Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.
👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.
_____________
Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.
Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.
Terima kasih 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Pertemuan di Istana Kerajaan Shouzhi
Qiang Yonggan dan Jiantou Tian saling berpandangan dengan kening berkerut. Mereka berdua yakin bahwa tidak ada Jenderal lain yang mereka kirim lagi selain kedua Jenderal tersebut.
" Yang Mulia Ning Hao, apakah anda serius, kami bahkan tidak pernah mengirim jenderal lainnya." Jiantou Tian heran.
Kali ini Ning Hao dan Liong Wijin yang saling berpandangan dengan kening berkerut.
" Jenderal Jiantou Tian, aku serius. Jenderal muda itu bahkan memiliki Lencana Emas Qilin Api. Selain itu dia juga berteman dengan jendral Qiaofeng, dan Jing Xiuhuan dengan baik. Dia mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang menggantikan jenderal Jin Song."
Semua orang di dalam ruangan itu saling berpandangan dan menatap Ning Hao dan Liong Wijin dengan serius. Bahkan wajah Qiang Yonggan dan Jiantou Tian terlihat mulai memerah karena kesal.
" Sungguh lancang! Beraninya dia menyamar dan merusak perdamaian antar dua kekaisaran ini. Yang Mulia Ning Hao, apa saja yang telah dia lakukan?" tanya Qiang Yonggan dengan wajah gusar.
" Ning Hao dan Liong Wijin saling berpandangan.
" Yang Mulia, biar aku saja." ucap Liong Wijin.
" Yang Mulia Kaisar Qiang Yonggan, namanya Jenderal Ruo."
" Apa...!?"
Semua orang di dalam ruangan itu begitu terkejut. Saat Jiantou Tian ingin berbicara, Qiang Yonggan langsung memberi tanda supaya Liong Wijin tetap melanjutkan ceritanya.
" Hm... Jenderal Liong Wijin, lanjutkan!" ucap Qiang Yonggan dengan wajah yang tiba-tiba berubah senang.
" Baik," jawab Liong Wijin dengan wajah heran lalu mulai bercerita.
" Yang Mulia, permasalahan itu berawal saat seorang jenderal kekaisaran Dong, yaitu Jenderal Yan Xiao Er, yang tiba-tiba memaksa masuk ke ibukota kekaisaran. Setelah Yan Xiao Er berhasil ditangkap, kami lamgsung membawanya ke aula istana untuk melakukan pemeriksaan, tetapi dia tetap diam dan memaksa untuk bertemu dengan Jenderal pasukan elit Qilin Api, sehingga kami memanggil jenderal Qiaofeng dan Jenderal Jing Xiuhuan."
" Lalu apa yang terjadi?" tanya Jiantou Tian semakin penasaran.
" Tidak lama kemudian, Jenderal Qioafeng dan Jenderal Jing Xiuhuan muncul bersama jenderal Ruo. Jenderal Ruo ini tanpa segan menyerang dan menghajar jenderal Ding Tiangang hingga melukainya, bahkan jenderal Qiaofeng juga ikut membantu tindakan Jenderal Ruo ini."
" Mengapa bisa demikian?" tanya Jiantou Tian sekali lagi.
" Itu karena aku yang memaksa Ding Tianggang melakukan kekerasan untuk mengorek informasi dari Yan Xiao Er." Ning Hao menjelaskan.
" Lalu dimana permasalahannya?" tanya Qing Yonggan semakin penasaran karena masalah itu terlihat biasa saja.
" Yang Mulia Qiang Yonggan, Sikap dan arogansi mereka berdua menimbulkan kecurigaanku, sehingga aku meminta jenderal Ning Wei untuk melakukan pengawasan. Naasnya Ning Wei tertangkap basah saat sedang melakukan tugasnya."
" Lalu apa yang dia lakukan?"
" Dia hanya mengatakan bahwa sikap yang telah kami lakukan merupakan tindakan yang menyakiti perasaan pasukan elit Qilin Api, lalu dia pergi begitu saja. Aku yang merasa tidak enak dengan hal itu, lalu ini bertemu dengannya dan membicarakan hal itu secara baik-baik, tetapi jenderal Ruo mengacuhkanku hingga dua hari, sehingga aku begitu kesal."
" Hm... lalu apa yang kalian lakukan selanjutnya?" tanya Qiang Yonggan dengan wajah tidak senang.
" Aku lalu meminta Jendral Liong Da dan Liong Ta membawanya ke wilayah terlarang tempat latihan pasukan naga emas dan memberinya pelajaran."
" Apa!...." Teriak Qiang Yonggan tiba-tiba berdiri dari takhtanya. Kemarahan yang luar biasa tampak di wajahnya dengan urat berwarna biru yang mulai bermunculan. Selain itu, Wu Zhengyi, Jiantaou Tian dan Jiandie bahkan telah melepaskan aura pembunuhan dari tubuh mereka menatap Ning Hao dan Liong Wijin dengan kilatan kemarahan.
" Swhus... swhus..." Jian Wusheng, Liu Chiu muncul di tempat itu sambil mengeluarkan pedang mereka dan mengarahkannya pada Ning Hao dan Liong Wijin.
Ning Hao dan Liong Wijin yang begitu terkejut. mereka berdua bahkan tidak mampu berkata-kata dengan reaksi seperti.
" Katakan, Apakah kau membunuhnya!" teriak Qiang Yonggan yang telah kehilangan sopan santunnya menunjuk kaisar Ning Hao dengan kasar.
" Ti-tidak, justru para Jenderal kami yang dihajar. Dia bahkan mempermalukan para Jenderal dan semua prajurit kami yang ada di tempat itu. Yang Mulia, Aku adalah saksi hidup yang menyaksikan pertempuran itu." Liong Wijin menjelaskan dengan terbata-bata.
" Lalu di mana dia sekarang?" tanya Qiang Yonggan sambil menarik aura pembunuhannya.
" Yang Mulia, Dia ada di kota Taiyang," jawab Liong Wujin bersuara. Di sisinya, Ning Hao yang terlihat pucat pasi itu bahkan tidak memiliki keberanian untuk menjawab. Reaksi Qiang Yonggan dan beserta para jenderalnya yang begitu emosi saat mendengar mereka menyerang Jenderal Ruo tersebut benar-benar telah membuatnya begitu ketakutan.
Mendengar jawaban Liong Wijin yang memastikan keamanan dan Qing Ruo, dengan perlahan wajah Qiang Yonggan yang memerah sebelumnya kini mulai terlihat tenang. Bahkan semua orang yang ada di dalam ruangan itu juga menunjukkan wajah yang sama.
Perubahan wajah dan sikap yang ditampilkan oleh Qiang Yonggan beserta para jenderalnya itu membuat Ning Hao dan Liong Wijin menjadi semakin penasaran.
" Yang Mulia, aku yakin Jenderal Ruo ini Pasti orang yang sangat dilindungi oleh mereka," ucap Liong Wijin berbicara melalui telepati pada Ning Hao yang masih pucat pasi.
" Aku rasa ada hal yang kalian rahasiakan dari kami. Jenderal Liong Wijin, Kami ingin memastikan bagaimana ciri-ciri dan karakter jenderal Ruo ini ketika berhadapan dengan kalian!"
" Yang Mulia Kaisar, dia adalah pemuda tampan yang bijaksana. Dia ramah, sopan, dan sangat tenang. Selain itu, dia sangat kuat. Saat itu dalam pertarungannya melawan jenderal Liong Ta dan jenderal Liong Da, dia bahkan tidak menunjukkan kekuatan penuhnya," ucap Liong Wijin dengan jujur.
Qiang Yonggan beserta para bawahannya menganggukan kepala. Mereka meyakini bahwa jendera Ruo yang dimaksud oleh Ning Hao dan Liong Wijin itu adalah orang yang sangat mereka kenal dan mereka hormati.
" Bagaimana akhir dari pertarungan itu?" tanya Qiang Yonggan.
" Semua orang yang bertarung melawannya, bahkan jenderal Liong Ta dan Liong Da dikalahkan dengan tamparan keras di wajah mereka."
" Dengan tamparan?"
" Benar Yang Mulia, Jenderal Ruo ini menampar semua prajurit yang menantangnya, bahkan merontokan gigi mereka."
" Aku yakin, kalian telah memprovokasinya!"
" Benar," jawab Liong Wijin jujur.
Qiang Yonggan menghempaskan nafas panjangnya.
" Walaupun kalian telah melakukan hal itu padanya, tapi dia tidak datang kemari dan melapor padaku."
Ning Hao dan Liong Wijin terdiam. Mereka seperti kehabisan pikiran untuk mencerna maksud kata-kata Qiang Yonggan itu.
" Yang Mulia, sebelumnya mereka mengaku tidak pernah mengirim Jenderal lain, lalu mereka begitu emosi saat mendengar kita memberi pelajaran pada jenderal Ruo ini, sekarang Qiang Yonggan menyatakan bahwa Jenderal itu tidak datang melapor kepadanya," ucap Liong Wijin sekali lagi berbicara melalui telepati pada Ning Hao yang masih tidak di tanggapi itu.
" Baiklah aku memaafkan tindakan kalian yang telah melakukan sesuatu yang menurutku diluar batas itu," ucap Qiang Yonggan dengan wajah yang sudah tidak bersahabat lagi.
" Terima kasih Yang Mulia," ucap Ning Hao.
Saat mereka sedang berbincang-bincang tiba-tiba seorang Komandan pasukan memasuki ruangan.
" Komandan, ada apa?" tanya Wu Zhengyi dengan tatapan tajam.
" Yang Mulia Kaisar, Yang Mulia Raja, kita kedatangan tamu lagi."
" Hm...Baik, bawa dia masuk!" ucap Qiang Yonggan penasaran.
" Baik Yang Mulia." lalu meninggalkan ruangan.
Tidak lama kemudian sang komandan lalu kembali bersama dua orang lainnya.
" Apa!?" Ning Hao dan Liong Wijin terkejut, tetapi reaksi dari Qiang Yonggan beserta bawahannya terlihat biasa saja.
Di hadapan semua orang, kedua tamu baru itu juga terlihat sedikit terkejut saat melihat keberadaan Ning Hao dan Liong Wijin.
" Yang Mulia Kaisar Ye Dongli, dan jenderal Ye Nan Yang, selamat datang istana kerajaan Shouzhi," ucap Qiang Yonggan sambil mempersilakan kedua tamu itu duduk dengan hormat.
" Yang Mulia Kaisar Qiang Yonggan, terima kasih." ucap Ye Dongli sambil menangkupkan tangannya dengan hormat lalu duduk pada kursinnya.
" Hari ini sungguh luar biasa, dimana tiga Kaisar berada di tempat ini. Yang mulia Kaisar Ye Dongli, Jelaskan tujuan kedatangan anda." ucap Qiang Yonggan dengan ramah.
Ye Dongli terdiam sesaat lalu mengarahkan pandangannya pada Ning Hao dan Liong Wijin dengan tenang.
" Hm..., tidak perlu ada yang dirahasiakan lagi. Yang Mulia Qiang Yonhgan, Jujur saja aku tidak ingin melakukannya, tetapi ini adalah keinginan tuanku. Dia ingin kita berdamai, dan membuat aliansi tetap, tapi tidak dengan kekaisaran Luan." sambil menatap Ning Hao dan Liong Wijin dengan tajam.
" Baik, kami menerima usulan anda, karena tuanku juga menginginkan perdamaian itu," jawab Qiang Yonggan tegas.
" Terima kasih Yang Mulia. Mulai saat ini, Kekaisaran Dong dan Kekaisaran Hanguo akan berteman dan menjadi aliansi tetap, " ucap Ye Dongli sambil mengeluarkan segel kekaisaran.
" Baik," jawab Qiang Yonggan yang juga mengeluarkan segel kekaisarannya.
Dengan sigap Wu Zhengy lalu membuat surat perjanjian itu dan meminta kedua Kaisar itu memeteraikannya dengan segel yang mereka miliki.
Di dalam ruangan itu, Ning Hao dan Liong Wijin hampir tidak mempercayai apa yang mereka lihat saat itu. Rangkaian peristiwa yang menjadi terjadi di hadapan mereka berdua tidak ubahnya seperti mimpi, dimana dua kekaisaran yang berseteru, dan terlibat perang tersebut tiba-tiba membuat perjanjian damai dan membentuk aliansi tetap. Bahkan mereka berdua tanpa basa-basi yang berpanjang lebar menyetujui perjanjian damai itu.
" Yang Mulia, aku sangat penasaran, karena perjanjian itu berdasarkan keinginan tuan mereka. lalu Siapa Tuan Qiang Yonggan dan tuan Ye Dongli?" tanya Liong Wijin pada Ning Hao melalui telepati.
" Aku juga sangat penasaran. Sejak kapan seorang kaisar seperti Ye Dongli yang sangat arogan dan tinggi hati ini tiba-tiba mau merendahkan diri dan mengajukan perjanjian damai dengan kekasaran Hanguo yang telah mengalahkannya."
" Baik, secara resmi dua kekaisaran telah membentuk aliansi tetap maka tidak ada lagi permusuhan diantara kita. Yang Mulia Qiang Yonggan, aku secara pribadi serta seluruh kekaisaran Dong meminta maaf atas kesalahan yang telah kami lakukan sebelumnya."
" Yang Mulia kaisar Ye Dongli, kami juga minta maaf atas tindakan kami yang telah melakukan pembantaian tanpa belas kasihan itu. Aku harap di masa depan kita dapat saling menolong dan membantu, serta menjaga perdamaian antar dua kekaisaran ini." Sambil menatap Ye Dongli dengan lekat.
" Yang Mulia Qiang Yonggan
dapat memegang janjiku," ucap Ye Dongli sambil bertukar bendera kekaisaran.
********
🙏🙏 Mohon LIKE dan komentarnya. Terima kasih🙏