Terpaksa Menikah Kontrak Dengan ( CEO )

Frenkie sudah sampai di parkiran mobilnya. Ia tidak sengaja melihat mobil Mamahnya sudah terparkir.

Dirinya kesal, pikirnya pasti Mamahnya sudah ada di Apartemen miliknya sekarang. Membuat ia mendengus kesal. Ia melirik ke arah Saras yang sedang tertidur, idenya muncul dan ia langsung tersenyum.

"Aku akan menggendongmu, untuk reputasi aku di depan Mamah." Ucap Frenkie senang.

Dirinya langsung menggendong Saras. Ia mendengus kesal lagi. Karena Saras begitu berat saat di gendong, sesekali Frenkie berhenti karena tangannya merasa pegal.

"Dasar wanita gila, selalu tidur di dalam mobil! Apa ini sudah jadi kebiasaan dirinya selalu tidur saat perjalanan." Ucapan Frenkie di dengar Saras.

Saras langsung membuka matanya dan menjitak kepala Frenkie.

"Kau ini, ngomong apa tadi haaahhh." Desak Saras.

"Tidak, lupakan saja." Males Frenkie.

"Turunkan aku." Kesal Saras.

"Diam, di Apartemen ada Mamah yang mau melihat baju pengantin kita nanti," ucap Frenkie enteng.

Saras pun langsung tersenyum, pikirnya ada untungnya juga dia menggendong dirinya ke Apartemen.

"Setiap hari kau gendong aku ke Apartemen kita." Ucap Saras enteng.

"Kau, sangat menyebalkan, bisa-bisa aku tidak bisa jalan." Desis Frenkie kesal.

"Memangnya aku gajah," kesal Saras.

"Bukan gajah, tapi kau monyet," ucapan Frenkie membuat kesal Saras.

Dirinya langsung menggigit lengan Frenkie. Terlihat Frenkie kaget. Seketika ia langsung menjatuhkan Saras ke lantai.

"Kau sangat keterlaluan, lihatlah kau mengigit tanganku secara sadis. Ku pikir kau bukanlah monyet tapi serigala," ucap Frenkie sambil meniup lengannya yang di gigit Saras.

"Kau menyebalkan, sudah ngatain aku monyet dan juga srigala! aku.... hoeee.. Saras menangis pura-pura.

"Kau kenapa,? panik Frenkie.

Saras masih pura-pura menangis. Frenkie panik ia langsung menggendong lagi Saras kembali.

"Sudah jangan nangis, seperti anak kecil mau minta jajan saja." Ucap Frenkie, ia khawatir Saras pergi meninggalkan dirinya.

"Kau jahat, sebagai hukumannya kau harus selalu menggendongku setiap hari ke Apartemen," ucap Saras enteng.

"Apa-apaan kau ini, gak mau!" kesal Frenkie.

"Ya sudah, aku juga gak mau menikah kontrak dengan kamu. Kamu cari wanita lain yang mau sama kamu. Paling juga Nenek-nenek yang mau dengan kamu." Ujar Saras.

"Hahaha... jadi kaulah Nenek-neneknya," ucapan Frenkie membuat Saras tidak percaya. Ia langsung mencubit perut Frenkie.

"Aww"

"Puas, rasain," ucap Saras kesal.

"Kau ini benar-benar yah," ucap Frenkie sambil berjalan.

"Bodo amat, kau sangat menyebalkan bilang aku Nenek-nenek," kesal Saras cemberut.

"Iya emang benar, katamu tadi. Gak ada yang mau sama aku selain Nenek-nenek. Nah kamu malah mau sama aku. Berarti kaulah Nenek-nenek yang sudah mau sama aku ahahah..." Frenkie merasa puas.

Saras cemberut, ia tidak terima. Dirinya kalah sama Frenkie dalam berdebat malam ini.

Tidak terasa mereka sudah mau Sampai ke Apartemen. Setelah melewati lift mereka langsung membuka pintu. Dan benar saja, Mamah Aayushi sudah duduk manis di sofa sambil memainkan ponselnya.

Frenkie perlahan menutup pintunya. Namun hal itu di dengar oleh Mamah Aayushi.

"Hai, kalian sudah datang," ucapnya sambil berdiri.

"Hmmm, Mamah kok, gak bilang mau ke sini sih," dengus Frenkie.

"Biar jadi kejutan buat kalian berdua. Dan Mamah benar kalian selalu romantis. Apakah setiap hari kalian begini,? tanya Mamah Aayushi.

"Iya, tante. Frenkie kan calon suami yang baik," jawab Saras terpaksa.

"Ayo, sini. kalian pasti cape," ucap Mamah Aayushi.

Setelah itu, Saras di dudukan di sofa perlahan sama Frenkie. Mereka langsung berbincang hal kecil. Setelah itu, mereka membahas hari pernikahan dan menanyakan gaun pengantin yang mereka beli tadi siang.

"Coba liat, Mamah penasaran sama gaun yang kalian beli,? seru Mamah Aayushi.

Frenkie langsung memberikan gaun itu dan duduk kembali. Dirinya sangat malas dan merasa kesal.

"Waah, ini sangat indah dan bagus. Kamu cocok sayang pakai gaun ini." Ucapnya sambil menentengkan gaun itu.

"Iya, tante, pastinya pernikahan kita akan sangat mengesankan. Iyakan sayang," ucap Saras menekan.

"Iya, sayang" jawab Frenkie terpaksa.

Mamah Aayushi pamit pergi ke WC. Frenkie dan Saras merasa lega dirinya terlepas dari gaya aktingnya.

Saras langsung cemberut kesal, ia tidak mau membahas pernikahan kontraknya. Dan malah ada Mamah Aayushi yang bikin Saras harus selalu romantis.

"Kau sangat menyebalkan Frenkie! aku kesal sama kamu." Ucapan Saras langsung mengerutkan kening Frenkie yang ada di sebelahnya.

"Apaan, kau ini. Kita harus selalu romantis untuk reputasi kita kedepannya," jelas Frenkie.

"Aku tidak mau, kau harus ganti rugi kekesalan hatiku ini," jawaban Saras. Membuat Frenkie menohok.

"Tanggung jawab apa? aku tidak melakukan hal yang membuatmu rugi," jawab Frenkie enteng.

"Kau menyebalkan, aku rugilah. Selama 6 bulan kita cuma menikah kon..." Ucapan Saras di bekam Frenkie.

Frenkie melihat Mamahnya sudah ada di belakang mereka.

"Kon... apa sayang?" tadi Mamah mendengar kata Kon..?" tanya Mamah Aayushi sambil duduk kembali.

"Heee, tidak Tante, tadi kita lagi membahas teman kita ada yang menikah besok. Jadi kita harus segera menghadirinya, besok pagi di kontrakan miliknya." Jawab Saras asal.

"Oh, kirain apaan heee," senyum Mamah Aayushi.

"Ya ampun, Tante ini, mesum sekali. Dikira Kon apa gitu ya hahhah " Gumam Saras sambil menahan tawanya.

Setelah itu, Frenkie memegang tangan Saras secara tiba-tiba. Saras berdecak kesal, mau menolak ada Mamah Aayushi.

"Lihatlah tante, Frenkie selalu tidak mau menjauh dariku," ucap Saras menekan.

Frenkie tersadar tangannya terus memegang tangan Saras.

"Apaan, kau tadi yang menggandengku," sewot Frenkie.

Saras langsung menginjak kaki Frenkie kesal. Dirinya langsung melepaskan tangannya.

"Diam kau, biar Mamahmu segera pergi setelah melihat kemesraan kita," desis Saras pelan.

Setelah itu, Frenkie mengangguk setuju dan Mamah Aayushi benar ia pamit pulang.

Saras merasa lega dan dirinya sudah merdeka dari aktingnya saat ini.