Kesetiaan yang dibalas dengan pengkhianatan, membuat Bianca rela menyamar menjadi pembantu di rumah wanita yang menjadi istri siri suaminya tercinta.
" Bersiap-siaplah mas, tertawalah sepuas mu. Kau dan gundikmu itu akan membayar rasa sakit dari pengkhianatan ini ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gevha Jeany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Gila
Happy Reading...
💞
Di dalam mobil, keduanya disibukkan memeriksa tas hasil rampokan mereka. Ralat. Merampok kembali apa yang dirampok dari Bianca.
Apakah itu termasuk tindakan kriminal, mengambil kembali apa yang menjadi hak kita?.
"Bi..ada buku tabungannya ni" tunjuk Lilis
Bianca menerima buku tabungan tersebut dari Lilis dan memeriksa angka angka yang tercetak di dalamnya.
"Fantastic !!! 500 juta. Ckckck" Bianca menggeleng tak percaya
"Baru berapa bulan jadi simpanan. Pelet apa yang si gund*k itu kasih ke laki lo" celutuk Lilis keheranan
Mereka tak mendapati apa apa lagi dalam dompet selain hanya satu atm, ktp dan satu kartu kredit. Sedangkan uang, yang pasti sudah Lilis sedekahkan pada preman tadi dong...
Isi tas yang lainnya ada buku tabungan, dan beberapa make up saja
"Mana paper bagnya, aku mau liat isinya"
"Berlian???" Lilis memandang takjub pada benda yang berkilauan itu.
"Bahkan aku tak pernah dibelikan mas Yuga berlian semahal ini selama jadi istrinya" goresan luka dihati Bianca semakin menganga.
Dia yang tulus mengabdi pada suaminya, dia yang setia mengurus suaminya kala suka dan duka, menerima apa adanya, malah gund*k suaminya yang mendapat penghargaan.
Hati istri mana yang rela???
Hati istri mana yang tak sakit???
"Tapi akting lo tadi oke banget tau gak, Bi. Cocok lo jadi artis sinetron ikan terbang. Hahaha" Lilis memuji untuk mengalihkan pembicaraan agar sahabatnya tidak semakin tenggelam dalam kesedihan.
"Kita ke bank yok, mumpung masih ada waktu. Gak waktunya sekarang untuk meratapi nasib.
Semakin lo lemah, semakin lo ngasih kesempatan agar mereka ngijak lo" Lilis menyemangati.
Bianca mengerjapkan matanya dan menggangguk.
🌹
Brak...
Bianca menutup pintu mobil setelah urusannya di bank selesai.
"Kita langsung ke cafe ya, jumpain Dodi"
Lilis mengiyakan dan langsung tancap gas.
Tepat saat mobil mereka tiba di cafe, mereka berpaspasan dengan Dodi yang juga baru sampai di cafe.
"Dari mana lo?" tanya Lilis mengikuti langkah Dodi
"Baru nyelesain tugas dari sahabat lo yang rese itu" jawab Dodi ketus sambil melemaskan otot otot badannya di sofa ruangannya
"Lo ngapain disini? Bianca mana? Ni siapa lagi??" runtunan pertanyaan diberikan Dodi dan melihat bingung pada wanita yang bersama Lilis.
"Nafsuan banget sih lo. Satu satu dong kalau ngasih pertanyaan" sungut Lilis
Sementara Bianca memasang wajah masa bodo.
"Kita tu abiz merampok gund*k suaminya si Bianca" jawab Lilis santai
"Dan ini, masa lo gak kenal?" sambung Lilis
Dodi memicingkan matanya, mengamati wanita yang berpenampilan iyaaa jauhlah dari kata modis.
"Gak kenal gue" Dodi mengedikkan bahunya acuh. "Kalau modelan begini mah mana nyangkut diotak gue untuk diingat, tapi kalau cewek seksi dan bohaiii dalam mimpi pun terbawa bawa. Hahaha"
Bianca bangkit dari duduknya. Dan....
Pletak
"Heiii lo ya gak sopan" teriak Dodi
"Ooh...jadi lo gak ngenalin gue karna tampang gue yang begini???"
"Lis, suaranya kok mirip Bianca ya?. Apa telinga gue lagi bermasalah?" dia menatap bingung mengamati wanita itu.
"Hahaha bukan suaranya yang mirip. Tapi memang itu Bianca bodo" Lilis tertawa
Hah???
Mata Dodi membeliak penuh.
Tak lama tawanya ikut pecah. "Oh nooo!!! Seorang Bianca designer ternama yang modis sekarang modelannya kayak upik abu. Hahaha!!!. Kemaren minta dicariin kontrakan kecil sekarang penampilannya kayak begini. Bosan hidup enak lo?? Hahaha". Dia habis habisan meledek Bianca sampai aimatanya keluar.
"Bully!!!! Bully aja terosss" ucap Bianca dengan nada yang terdengar sewot
Tapi melihat tawa sahabatnya, ada rasa bahagia dalam hatinya. Dalam suka duka mereka saling mendukung dan tidak lepas tangan begitu saja.
"Udah dong, sakit ni rahang gue" ucap Lilis namun tetap tak bisa berhenti tertawa.
"Bagaimana ceritanya coba, Bianca jadi berubah gini?" tanya Dodi setelah tawa mereka mulai mereda.
Lalu Bianca menjelaskan semuanya pada Dodi.
Flashback
"Lis, gue kamar mandi bentar ya kebelet pipis ni"
Bianca berlari kecil ke toilet setelah Lilis mengiyakan.
Sembari menunggu, Lilis sibuk dengan gawainya tanpa dia sadari seorang preman dari belakang sedang mengintainya.
Melihat Lilis yang lengah, preman tersebut mendekat pelan pelan dan mencoba membuka tas Lilis.
Lilis merasakan ada gerakan yang samar di belakangnya. Ekor matanya menangkap sosok pria yang akan membuka tasnya lewat kaca sebuah toko yang tidak dilihat preman tersebut.
Lilis tersenyum miring lalu...
"Aakh!!!"
Lilis melintir tangan si preman kebelakang dan menendang kedua kakinya hingga berlutut ke tanah dan menodong pisau keleher si preman. Menggertak aja sih.
Nyali si preman pun menciut tidak menyangka sasarannya bukan orang yang lemah. Dia pun memohon mohon ampun.
"Ck. Muka sangar hati anak mami. Baru segini udah minta ampun. Dasar perampok gadungan" ejek Lilis
Ahaaa!!!!
"Ada ide ni"
Selang berapa menit Bianca kembali. Bianca mempercepat langkahnya menghampiri Lilis yang sedang menodongkan benda tajam pada pria yang tak dikenalnya.
Melihat kebingungan Bianca, Lilis pun menceritakan semua dan apa yang akan direncanakan selanjutnya pada Bianca dan si preman.
"Gimana, sanggup gak lo?" tanya Lilis dengan melotot
"Sangg up mbak" si preman tergagap
"Gue pantau lo dari jauh. Awas kalau lo kabur atau berani macam macam. Gue jadiin santapan harimau lo" gertak Lilis
Si preman menyanggupi dengan gemetaran.
Flashback off
.
.
.
.
💞
😭😭