NovelToon NovelToon
Istri Rasa Selingkuhan

Istri Rasa Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Tunangan Sejak Bayi / Nikah Kontrak
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

Andra dan Trista terpaksa menikah karena dijodohkan. Padahal mereka sudah sama-sama memiliki kekasih. Pernikahan kontrak terjadi. Dimana Andra dan Trista sepakat kalau pernikahan mereka hanyalah status.

Suatu hari, Andra dan Trista mabuk bersama. Mereka melakukan cinta satu malam. Sejak saat itu, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati mereka. Trista dan Andra terpaksa menyembunyikan kedekatan mereka dari kekasih masing-masing. Terutama Trista yang kekasihnya ternyata adalah seorang bos mafia berbahaya dan penuh obsesi.

"Punya istri kok rasanya kayak selingkuhan." - Andra.

"Pssst! Diam! Nanti ada yang dengar." - Trista.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17 - Kamera Tersembunyi

Andra menuruni tangga perlahan bersama Trista, keduanya masih mencoba menyesuaikan napas dan ekspresi setelah percakapan tegang barusan. Sebenarnya, Andra masih ingin tertawa setiap mengingat kata “bos mafia”. Baginya itu terdengar seperti adegan sinetron malam-malam. Tapi melihat wajah Trista yang pucat, dia memutuskan untuk menahan komentar apa pun.

“Dra,” bisik Trista dengan suara samar. “Tolong… jangan terlalu ramah sama dia. Bersikaplah dingin, seperlunya saja.”

Andra mendengus pelan. “Aku bahkan nggak tahu harus bersikap apa, Tris. Kita habis—”

“Sudah, pokoknya diam dan jangan aneh-aneh,” potong Trista cepat, pipinya memerah sekilas mengingat apa yang dimaksud Andra.

Andra mengangkat tangan sedikit tanda setuju. “Baik, baik. Dinginnya mau level apa nih? Freezer ikan? Kulkas dua pintu?”

Trista melotot kecil, tapi tak menjawab. Andra terpaksa menutup mulut dan mengalihkan fokus ketika mereka tiba di bawah.

Tika masih berdiri tegak di ruang tamu, seperti tentara sedang menunggu komandan. Posturnya yang sedikit kekar dan tatapan waspadanya membuat suasana rumah itu terasa berbeda dari biasanya, lebih sempit, lebih terkontrol.

Andra menyembunyikan rasa canggungnya dengan clearing throat pelan. “Tika. Trista ada di sini.”

Trista tersenyum tipis, senyum palsu yang bahkan Andra bisa lihat dari samping. “Tika, ayo ikut aku. Biar aku antar kau ke kamar dan jelaskan beberapa hal.”

Tika mengangguk tanpa ekspresi. “Baik, Mbak.”

Sebelum mereka naik ke lantai dua, Trista sempat melempar tatapan ke Andra, kode supaya pria itu tetap berada di bawah, menjauh dari Tika.

Andra mengangkat alis, lalu mengangguk patuh. Namun begitu mereka menghilang di tikungan tangga, Andra menghembuskan napas panjang.

“Bos mafia… ya Tuhan, ini gila,” gumamnya sambil menepuk kening.

Sementara itu, Trista naik lebih dulu dengan Tika mengikuti di belakang. Namun baru beberapa langkah memasuki lorong lantai dua, Trista berhenti. Karena dia melihatnya.

Tepat sebelum sadar Trista menoleh, Tika sedang menempelkan sesuatu ke sisi lemari dekat tangga. Sesuatu yang kecil, hitam, hampir tak terlihat kamera. Jantung Trista turun ke perut.

Tika cepat-cepat menarik tangannya dan berdiri tegap lagi, seolah tidak terjadi apa-apa. Tatapannya tenang, terlalu tenang. “Kenapa berhenti, Mbak?” tanya Tika datar.

Trista menahan detak jantungnya yang mulai tak terkendali. “Oh… tidak. Hanya memastikan Andra tidak memanggil. Ayo, lanjut.”

Dia memilih untuk tidak membuat ribut. Kalau Tika tahu dia ketahuan, itu hanya akan membuat Tika lebih curiga dan Regan lebih protektif. Dalam situasi seperti ini, berpura-pura tidak tahu adalah pilihan terbaik.

Lorong lantai dua yang biasanya sunyi terasa seolah memiliki mata dan telinga. Trista mendadak membayangkan kamera-kamera itu memantau setiap gerakannya, setiap tatapan, bahkan napas.

Setibanya di kamar yang disiapkan untuk Tika, Trista membuka pintu. Kamar itu bersih, sederhana, dengan jendela kecil dan lemari kayu.

“Ini kamarmu,” kata Trista.

Tika meletakkan tasnya di ranjang, lalu menoleh. “Baik, Mbak. Terima kasih.”

Trista menyembunyikan kegelisahan dengan memasang wajah datar. “Pekerjaanmu… sama seperti pembantu biasanya. Bersihkan rumah, pastikan semuanya rapi. Aku biasanya sibuk di butik, Andra sibuk di kantor, jadi kau akan lebih sering sendirian dalam rumah.”

Tika mengangguk. “Tentu. Akan aku kerjakan.”

Trista menelan ludah. “Tapi… kau tidak perlu masuk ke kamar kami tanpa izin. Kamar pribadi tidak boleh sembarangan dimasuki.”

Tika menatapnya lama. “Tentu, Mbak.”

Jawaban itu terlalu cepat. Terlalu licin. Trista langsung merasa tidak nyaman.

“Kau bisa mulai bekerja nanti setelah beres menata barangmu,” lanjut Trista agar tidak terlihat gugup.

“Baik, Mbak Trista.”

Trista mengangguk singkat dan keluar kamar. Begitu pintu tertutup, dia menutup wajahnya dengan kedua tangan. “Ini semua gila…” bisiknya.

Dia harus memberi tahu Andra. Tapi bagaimana? Tika bisa muncul kapan saja, dan siapa tahu berapa kamera yang sudah terpasang. Mendadak ruangan terasa berbahaya.

Sementara itu, Andra masih berdiri di bawah sambil mengamati ruang tamu. Dia sebenarnya berusaha bersikap biasa saja, tapi pikiran liar tidak berhenti mengganggu.

'Pacar Trista… bos mafia? Serius? Mana ada montir jadi bos mafia? Ini pasti cuma dramanya Trista saja.'

Andra menghela napas panjang, berusaha menangkap logika. Tapi kemudian, pikirannya teralih pada sesuatu yang jauh lebih membuatnya resah. Trista. Istrinya itu sudah membuatnya gila. Andra bahkan sampai melupakan kekasihnya yang sebenarnya, Ajeng.

Malam tadi, dan pagi ini, semuanya terasa begitu nyata. Dan sekarang Tika, si pembantu tangguh, tinggal serumah bersama mereka. Satu kesalahan kecil saja bisa membuat segalanya hancur.

Andra mengusap wajah. “Ya Tuhan, apa yang baru saja aku masuki ini?”

Tak lama kemudian, langkah kaki terdengar menuruni tangga. Trista muncul dengan senyuman kecut.

Andra melangkah mendekat. “Bagaimana?”

Trista hanya bisa memberi jawaban singkat, hampir seperti bisikan. “Nanti kita bicara.”

Andra menatapnya sejenak, lalu mengangguk. Mereka berdua berdiri di ruang tamu dalam diam yang tegang, dan itulah awal dari kehidupan baru mereka, kehidupan yang harus dijalani dengan topeng, kebohongan, dan seseorang yang terus mengawasi mereka dari balik lensa kecil.

1
Tiara Bella
ternyata andra sm trista bersandiwara didpn Regan....tp Regan gk percaya
Rommy Wasini Khumaidi
Andra kan merasa dia pemenangnya...oh jelas dong,dia sah dimata hukum & agama,trs Andra juga sudah mendapatkan hatinya Trista
Cindy
lanjut
kalea rizuky
regan tulus bgt lo
Cindy
lanjut
Rommy Wasini Khumaidi
terserah kamu lah thor,aku hanya berharap takdir yang baik untuk mereka.
Tiara Bella
tuh kan langsung ketemu....mafia apa sh gk bisa ditemukan ..Andra sm trista gimana itu nasibnya
Ass Yfa
bener bngt mereka suami istri tapi kayak selingkuh...huh...🤣🤣
Rommy Wasini Khumaidi
mafianya beda,mungkin ini mafia tipe kadal yang bisa dibuayaain🤣
Cindy
lanjut
Tiara Bella
nikmatin dl aja bulan madu kalian....masalah mah tunggu nanti
Cindy
lanjut
Tiara Bella
skrng senang² dl gk tw entar
Cindy
lanjut
Tiara Bella
aduh Andra santai bngt gk tw apa yg dihadapi itu mafia.....
Vike Kusumaningrum 💜
Nginap aja, biar Regan kalang kabut 🤭
Rommy Wasini Khumaidi
nggak nginep aja nih dirumah orang tua biar gk kucing²an lagi
Rommy Wasini Khumaidi
lebih pintar malingnya dong,malingnya halal untuk menyentuh dan disentuh😁
Cindy
lanjut
Tiara Bella
makan malam yg hangat dan kekeluargaan ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!