NovelToon NovelToon
RAHIM TERPILIH

RAHIM TERPILIH

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Dosen / Identitas Tersembunyi / Poligami / Romansa / Konflik etika
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Essa Amalia Khairina

Siapapun tak ingin mendapatkan takdir yang tak sejalan dengan keinginan, termasuk Asha. Sejak awal ia tahu hidupnya tak pernah sempurna, namun tak pernah ia bayangkan bahwa ketidaksempurnaan itu akan menjadi alasan seseorang untuk merendahkannya—terutama di mata Ratna, ibu mertuanya, wanita yang dinginnya mampu merontokkan kepercayaan diri siapa pun.

"Untuk apa kamu menikahi wanita seperti dia?!"
Satu kalimat yang terus menggetarkan jantungnya, menggema tanpa henti seperti bayang-bayang yang enggan pergi. Kalimat itu bukan hanya penghinaan. Itu adalah vonis, sekaligus penjara yang tak pernah bisa ia hindari.

Sejak hari itu, Asha belajar diam. Bukan karena ia lemah, tetapi karena setiap kata yang keluar dari mulutnya hanya akan memicu luka baru.

Namun ada satu hal yang membuatnya tetap bertahan.

Aditya.

Namun saat kehadiran Nadia, semua mulai berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Essa Amalia Khairina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KESADARAN DIRI

SATU MINGGU KEMUDIAN....

Pagi masih sangat muda ketika suara getar ponsel memecah keheningan rumah. Matahari baru saja menyembul dari balik atap rumah, memantulkan cahaya keemasan yang lembut melalui tirai tipis di jendela kamar.

Udara masih dingin, segar, dan sunyi—jenis pagi yang biasanya membuat siapa pun ingin menarik selimut lebih rapat lagi. Namun telepon itu berdering lagi. Dan lagi.

Asha membuka mata perlahan. Cahaya matahari menyambutnya terlebih dahulu, menimpa wajahnya dengan hangat yang menenangkan. Ia berkedip beberapa kali sebelum memutar tubuh, melihat layar ponsel yang menyala.

"Sayang, kamu udah bangun." Sapa Adit keluar dari kamar mandi. ia sudah berpakaian rapi. Kemeja biru muda yang masih tampak segar dan licin, lengan digulung sedikit hingga siku, memberi kesan santai namun tetap tertata. Rambutnya yang masih sedikit basah tersisir rapi ke samping, memancarkan aroma sabun dan parfum yang wangi—segar, maskulin, dan familiar.

Asha mengangguk pelan sambil menyerahkan ponsel itu ke tangan Adit. “Ada telepon, Mas… dari Arya.” Ucapnya lirih.

Adit yang tadinya tampak santai langsung mengerutkan dahi. Ia mengambil ponsel itu, menatap layar yang masih menampilkan panggilan masuk. “Pagi-pagi begini?” Gumamnya, sambil menarik ikon hijau ke atas dan merapatkannya ke daun telinga. "Halo?"

"Hayu, Bro. Lo masih dimana?" Suara Arya terdengar napas pendek, seperti menahan sesuatu—tekanan, gelisah, atau keduanya.

Adit langsung menepuK jidatnya keras sampai Asha sedikit tersentak. "Ya ampun gue lupa sama jadwal kita hiking hari ini."

"Waah, parah si lo."

"Sorry, kebetulan gue juga sekarang ada jadwal meeting di kantor."

"Ah, gak asyik lo!"

Adit memejamkan mata, mengusap wajahnya cepat. "Next time, ya... gue bakal ikut kalau ada rencana, lagi. Ntar gue catet jadwalnya."

"Ya udah... ntar gue hubungi lagi jadwalnya. Kita pergi dulu. Tanpa lo."

"Sorry, ya. have fun kalian."

Tuuuut.

"Mas…” Lirih Asha. Ia memanggil pelan begitu melihat Adit mematikan ponsel secara sepihak. Gerakannya cepat, hampir kasar—bukan marah pada Asha, tapi jelas menunjukkan sebuah kekecewaan. " Kamu baik-baik aja, Mas?"

Adit mengangguk, ia menoleh ke arah Asha lalu tersenyum. Senyum yang dipaksakan. "Aku lupa dengan rencana hiking bareng Arya." Jelasnya.

Asha menunduk. "Ini semua karena aku." Gumamnya. "Kamu terlalu sibuk mikirin kehamilan aku, jadi—"

"Ssssst, sayang..." Sela Adit lembut, "Kenapa kamu bicara seperti itu? Kehamilan kamu lebih penting dari segalanya. Ini anak kita yang harus kita perjuangin bersama."

"Mas..."

"Sayang, lagipula... akhir-akhir ini juga aku sibuk ngurusin masalah pekerjaan." Tandas Adit. "Kamu gak perlu merasa bersalah. Ini wajar. Itu tanggung jawab aku sebagai suami."

“Mas… apa kamu nyesal menikah sama aku?” Celetuk Asha.

Adit langsung membuka mata. Pelan, ia menurunkan pandangannya untuk melihat wajah Asha. Tapi wanita itu tak berani menatap ia justru meremas ujung bajunya sendiri.

“Kamu jadi ngelewatin masa muda kamu…” Lanjut Asha, suaranya pecah halus.

“Yang seharusnya kamu puas-puasin dulu bareng teman-teman kamu. Nongkrong, main, bebas… sebelum akhirnya nikah sama aku.”

Ada jeda. Sunyi. Hanya napas Asha yang terdengar tidak stabil.

Adit menghela napas—bukan karena berat, tapi karena ia tak menyangka istrinya menyimpan kekhawatiran ini. Pelan, ia mengangkat dagu Asha dengan dua jari, memaksa istrinya melihat langsung ke matanya. “Sayang…” Suaranya rendah, hangat, dan penuh ketulusan. “Kamu dengerin aku baik-baik, ya...” Ia memegang kedua pipi Asha, ibu jarinya mengusap lembut. “Kalau kamu pikir aku nyesel nikah sama kamu…”

Adit mendekatkan wajahnya sedikit, seakan tak ingin ada jarak. “Berarti kamu nggak kenal aku.”

Asha mengerjap, air mata mulai terbentuk di sudut matanya.

Adit tersenyum kecil—senyum yang hangat tapi tegas. “Aku nggak ngelewatin masa muda aku, sayang. Masa muda aku itu udah lewat. Dan aku puas kok. Aku udah ngerasain semua itu, nongkrong sampai pagi, jalan nggak jelas, pulang malam, hiking tanpa kenal lelah, hanya saja... sekarang berbeda. Ada tanggung jawab yang harus aku pegang. Itu kalian. Kamu..." Katanya melirik ke arah perut tipis Asha. "Dan calon anak kita." Tegasnya.

Asha menggigit bibirnya kuat-kuat.

Bukan karena sakit. Tapi karena kata-kata Adit tadi… menghantam lembut sekaligus keras ke dalam hatinya. Tangis yang ia tahan bukan karena terluka—justru sebaliknya. Karena ia merasa disentuh begitu dalam, sampai dadanya terasa sesak.

Asha kemudian mengangkat wajah, menatap lekat Adit. "Aku cinta sama kamu, Mas." Katanya kemudian, tegas dan penuh keyakinan.

Adit tersenyum tipis, ia hanya mengecup kening Asha dan menahannya lebih lama disana. Sementara, sebelah tangannya menghapus lembut air mata Asha dengan ibu jari.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!