NovelToon NovelToon
Pria Gila Itu Milikku

Pria Gila Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: nona yeppo

Aku Shella, seorang gadis yang masih duduk dibangku sekolah Menengah Atas.

Berawal dari penolakan ibu dan saudariku yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dariku, membuatku berubah menjadi gadis yang tidak memiliki hati dan pendendam.

Aku juga bertekad ingin merampas apa yang dimiliki oleh saudariku.

Aku bahkan tidak mengeluarkan air mataku saat ibuku dinyatakan meninggal dunia.
Hingga terungkapnya sebuah rahasia yang begitu mengguncang kewarasan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Raymond

Hallo anak-anak, kita kedatangan teman baru...

Seru guru laki-laki itu menghentikan suara-suara gemuruh seisi kelas menjelang jam pelajaran dimulai.

Siswa laki-laki itu memperkenalkan namanya yang kini bisa kudengar dengan sangat jelas. Semua berkat paman Rangga, walau sedikit gila s***s namun masih memiliki sisi perhatian terhadap tetangga nya.

Raymond namanya, nama yang tampan setampan wajahnya. Kulihat ia duduk tepat disebelah Irene si gadis angkuh.

Gadis yang biasa duduk disebelahnya mundur demi memberikan tempat itu kepada si siswa baru, Raymond.

Dari situ aku dapat menyimpulkan jika keduanya memiliki hubungan yang tak biasa.

Sedangkan Ella sibuk menjelaskan padaku akan apa yang terjadi, membuatku sedikit terhibur. Sepertinya Ella masuh belum terbiasa akan kondisi telinga ku yang telah membaik.

Ella, i'm okay,,

Aku memberikan senyumku yang manis, membuatnya menyadari tingkahnya dan kemudian ia menutup mulutnya.

Ahh, aku masih belum terbiasa Shell,,, serunya bersemangat.

Aku lantas memeluknya, aku sepertinya semakin menyukai sikap tulus seorang Ella. Ia begitu berharga dimataku.

Kami melanjutkan pelajaran kami dengan suasana yang semakin seru, tidak ada lagi hambatan soal pendengaran ku walaupun selama ini Ella berperan besar dalam membantuku.

Setelah bel tanda istirahat berbunyi, Aku dan Ella bergegas menuju kantin sekolah untuk mengisi perut yang sejak tadi minta diisi.

Kali ini aku yang traktir,,, ucapku membuat senyum Ella terbit.

Hanya hal kecil, namun bagi kami itu sangat berharga. Daniella juga sering melakukan hal itu padaku. Bahkan ia tak jarang membawaku kue buatan tangan ibunya.

Hari ini kami bersenang-senang, tiada lagi ketakutan saat bertemu orang baru. Semua kini terasa ringan didalam langkahku.

Dan untuk merayakan kebahagiaan ini, aku dan Ella pergi menonton bioskop untuk pertama kalinya. Hanya berdua, membolos dari kelas sore tak akan membuat kami dikeluarkan dari sekolah.

Hanya itu yang kami pikirkan saat itu, tanpa takut akan kemarahan guru maupun orang tua. Karena kami melakukannya secara diam-diam, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Kami hanya tertawa memikirkan ide gila yang tiba-tiba muncul begitu saja. Hingga disini lah kami sekarang, dua orang siswi sedang menonton film romantis tentang percintaan.

Benarkah kita harus menonton ini,,? bagaimana jika ada adegan ciuman nya,,?

Ella tetaplah Ella, gadis polos yang tidak mengetahui banyak hal tentang berapa liarnya kehidupan jaman sekarang.

Namun tak jauh berbeda denganku, aku juga gadis polos yang hanya tumbuh dilingkungan rumah ku saja.

Kita hanya perlu menutup mata jika adegan itu muncul,,. ucapku sambil tersenyum menggodanya.

Bagaimanapun juga, kami adalah dua gadis yang ingin mengetahui bagaimana dunia ini berjalan. Bagaimana asmara mampu menggetarkan hati yang belum pernah merasakan jatuh cinta.

Hingga satu jam lebih kami menghabiskan waktu menyaksikan drama dihadapan kami. Mataku tidak mampu menutup saat adegan mendebarkan itu muncul.

Seketika pikiran liarku muncul memikirkan paman Rangga, tentang bagaimana ia menciumi bibir setiap gadis yang ditidurinya.

Tubuhku mendadak panas dingin, suasana ini begitu tidak kusukai. Rasa tak nyaman ini membuatku segera menarik Ella keluar.

Pikiranku buyar seketika saat mengingat paman Rangga, pria yang sebentar lagi akan menikahi saudariku.

Argh,,,

Suasana hatiku mendadak tidak nyaman, Ella yang ada disampingku hanya menggelengkan kepala melihat tingkahku yang mungkin aneh dimatanya.

Ayo, kita harus segera pulang...

Ella segera menyadarkan ku, ia harus pulang untuk membantu keluarga nya. Sedangkan aku membuat alasan jika paman Rangga sedang diperjalanan menuju tempat kami saat ini.

Baiklah, aku pergi dulu. Kabari aku kalau kamu sudah tiba dirumah. oke,,?

Aku mengangguk pasti, membuat Ella segera melangkahkan kaki nya menaiki bus tujuan rumahnya.

Aku menarik nafasku dalam-dalam, ku beranikan diriku untuk berjalan-jalan mengikuti kemana kakiku membawaku.

Ini kali kedua aku berjalan sendirian tanpa pengawasan siapapun. Mataku menatap nanar, gedung-gedung pencakar langit berdiri disekelilingku.

Kurasakan ponselku bergetar, sebuah panggilan dari nomor tak dikenal. Ku pandangi sekelilingku, mencari barangkali si penelepon yang tak dikenal ini ada diantara kerumunan banyak orang yang berlalu lalang.

Hingga panggilan ketiga, aku beranikan diriku untuk menekan tombol hijau dilayar ponselku.

Coba lihat dibelakangmu,,

Mendengar instruksi yang seperti penuh tekanan itu, membuatku spontan memutar tubuhku. Seorang pria kira-kira seumuran Ayahku sedang duduk didalam sebuah kafe sambil melambaikan tangannya padaku.

Aku melihat kebelakang, mana tau orang yang ia maksud ada di belakangku. Namun tidak ada, hanya aku yang berdiri tepat disini.

Jantungku berdetak kencang, siapa gerangan pria itu. Aku yang selalu disembunyikan rapat-rapat oleh Ayah selama ini tiba-tiba saja dihubungi oleh orang lain yang wajahnya tidak familiar di ingatanku.

Aku jelas merasa ragu untuk mendekatinya, sedangkan ponsel yang masih setia berada ditelingaku kembali berbunyi.

Jangan takut, aku sudah pernah mengirimi mu pesan singkat.

Seketika aku teringat pada pesan singkat yang kuterima beberapa minggu lalu, membuat rasa penasaran ku jadi meningkat.

Aku segera mengambil nafas panjang, membulatkan tekad untuk mengetahui siapa gerangan pria yang ada dibalik tembok kaca itu.

Disini lah aku sekarang, duduk dihadapan pria paruh baya yang terlihat seusia Ayahku. Senyumnya hangat membuat rasa khawatir ku perlahan menjauh.

Kau Shella, benarkan,,?

Paman kenal aku,,?

Ia tersenyum, lalu memanggil seseorang untuk memesan sesuatu. Aku hanya fokus memperhatikan gerak geriknya.

Tampan, tapi menurutku Ayahku masih lebih tampan. Dari segi wajah maupun postur tubuh, tidak ada yang bisa mengalahkan ketampanan seorang Julian Gallo.

Kau persis seperti Ayahmu, penuh kecurigaan.

Menurutmu, siapa aku,,?

Pria itu sepertinya pebisnis hebat, ia mampu menyerang lawan bicaranya tanpa sempat berpikir.

Otakku seketika mundur beberapa waktu kebelakang. Aku teringat pada pengakuan bos Luo tentang saudara laki-laki Ibuku.

Pengakuan tentang pamanku yang tak pernah terungkap ke publik, bahkan Ayahku menutupi nya dariku selama ini.

Namun karena Ayahku adalah seorang detektif profesional, aku sedikit banyak telah mewarisi sifatnya yang penuh perhitungan.

Maaf paman, aku harus pergi. Takut Ayahku akan mencariku.

Aku segera beranjak, namun suaranya menghentikan langkahku.

Ambillah, aku ingin membantumu walau hanya sedikit. Selama ini aku tidak bisa menemuimu karena banyak hal yang harus kuurus.

Ia menyerahkan sebuah ponsel beserta sebuah kartu debit.

Jangan ditolak, walaupun kau tidak mengenalku, namun aku mengenalmu dengan sangat baik.

Aku hanya diam, tak mampu menolak. Ponsel dan juga kartu itu ada didalam genggamanku sekarang.

Jauh dilubuk hatiku yang paling dalam, aku meyakini jika dia adalah paman adik dari Ibuku.

Aku memutuskan untuk menaiki bus saja, hitung-hitung menambah pengalaman ku menjajaki kehidupan dikota ini.

Pikiranku terbang mengingat apa saja yang telah kulewatkan. Ibu yang tidak pernah terbuka soal keluarga nya, juga Ayah yang selalu sibuk bekerja diluar.

Namun dari pertemuan ku barusan, aku mengerti satu hal. Apa yang Ayah larang selama ini ternyata bukanlah kekhawatiran biasa.

Didunia yang luas ini, aku tidak mengenal siapapun kecuali keluarga intiku. Ayah selalu menekankan bahwa banyak orang diluar sana yang ingin menjatuhkan orang lain.

Jangan menemui sembarang orang, karena pekerjaan Ayah sangat beresiko tinggi. Ayah bahkan harus menyamar demi keselamatan keluarga kita.

.

.

Next...

1
Tanti Purba
lanjut donk
kayla: Hallo jangan lupa mampir di karya terbaru aku yah " My Baby Girl" mohon dukungannya
yeppo: oke kak, ditunggu aja ya ☺
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!