia galaknya minta ampun tapi gak neko-neko orangnya eyang. Dia menolak dengan tegas permintaan aku yang kedua itu, nanti setelah emaknya nyuruh baru deh dia iyain."
"Cewek tipe kayak Cantik itu memang punya prinsip dan pendirian tinggi Do, kamu harus perlakukan dia dengan baik nanti. Tipe dia mirip-mirip lah kayak eyang jaman muda dulu, susah di deketin sama Opa kamu. Galaknya juga sama kayak Cantik, anti sama cowok yang suka tebar pesona kayak kamu dan Opa kamu dulu", curhat eyang.
"Iya, iya.. semua sama kayak eyang jaman muda dulu.", ujar Dodo malas.
Semua hal memang senang di sama-samain oleh eyang nya ini. Dodo tidak bisa membayangkan gimana nanti kalo Cantik ketemu sama eyang nya, wanita berumur ini pasti akan terus membangga-banggakan dirinya sewaktu masih muda.
"Udah ah eyang.. Dodo mau ke kamar dulu.." ucap Dodo yang sudah berjalan naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Pembangunan dealer baru khusus motor miliknya sudah dimulai hari ini. Dodo tidak sempat mengeceknya langsung karena sibuk, galau dengan Cantik sehari ini.
Mungkin besok setelah pulang dari rumah sakit dia akan pergi kesana, sekalian mengajak Cantik makan siang pikirnya.
Dodo ingin kenal dekat dengan Cantik, dia ingin memastikan apa benar kalau dia sudah tertarik dengan wanita yang berprofesi sebagai tukang ojek itu, atau hanya rasa tanggung jawabnya karena tidak ingin terbebani dengan perasaan bersalah saja dihatinya.
Selesai mandi dan merebahkan diri di ranjang empuknya, Dodo mulai membuka ponsel.
Terlihat ada banyak pesan masuk yang belum dia sempat buka, yang paling banyak berasal dari Alice. Sepertinya wanita itu masih saja tidak menyerah ingin balikan lagi dengan dia.
Sama sekali tidak ada dalam kamus besarnya, jika dia mau kembali sama mantan. Prinsipnya kalau memang jodoh nggak mungkin jadi mantan!.
Apalagi mantan yang suka selingkuh seperti Alice, pacaran saja sudah diselingkuhi gimana nanti mereka menikah. Ih.. Dodo langsung bergidik, jangan sampe deh. Mending gue lebih fokus ke Cantik, iya.. Cantik.. wanita cantik yang dikenalnya berbeda dengan wanita lain, terutama para barisan mantan kekasihnya.
Dalam hati Dodo berharap agar Cantik tidak lagi galak padanya, dan juga menjaga jarak dengan nya besok saat mereka akan bersama pergi kerumah sakit.
Sementara itu, disebuah rumah sederhana dengan perabotan yang seadanya, Cantik sedang berguling diatas kursi sofa lusuh yang sama sekali tidak ada empuk-empuknya lagi.
Malam ini dia memutuskan akan tidur diluar, di depan TV ikan kembung yang masih menyala.
Bukan.. dia bukan sedang menonton acara yang disiarkan di TV, tapi sedang pusing memikirkan Dodo lelaki pendatang di kota ini yang suka memaksa.
Ucapannya pada Tanta Mar tentang dia yang akan bertanggung jawab sampai mau menikahi dirinya, membuat Cantik geli sendiri. Sampai segitunya Dodo mau meyakinkan Tanta Mar yang memukulinya menggunakan sapu lantai.
Cantik tidak habis pikir kenapa juga Dodo harus berucap seperti itu tadi.
Hah.. ya sudahlah, ini juga karena laki-laki itu sampai aku harus diam dirumah, memang sudah sepantasnya dia membiayai pengobatan tanganku sampai sembuh gumam Cantik dalam hati.
Sepertinya besok akan menjadi hari yang panjang, Cantik harus rela duduk bersama Dodo di dalam mobilnya untuk pergi ke rumah sakit.
Semoga saja lelaki itu berhenti memaksa kehendaknya pada Cantik yang tidak suka dipaksa.
...∆∆∆∆∆∆∆...
Kita lihat gimana sistem pemaksaan ala-ala Dodo yaa guys 🤭
********
Oo iya kemarin ada yang bilang kalo mereka nggak ngerti bahasa yang author pakai di novel ini..
Jadi guys, semua artinya ada yahh..
Ditulis dalam tanda kurung (..........)
Author sengaja pake bahasa Manado karena memang latar tempatnya sedang berada di Kota Manado..
Biar lebih ngena aja gitu percakapan nya..
Nggak mungkin kan author pake bahasa Jawa sedangkan mereka tinggal di Manado hehhe..
********
Dukung terus yukk karya author..
Sebarin bunga dan Coment mu dibawah yahh
Terima kasih 🌹🌹🌹🌹
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa
auto masuk favorit
ketagihan sm smua ceritamu thor ❤
ciri khas cwe manado malo2 mau😅😅
pdhl seru ja baca
🙏saya bingung bacanya